Wednesday, June 3, 2020

KontrakTuntang: Latar Belakang, Tokoh, Dan Isinya


Perjanjian Tuntang merupakan sebuah persetujuanpenyerahan kekuasaan yang juga kerap disebut selaku Kapitalisasi Tuntang.





Perjanjian ini membahas mengenai penyerahan kekuasaan dari pihak Pemerintahan Hindia Belanda terhadap pihak Pemerintahan Inggris untuk menguasai Indonesia.





Hal itulah yang menjadi awal mula Indonesia dijajah oleh bangsa Inggris, dan pemerintahan di Nusantara dikuasai oleh T. Stamford Raffles.





Kesepakatan tersebut terjadi di tempat Semarang, lebih tepatnya di desa Tuntang, sesuai dengan nama perjanjiannya. Lokasi desa tersebut ada di pinggir Sungai Tuntang dan Danau Rawa Pening.





Diketahui bahwa desa tersebut ialah tempat yang sering digunakan oleh pihak Pemerintahan Hindia Belanda untuk beristirahat.





Sebagai salah satu perjanjian yang penting dan mensugesti laju penjajahan asing di Indonesia, maka kita selaku pelajar harus mengenali dan memahami kesepakatantuntang ini.






Latar Belakang Perjanjian Tuntang





Latar belakang perjanjian tuntang




Secara umum, terdapat beberapa hal yang membuat Belanda kesusahan untuk menjaga pemerintahan kolonialnya di Indonesia. Kesulitan-kesusahan inilah yang nantinya akan mendorong belanda untuk menyerahkan kekuasaan ke Inggris Raya.





Secara umum, terdapat 3 alasan yang mendasari kapitulasi Belanda terhadap Inggris di Tuntang. Ketiga argumentasi tersebut yakni





  • Kebangkrutan VOC
  • Perang antara Inggris dan Prancis
  • Kegagalan Gubernur Jendral Hindia Belanda




Agar kalian lebih paham, akan dijelaskan secara lebih rinci dibawah ini





Kebangkrutan VOC





Adanya kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan dagang VOC menjadikan VOC dihapuskan, tepatnya di tahun 1799. Kemudian problem administrasi terkait kepulauan pribadi diberikan pada pihak pimpinan dari Belanda.





Kebangkrutan ini disebabkan oleh berbagai hal, namun yang khususnya adalah korupsi. Berikut ini yakni beberapa penyebab kebangkrutan VOC





  • Korupsi yang merajalela di kelompok pejabat VOC
  • Kurang cakapnya pejabat VOC dalam mengatur keuangan dan kegiatan jual beli
  • Kerugian yang terus menerus karena mesti melawan gerilya pendekar kemerdekaan




Selepas kebangkrutan perusahaan ini, ditemukan bahwa terdapat banyak sekali hutang yang sudah diakumulasi dan mesti dibayarkan oleh pemerintahan Belanda.





Hal ini membuat Belanda kesusahan untuk memperkuat kekuatannya di Indonesia sembari mempertahankan tanahnya di Eropa yang sedang mengalami pertempuran Napoleonik.





Setelah Belanda kalah dari Prancis, Napoleon Bonaparte yang merupakan kaisar dari Prancis memperlihatkan kekuasaan terhadap Louis Bonaparte, yang tidak lain merupakan saudaranya untuk menjadi Raja dari Belanda.





Setelah menerima kekuasaan, Raja Louis mengangkat seorang gubernur jenderal yakni H. W. Daendels.





Sebagai tugas dari seorang gubernur jenderal, Daendels wajib menjamin tunjangan dari pulau Jawa terhadap serangan yang dilakukan Inggris serta mengupayakan keadaan keuangan pemerintah yang higienis.





Upaya-upaya Daendels inilah yang nantinya akan menjadi cikal bakal dari terjadinya persetujuanTuntang.





 



Perang Antara Inggris dan Prancis





Seperti yang sudah kita jelaskan sebelumnya, kewenangan pemerintahan di daerah Hindia Belanda telah dipindahkan ke tangan pemerintah Belanda.





Pada ketika itu, Belanda telah dikuasai oleh Prancis sebab kalah dalam pertempuran Napoleonik di Eropa.





Oleh alasannya itu, pasukan koalisi yang mana salah satunya yaitu Inggris berupaya untuk menyerang basis kekuatan Prancis dengan cara menyerang daerah-tempat kolonial Belanda.





Salah satu kawasan yang ditarget yakni Hindia Belanda alasannya adalah memiliki sumber daya alam yang sungguh banyak.





Oleh alasannya adalah itu, Inggris berupaya untuk menyerang Belanda dan menguasai Hindia-Belanda. Selain untuk melemahkan Prancis, upaya ini juga untuk memperkuat posisi British East India Company dan para penjualInggris di Semenanjung Malaya.





 



Kegagalan Gubernur Jenderal Hindia Belanda





Sebagai langkah pertama kepemimpinannya di Hindia-Belanda, Daendels melakukan upaya menghemat hutang dengan cara memasarkan beberapa aset negara kepada pihak swasta.





Akan namun, tindakannya tersebut justru mendapat respons negatif sehingga menimbulkan jabatannya digantikan dengan Janssens.





Ketika Janssens telah menjabat sebagai gubernur jenderal, terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Inggris kepada daerah-kawasan di Hindia-Belanda pada tanggal 26 Agustus 1811.





Tidak banyak hal yang dapat dilaksanakan oleh Janssens dalam menghalau serangan Inggris. Janssens justru pergi menyelamatkan diri menuju Bogor.





Sejak saat itu, Pemerintahan Hindia Belanda mulai mundur dan menuju ke Semarang. Di Semarang, pihak Belanda mendapat banyak perlindungan dari beberapa pemimpin tempat, diantaranya Surabaya, Yogyakarta, dan Surakarta.





Namun, serangan pihak Inggris tak bisa dipatahkan oleh pasukan Belanda dan keraton, sehingga Janssens dan pasukannya terpojokkan di kawasan Tuntang.





Pada saat itulah, pihak Pemerintahan Hindia Belanda di bawah pimpinan Janssens mengaku menyerah pada Jenderal Auchmuty dan terjadilah suatu komitmen yang dikenal dengan nama Perjanjian Tuntang.





 



Tokoh dalam Perjanjian Tuntang





Tokoh perjanjian Tuntang




Terdapat 2 tokoh utama yang terlibat dalam perjanjian Tuntang yakni Janssens sebagaigubernur jendral Hindia Belanda serta Thomas Stamford Raffles, pemimpin Inggris yang nantinya akan menjalankan pemerintahan di Hindia-Belanda atas nama kerajaan Inggris.





Jan Willem Janssens





Jannsens ialah salah satu tokoh utama dalam pelaksanaan Perjanjian Tuntang.





Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, Janssens merupakan seseorang yang menggantikan posisi Herman Willem Daendels dalam jabatannya menjadi gubernur jenderal Hindia Belanda.





Jika diruntut, Janssens ialah orang ke 37 yang memegang jabatan Gubernur Jendral Hindia Belanda. Dirinya mulai menjabat mulai 15 Mei 1811 sampai tanggal 18 September 1811.





Ketika dirinya dipilih sebagai pengganti Daendels, keadaan pada ketika itu sedang genting dengan hutang yang banyak dan ancaman serangan Inggris.





Akan namun, dirinya juga tidak mampu mempertahankan keberadaan Pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia.





Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu ketidakcakapan serdadu yang merupakan peninggalan pada era jabatan Daendels. Faktor inilah yang menimbulkan pasukannya tidak bisa melawan serangan dari pihak Inggris.





Karena itu, Janssens terpaksa mengakui kekalahannya pada 18 September 1811 pada Inggris.





Dirinya mengalah di hadapan Thomas Stamford Raffles saat dilaksanakannya Perjanjian Tuntang. Masa kepemimpinannya yang tidak usang, menyebabkan dirinya tak mampu meninggalkan apapun untuk diwariskan.





Dengan melihat kinerjanya selama menjabat, mampu disimpulkan bahwa dirinya baru mampu melaksanakan peran untuk menentukan bahwa bendera Prancis senantiasa berkibar di Indonesia dalam masa waktu 6 bulan.





Waktu tersebut sangatlah singkat kalau diakumulasikan dengan keseluruhan era kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda di wilayah Indonesia.





 



Thomas Stamford Raffles





Dirinya merupakan seseorang berkebangsaan Inggris yang pernah menjabat sebagai Letnan Gubernur di daerah Hindia Belanda. Bahkan dibilang bahwa Raffles merupakan pemimpin yang paling mahsyur ketimbang pemimpin lainnya.





Selain itu, dirinya juga merupakan orang yang mendirikan kota-kota serta negara kota di Singapura.





Raffles sangat populer dengan kemampuannya untuk mengerjakan administrasi pemerintahan. Dirinya diangkat menjadi Letnan Gubernur di Pulau Jawa di tahun 1811.





Kemudian, selang sementara waktu dibawah kepemimpinannya, Inggris mampu menguasai tempat jajahan Belanda di Indonesia.





Setelah keberhasilannya tersebut, dirinya juga dipromosikan untuk menjadi gubernur di daerah Sumatera. Pada saat itu, Belanda sedang berkuasa dan dipimpin oleh Napoleon Bonaparte, seseorang berkebangsaan Prancis.





Semasa dirinya berkuasa di Indonesia, banyak usaha yang telah dilakukannya untuk memperbaiki keadaan hidup penduduk dan menciptakan laba jualan bagi Inggris.





Beberapa perjuangan tersebut diantaranya menghentikan adanya jual beli budak, otonomi daerah yang dibatasi, memperbarui metode pertanahan di pemerintahan abad itu, melakukan penyelidikan fauna dan flora, serta melakukan observasi kepada peninggalan sejarah, misalnya sastra jawa, Candi Prambanan, dan Candi Borobudur.





Bahkan, untuk melakukan penelitian tersebut, dirinya sampai mendalami bahasa Melayu. Sehingga dirinya mampu tanpa gangguan dalam melaksanakan penelitian tersebut.





Dari hasil observasi yang dikerjakan, ia menerima isu ihwal bagaimana sejarah di Pulau Jawa. Informasi tersebut dibukukan dalam karya History of Java.





 



Isi Perjanjian Tuntang





Isi perjanjian tuntang




Secara umum, isi dari kapitulasi tuntang membahas tentang perpindahan kekuasaan kawasan Hindia Belanda dari pemerintahan Belanda ke pemerintah kolonial Inggris.





Secara spesifik, ini yakni isi-isi dari kesepakatanTuntang yang ditandatangani oleh Janssens dan Raffles.





  • Pemindahan kekuasaan dari Belanda ke Inggris
  • Tentara belanda akan berhenti melawan dan menjadi tawanan
  • Keleluasaan melakukan pekerjaan
  • Hutang tetap dipegang Belanda




Agar kalian lebih paham, akan diterangkan secara spesifik tiap-tiap isi persetujuantersebut dibawah ini





Pemindahan Kekuasaan





Dalam Perjanjian Tuntang dicantumkan bahwa semua tempat di Pulau Jawa serta seluruh pangkalan yang sebelumnya dikuasai oleh Belanda dialihkan ke dalam kekuasaan Inggris.





Beberapa tempat tersebut diantaranya Sunda, Madura, Makassar dan Palembang.





Oleh sebab itu, Belanda kehilangan sepenuhnya basis kekuatan mereka yang ada di Pulau Jawa mirip kota Batavia, Bogor, dan Bandung yang ketika itu menjadi simpul penting pemerintahan kolonial Hindia Belanda.





 



Demobilisasi Tentara





Sebelum diadakan Perjanjian Tuntang, telah terjadi perlawanan pasukan Belanda kepada serangan Inggris.





Akan namun, pasukan dari Belanda tidak mampu untuk melawan serangan tersebut dan terpaksa mesti melaksanakan perlawanan secara tidak terorganisir.





Setelah dibentuk komitmen yang lalu diketahui dengan Perjanjian Tuntang, pihak Inggris memutuskan bahwa pasukan perang Belanda wajib berhenti melawan, menyerahkan diri, dan menjadi tawanan pihak pemerintahan Inggris.





Para prajurit Belanda dan pasukan kolonialnya mesti mengikuti keinginan Pemerintahan Inggris tersebut alasannya adalah pemerintahnya sudah menandatangani kapitulasi ini.





 



Keleluasan Bekerja





Pihak Inggris masih berbaik hati dengan pejabat-pejabat belanda yang ada di Indonesia. Dalam Perjanjian Tuntang, dibilang jika orang-orang yang pernah menjabat di Belanda diperkenankan untuk bekerja dengan Pemerintahan Inggris.





Hal tersebut pun cuma kalau pihak pejabat Belanda tersebut masih ada keinginan untuk melakukan pekerjaan .





Oleh karena itu, pejabat belanda yang ada di Indonesia mempunyai peluang lain untuk mencari penghidupan setelah transisi kekuasaan ini dilaksanakan.





 



Tidak Ada Pengakuan Hutang





Selama Belanda melakukan penjajahan di Indonesia, pihaknya menggunakan sebuah lembaga bernama VOC untuk melaksanakan bisnisnya.





Akan namun, usaha tersebut gagal alasannya adalah beberapa aspek, salah satunya ialah korupsi yang berlebihan dan penyelewengan kekuasaan oleh pejabat VOC.





Kegagalan-kegagalan ini mengakibatkan VOC dan pemerintah Belanda mempunyai banyak hutang.





Setelah kekuasaan Belanda digantikan oleh Inggris, bukan mempunyai arti hutang tersebut juga ikut dialihkan. Dalam Perjanjian Tuntang, dikatakan bahwa Inggris tidak menanggung hutang yang sebelumnya dimiliki oleh pihak Belanda.





Dengan klausul ini, Inggris menghindari kewajiban melunasi hutang Hindia Belanda dan tetap membebankannya kepada Belanda.





 



Dampak Perjanjian Tuntang





Dampak perjanjian tuntang




Perjanjian Tuntang memang memperlihatkan banyak keuntungan bagi pihak Inggris. Bahkan kalau dimengerti dengan lebih saksama, komitmen tersebut sangat merugikan pihak Belanda.





Namun, Belanda juga tidak bisa untuk berbuat apapun, alasannya adalah posisi mereka telah menyerah dan kalah perang dengan pasukan Inggris. 





Transisi kekuasaan ini juga menjadikan beberapa pengaruh kepada pribumi Indonesia yang lazimnya adalah faktual. Perubahan-pergantian yang dibawa oleh pemerintahan Inggris antara lain adalah





  • Menghapuskan tanam paksa
  • Menghapuskan kerja paksa
  • Tanah menjadi milik pemerintah dan menerapkan konsep sewa tanah atau Land Rent
  • Bupati dan pemimpin kawasan merupakan pejabat pemerintah dan melapor terhadap pemerintah Inggris




Meskipun terlihat anggun, kebijakan-kebijakan ini masih banyak diselewengkan oleh pihak Inggris, sehingga tidak bisa mengembangkan secara signifikan kemakmuran penduduk Indonesia.





Terlebih lagi, penduduk Indonesia tidak semuanya paham dengan tata cara administrasi dan perekonomian Inggris yang dipraktekkan oleh Raffles.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon