Sunday, May 31, 2020

Pithecanthropus Erectus: Pengertian, Sejarah, Dan Cirinya


Pithecanthropus Erectus yaitu salah satu insan purba yang hidup pada abad kemudian.





Sejarah kemajuan peradaban insan di Indonesia tidak luput dari beberapa pergeseran pola hidup dari nenek moyang kita yang hidup secara nomaden sampai yang mulai hidup menetap.





Berbicara tentang hal tersebut, tentu akan bekerjasama dengan pembahasan manusia prasejarah yang hidup di Bumi pada ribuan bahkan jutaan tahun kemudian.





Pada artikel kali ini, kita akan membahas secara lebih lanjut tentang Pithecanthropus Erectus, salah satu insan purba yang sangat penting bagi kebudayaan insan terbaru.






Pengertian Pithecanthropus Erectus





Pemberian nama ini Pithecanthropus Erectus didasarkan pada bentuk fisik dari insan purba ini.





Secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yakni Pithecos yang mempunyai arti Kera, Anthropus yang memiliki arti Manusia, serta erectus yaitu tegak. Secara maknawi bisa disimpulkan bahwamanusia purba jenis ini mempunyai tubuh seperti simpanse namun berjalan dengan tegak.





Pithecanthropus Erectus merupakan nama yang dibentuk oleh seorang Paleontology asal Belanda bernama Eguene Dubois.





Berdasarkan hasil temuannya, diperkirakan sudah hidup kurang lebih sekitar 500 ribu atau bahkan meraih satu juta tahun kemudian.





Manusia purba ini didapatkan di Lembah Sungai Bengawan Solo kawasan Trinil pada sekitaran tahun 1891 dengan bentuk serpihan fosil tulang, rahang, paha kiri, tengkorak atas, rahang, dan juga dua graham.





Pithecanthropus Erectus diduga oleh para jago hidup pada zaman batu tua atau zaman paleolitikum.





 



Pola Hidup Pithecanthropus Erectus





Pola hidup pithecanthropus Erectus




Sebagai salah satu manusia purba yang masih awal, Pithecanthropus Erectus menjalani kehidupan secara nomaden atau mampu dikatakan berpindah-pindah dan tidak menetap di satu daerah dalam kurun waktu yang lama.





Salah satu tempat tinggal mereka sementara yakni gua-gua yang kita kenal selaku abris sous roche.





Selain itu, mereka juga sering menetap usang di kawasan-daerah yang dekat dengan sumber air. Selain alasannya semua insan membutuhkan air, ternyata binatang-hewan buruan mereka juga banyak didapatkan di erat sumber air.





Berburu hewan dan mengambil kuliner dari alam yaitu cara utama untuk bertahan hidup. Oleh karena itulah banyak ditemukan peninggalan berupa kapak gengam, alat penetak, batu penggiling, hingga kapak perimbas.





Kehidupan pada zaman tersebut belum mengenal tulisan dan kesenian sederhana. Manusia cuma mengenal mengolah masakan dan mencari tempat berteduh.





Oleh karena itu, abad hidup dari insan purba ini kerap disebut selaku zaman pra huruf, atau zaman sebelum sejarah.





Seiring dengan berjalannya waktu, insan purba ini mulai hidup menetap di suatu kawasan dan mulai mengenal cocok tanam serta peternakan sederhana.





Kemajuan pesat ini disebabkan oleh kapasitas otak Pithecanthropus Erectus yang cukup besar, sehingga daya kreasinya juga tinggi.





 



Sejarah Pithecanthropus Erectus





Sejarah Pithecathropus Erectus




Sejarah awal dari penemuan homo sapiens jenis ini bermula dikala seorang bernama Eugene Dubois pada tahun 1887 ditugaskan selaku tenaga medis datang ke Indonesia.





Pada Mulanya Eugene melakukan penggalian pada beberapa gua yang ada di tempat Sumatera, tetapi tidak mendapatkan hasil. Akhirnya, memilih untuk mencari ke daerah lain dan berlabuh di Pulau Jawa.





Kedatangannya ialah respon atas info tentang penemuan fosil yang didapatkan di sekitaran daerah Tulungagung yang diketahui dengan istilah Wajakensis ditemukan oleh D.B Van Rietsholthen.





Peristiwa tersebut memacu niatnya untuk terus menggali dan mencari kemungkinan penemuan jejak peradaban prasejarah di tempat Jawa.





Penggalian pertamanya lalu dilaksanakan di Desa Kedungbrubus dan tidak menerima hasil. Tidak frustasi, dilanjutkan menuju ke Trinil, di sekitaran lembah Sungai Bengawan Solo risikonya pencariannya mendapatkan hasil.





Potongan badan berupa gigi (Tr-1), dan juga tempurung Kepala didapatkannya pada tahun 1981 yang diberi label Tr-2. Pada tahun berikutnya ditemukan bagian lainnya berupa tulang paha atau Tr-3 selaku pemanis.





Pengamatan dan pencocokan antara kepala yang ditemukan dengan bentuk morfologi kepala sapiens terbaru. Setelah itu didapatkan suatu perbedaan yang terang pada Pithecanthropus Erectus.





Bentuk dari tempurung Pithecanthropus Erectus diyakininya sebagai sebuah keunikan yang merupakan hasil percampuran bentuk yang dimiliki oleh Kera besar.





Keadaan ini membuatnya ingat akan satu hal yang perlu dicari kembali dan masih belum lengkap. Terus mencari dan mencari kekerabatan yang bisa menyatukan bukti yang didapatkan dengan keadaan fisik orang dikala ini.





Disimpulkan bahwa makhluk yang didapatkan ini telah memiliki kemampuan berjalan yang menyerupai pada umumnya orang pada masa modern.





Sedangkan, Koenigwald menyatakan bahwa jenis ini sedikit berbeda atau bisa dibilang primitif. Pada jadinya diberikan suatu nama Pithecanthropus Erectus.





Banyak babak kehidupan yang sudah dilalui, mulai dari nomaden hingga menetap, kemudian berburu lalu bercocok tanam. Keraguan masih banyak terjadi di kalangan penduduk mengenai keberadaan dalam sejarahnya.





Namun, jejak-jejak kehidupan prasejarah telah menunjukkan sebuah kebenaran akan keberadannya.





Setalah inovasi ini, banyak ilmuwan yang lalu termotivasi untuk mencari di tempat lainnya. Seperti yang dilakukan oleh Van Koenigswald pada tahun 1939 di Mojokerto.





Penelitian-penelitian ini kemudian mendapatkan hasil berbentukfosil Pithecanthroupus Mojeketensis. Diperkirakan masih berusia 6 tahun ketika ditemukan. Namun, sayangnya kondisi kerangkanya hancur saat proses penggalian.





Upaya penelusuran lain juga akhirnya bermunculan merespon keberhasilan sebelumnya. Mulai dari kawasan Flores Nusa Tenggara Timur yang berjulukan Homo Florensiensis dengan perkiraan usia 12 tahun. Juga Windenreich yang mendapati penemuannya di kawasan Mojokerto juga.





 



Ciri-Ciri Pithecanthropus Erectus





Ciri-ciri pithecanthropus erectus




Setiap golongan mempunyai perbedaan yang unik dan khas. Ketidaksamaan ini memperlihatkan suatu kemajuan pola fikir dan peradaban kehidupan pada periode itu hingga menuju hari ini.





Cara berfikir hingga bentuk fisik yang menonjol yakni pembeda yang dengan terang terlihat. Tempat didapatkan juga mempengaruhi usia bahkan kebiasaannya pada masanya.





Pithecanthropus Erectus memiliki ciri-ciri lazim yang sungguh mendekati insan terbaru.





Berikut ini yakni ciri-ciri fisik dari Pithecanthropus Erectus yang didapatkan





  • Volume otak 750cc sampai 1350 cc
  • Tinggi badannya kurang lebih 165 cm hingga dengan 180 cm
  • Berat badannya mencapai 100 kilogram
  • Tubuh yang tegap dan tegak.
  • Mempunyai otot leher yang berpengaruh dan besar
  • Tulang belakang mencoloktajam
  • Gigi graham yang besar
  • Pipi tebal
  • Rahang bawah yang kokoh
  • Dahinya terlihat menonjol 
  • Penyempitan pada orbit mata yang terlihat terperinci




Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak yang cukup besar dengan badan yang tinggi dan telah bangun tegak. Tegaknya tubuh ini ditopang oleh tulang belakang yang besar lengan berkuasa dan menonjol, serta otot leher yang berpengaruh dan besar.





Gigi graham yang besar membuatnya gampang untuk mengkonsumsi kuliner yang masih bernafsu. Selain itu, alat pengunyah tersebut dibalut dengan pipi tebal juga rahang bawah yang kokoh.





Masa otaknya yang cukup besar menciptakan dahinya tampakmasih menonjol. Kondisi yang ditemukan di fossil juga memperlihatkan bahwa otak belum berkembang alasannya adalah penyempitan pada orbit mata yang terlihat jelas.





Berdasarkan sumber sejarah, Pithecanthropus Erectus mempunyai kesamaan dengan 3 manusia purba lain dari tempat yang berlawanan.





Pengelompokan yang dilaksanakan oleh ahli sejarah diantaranya Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Soloensis, dan juga Pithecanthropus Robustus.





Pemberian nama dari ketiganya didasarkan pada lokasi inovasi fosilnya ialah di daerah Mojokerto, Solo, dan Sangiran.





Jika didasarkan pada segi taksonomi, manusia purba ini tergolong dalam family dari hominiadae yang ada bareng dengan Homo Sapiens dan keluarga super family besar dan kecil.





Sedangkan dalam segi filogeninya banyak yang beropini bahwa jenis ini ialah nenek moyang insan purba berasal dari Afrika dan Eropa.





Perlu dimengerti juga bahwasannya Pithecanthropus Erectus ialah nama lain dari homo erectus.





Berdasarkan buku Sejarah Nasional Indonesia karya M.Juanedi Al Anshori, menjadi fosil homo sapiens pertama yang ditemukan di Indonesia dan sudah memiliki karakteristik yang mirip dengan manusia terbaru.





 



Peninggalan Kebudayaan Pithecanthropus Erectus





Peninggalan kebudayaan pithecanthropus erectus




Sebagai salah satu insan purba yang hidup pada zaman watu renta, pithecanthropus erectus memiliki peninggalan yang didominasi oleh alat-alat dari watu.





Berikut ini yakni beberapa peninggalan kebudayaan dari Pithecanthropus Erectus









Agar kalian lebih paham, peninggalan-peninggalan akan diterangkan secara lebih rinci dibawah ini





Kapak Genggam





Sesuai dengna namanya, kapak ini bentuknya relatif kecil dan digunakan dengan cara digenggam pribadi sebab tidak memiliki pegangan.





Sesuai dengan zamannya, kapak ini yang dibuat dari kerikil yang dimasak dengan cara diruncingkan serta dihaluskan di beberapa bab agar dapat memangkas dengan lebih baik





Kapak ini tersebar di aneka macam daerah Indonesia dan mulai dipakai pada zaman paleolitikum permulaan.





 



Pahat Genggam





Pahat genggam merupakan alat kecil yang mirip dengan kapak, tetapi digunakan untuk mengolah watu-batuan lain serta untuk mencari dan memotong buah serta umbi-umbian di alam.





 



Kapak Perimbas





Kapak perimbas memiliki bentuk yang mirip dengan kapak genggam, namun bentuknya lebih cembung. Seperti kapak genggam, kapak ini dibentuk juga dari batuan yang sudah ditajamkan dan dihaluskan.





Kapak ini ditemukan oleh arkeolog pada tahun 1935 dan diduga memiliki fungsi utama sebagai alat pemotong dan penetak.





 



Alat Serpih (Flakes)





Flakes atau kerap disebut selaku alat serpih yakni salah satu perkakas insan purba yang didapatkan oleh Von Koenigswald pada tahun 1934 di Indonesia.





Alat ini banyak didapatkan di gua-gua serta di tumpukan kerang-kerangan dan sampah dapur yang sekarang kita kenal selaku Kjokkenmoddinger.





Umumnya, alat ini berukuran sungguh kecil, sekitar 11 sampai 20 cm. Alat serpih ini banyak dipakai dalam proses pembuatan pisau, mata panah, serta alat-alat pemotong lainnya.





Alat serpih ini dapat dibuat dari 2 jenis bahan dasar yakni tulang dan juga batu, tergantung asal dan kebudayaannya.





Kebudayaan ngandong didominasi oleh alat-alat serpih berbahan dasar tulang belulang. Sedangkan, kebudayaan Pacitan didominasi oleh alat serpih yang berbahan dasar bebatuan.





 



Kapak Penetak





Kapak penetak yakni salah satu jenis kapak yang didapatkan di Indonesia bersama dengan kapak genggam dan kapak perimbas. Namun, kapak ini berukuran lebih besar dan hanya digunakan untuk memangkas benda tertentu.





Para arkeolog mengira bahwa Pithecanthropus Erectus memakai alat ini untuk memangkas kayu, pohon, dan benda-benda besar yang lain.





 



Alat Pemotong





Manusia purba pithecanthropus erectus sudah mampu mengolah makanan dan memotong-motong hewan buruannya. Oleh karena itu, mereka memerlukan banyak alat pemotong dengan ukuran dan bentuk yang beragam.





Umumnya, alat pemotong ini dibuat dari tulang atau kerikil yang sudah dihaluskan dan ditajamkan sedemikian rupa agar gampang memangkas.





Selain itu, alat-alat potong ini juga kerap dipakai untuk berburu dalam bentuk pisau, belati, tombak, serta mata panah. Artefak-artefak ini banyak didapatkan di daerah Ngawi.





 



Batu Penggiling





Manusia purba juga menggunakan batu-watu besar untuk menggiling kuliner atau materi-materi lain penunjang kehidupan mereka.





Ukuran dari kerikil-watu penggiling ini beragam, tergantung dengan apa yang mau digiling serta apakah insan tersebut akan tinggal dalam waktu yang lama atau tidak di kawasan tersebut.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon