Senin, 29 Juni 2020

Politik Dumping: Pengertian, Tujuan, Jenis, Dan Imbas


Politik dumping yaitu salah satu bentuk jual beli dan perpindahan produk antar negara yang berbahaya bagi negara penerimanya. Kebijakan jualan ini sungguh efektif dalam mendisrupsi perekonomian sebuah negara, utamanya yang belum meningkat .





Meskipun bersifat menghancurkan dan disruptif, politik ini tidak dilarang secara aturan untuk dipraktekkan pada aneka macam negara termasuk tanah air Indonesia.





Hanya saja langkah-langkah ini mesti dikontrol sedemikian rupa biar tidak mengakibatkan kerugian kepada industri dalam negeri.





Selain itu, negara yang menggunakan Politik Dumping juga tak diperbolehkan untuk membatasi pertumbuhan produk industri milik negara yang disasarnya






Pengertian Politik Dumping





Menurut Muhammad Ashri, Politik Dumping ialah sebuah bentuk persaingan yang terjadi di dunia dagang dengan cara yang curang.





Hal ini dianggap curan alasannya adalah adanya diskriminasi harga kepada sebuah produk. Artinya, produk yang disediakan di pasar negara lain ada di bawah harga jual normalnya.





Menurut P Yudha Pratama dan Rosita, politik dumping intinya adalah





Politik ekonomi yang digunakan oleh sebuah negara tertentu guna menjual hasil produksinya di negara lain dengan membandrol harga rendah daripada pemasaran di negaranya sendiri. Tujuan penerapannya yakni untuk menguasai pasar di luar negeri.





Kamus Lengkap Perdagangan Internasional juga menawarkan pemikiran perihal Politik Dumping. Menurut KLPI, politik dumping yakni





Penjualan komodias tertentu pada pasar mancanegara dengan tingkat harga lebih rendah dibandingkan harga di pasar daerahnya sendiri.





Menurut Kamus Hukum Ekonomi, Politik dumping dapat didefinisikan selaku





Perdagangan dimana teradpat barang yang dijual dengan harga rendah oleh eksportir di pangsa pasar internasional. Dengan sisi lain harga produk serupa di negerinya sendiri atau pihak ketiga lebih mahal. Hal ini pastinya memberikan imbas kerugian terhadap pesaing yang dituju oleh praktik politik ini.





Sedangkan, menurut W.J.S Poerwardaminta, politik dumping yaitu sebuah proses





penjualan barang ke negara lain dengan penawaran harga yang lebih murah dibandingkan dengan di negaranya sendiri. Adapun maksudnya yaitu mematikan pesaing yang ada di negara sasaran pasarnya.





Berdasarkan definisi-definisi diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Politik Dumping intinya adalah sebuah kebijakan jual beli dimana barang-barang dijual secara murah di negara lain untuk menguasai pasar negara tersebut.





 



Tujuan Politik Dumping





Tujuan politik dumping




Secara lazim, sebuah negara memakai politik dumping kepada negara lain untuk menguasai pasar negara tersebut dan menciptakan suatu monopoli.





Berikut ini yakni beberapa tujuan-tujuan dilakukannya politik dumping oleh suatu negara





  • Membentuk pasar monopoli
  • Menghabiskan keunggulan barang
  • Mencapai target penjualan




Agar kalian lebih paham, kita akan diskusikan satu-persatu tujuan tersebut secara lebih detail dibawah ini





Membentuk Pasar Monopoli





Seperti yang telah diterangkan diatas, tujuan utama dari penerapan politik dumping yaitu untuk membentuk sebuah monopoli pasar pada negara lain, dimana produk yang menguasai pasarnya ialah produk yang di dumping kan ini.





Dengan adanya monopoli, maka keuntungan yang bisa dikeruk oleh suatu perusahaan menjadi sungguh banyak.





Terlebih lagi ketika memang sudah tidak ada pesaing sehingga perusahaan ini bisa mengoptimalkan harga secara bebas. Karena telah tidak ada pesaing, tidak ada yang mampu memperlihatkan produk alternatif dengan harga yang lebih hemat biaya.





Oleh karena itu, tidak aneh politik dumping umumnya dijalankan oleh negara maju atau negara yang ekonominya sudah besar kepada negara-negara yang masih meningkat ekonominya.





 



Untuk Menghabiskan Kelebihan Barang





Selain monopoli, tujuan Politik Dumping yang paling biasa adalah menghabiskan keunggulan barang produksi ataupun sisa-sisa barang yang belum terjual.





Dengan adanya sistem ini produsen akan mempunyai akomodasi susukan untuk mengekspor barang ke mancanegara, sehingga hal ini akan sangat menolong menghabiskan stok dengan cepat.





Hal ini penting untuk dilaksanakan sebab bila dihitung secara terang, maka pihak produsen sendiri juga memerlukan ongkos gudang yang tidak kecil untuk menempatkan barang-barang produksinya.





Semakin banyak barang buatan yang tidak terjual dan mengendap di gudang, maka kian mahal pula biaya gudang yang harus dikeluarkan oleh perusahaan.





Oleh hasilnya bahwasanya tidaklah salah jikalau produsen lebih memilih memakai cara ini untuk menjual barangnya.





Selain keuntungannya besar, perluasan sasaran pasar juga menjadi iming-iming yang hendak didapatkan oleh produsen itu sendiri. Perluasan target pasar ini nantinya mampu berujung pada monopoli.





 



Mencapai Target Penjualan





Mencapai target penjualan juga menjadi salah satu alasan sebuah produsen memakai Politik Dumping. Pasalnya bila tujuan ini mampu tercapai maka produsen mampu mengoptimalkan pemasukan dan laba.





Selain itu upaya ini juga diharapkan mampu menawan konsumen di negara lain untuk berbelanja produk yang disediakan.





Tentunya harga yang ditetapkan ini jauh lebih hemat biaya daripada harga di pasaran lainnya. Semakin murah harga sebuah barang, maka semakin kuat daya tarik untuk berbelanja barang tersebut.





Namun dengan adanya segudang kesempatan produsen haruslah tetap berhati-hati semoga tidak membahayakan pasar yang ada di dalam negeri. Sebab kualitasnya sama tetapi harganya berlawanan.





Tidak jarang politik dumping menjadikan industri dalam negri suatu negara menjadi mati alasannya adalah tidak mampu bersaing dengan barang-barang luar negri.





 



Jenis-Jenis Politik Dumping





Jenis-jenis politik dumping




Terdapat aneka macam macam politik dumping yang dilakukan oleh negara-negara maju terhadap negara berkembang. Beberapa jenis politik dumping yang kerap dilaksanakan antara lain adalah





  • Persistent Dumping
  • Predatory Dumping
  • Sporadic Dumping
  • Market Expansion Dumping
  • Cyclical Dumping
  • State Trading Dumping
  • Strategic Dumping




Masing-masing dari ketiga jenis politik dumping tersebut mempunyai proses, tujuan, dan fungsinya masing-masing. Agar kalian lebih paham, kita akan membahas secara lebih rinci dibawah ini.





Persistent Dumping





Persistent Dumping memiliki definisi sebagai pemasaran dumping yang dilaksanakan secara terus menerus serta menetap pada sebuah target. Dumping dengan jenis satu ini juga sering disebut selaku diskriminasi harga internasional.





Dalam kebijakan dumping ini, suatu negara secara terus menerus menjual barang dengan harga yang murah terhadap negara lain, tetapi memasarkan denga harga yang mahal di pasar domestiknya.





Dumping mirip ini mungkin untuk dilaksanakan sebab ada perbedaan yang cukup besar antara biaya bikinan negara yang mengimpor barang dengan negara yang mengekspor barang.





Perbedaan ongkos buatan ini mengakibatkan lebih irit bagi negara tersebut untuk mengimpor barang dari negara yang sedang melakukan politik dumping ketimbang memproduksinya sendiri.





Umumnya, yang melaksanakan dumping mirip ini ialah para produsen barang, baik perusahaan atau koalisi beberapa perusahaan yang memiliki kelebihan kompetitif dan kelebihan komparatif yang tinggi.





Selain itu, untuk melakukan kebijakan ini, sebuah perusahaan harus memiliki pasar monopolistik yang ada di dalam negara sendiri.





Artinya, walaupun produk-produk tersebut dijual secara lebih mahal di dalam negri, tidak ada kompetitor lain yang mampu memasarkan barang yang sama, sehingga pangsa pasarnya tetap kondusif.





Tentunya politik ini dilaksanakan untuk memaksimalkan hasil laba dari memasarkan produk barang dengan harga jauh lebih tinggi daripada di pasar domestiknya.





 



Predatory Dumping





Predatory Dumping merupakan politik dumping yang tujuan khususnya ialah melumpuhkan pesaing sebuah perusahaan.





Setelah pesaing yang dinilai menjadi penghalang itu tumbang, maka pelaku dumping ini secara otomatis akan menaikkan harga barang sesuai dengan keinginannya.





Dengan demikian, perdagangan yang terjadi dapat dimonopoli dan tentunya cara ini bisa memberikan pembatasan antara pesaing yang masuk dan jangka waktu yang lama.





Dalam melaksanakan dumping seperti ini, kerugian jangka pendek pasti akan terjadi saat menjual dengan harga sangat murah. Namun laba besar akan didapatkan oleh perusahaan sesudah semuanya berjalan lancar dan tidak ada persaingan lagi.





Negara-negara yang sedang meningkat mesti sangat meragukan politik dumping jenis ini sebab dapat mematikan perekonomian dalam negri dan menyebabkan ketergantungan pada barang impor.





Jangan hingga industri dalam negri menjadi target politik dumping yang bersifat predatori dan jadinya mesti bertekuk lutu.





 



Sporadic Dumping





Sesuai dengan namanya, Sporadic Dumping mampu diartikan sebagai Politik Dumping yang dilakukan secara sporadis.





Proses dumping ini umumnya terjadi dalam waktu yang singkat, tidak terus-menerus, dan cuma dikerjakan pada peluang-potensi tertentu saja.





Hal ini terjadi karena proses sporadic dumping memiliki tujuan untuk menghindari penumpukan barang di pabrik sebab over buatan ataupun pemasaran yang lebih lesu dari asumsi.





Seperti yang sudah kita jelaskan diatas, menyimpan produk dalam gudang memerlukan biaya yang tidak murah. Oleh sebab itu, produk yang tidak terjual lebih baik dijual dengan harga rendah.





Meskipun untuk yang dinikmati perusahaan lebih sedikit, setidaknya perusahaan tidak harus menyewa lebih banyak ruang penyimpanan.





 



Market Expansion Dumping





Market expansion dumping bertujuan untuk memperluas pangsa pasar




Sejalan dengan namanya, market expansion dumping adalah politik dumping yang bertujuan untuk memperluas pangsa pasar dari sebuah perusahaan.





Perluasan pangsa pasar ini dilaksanakan dengan cara menjual produk-produk dengan harga yang sangat murah, sehingga orang-orang membelinya.





Meskipun keuntungan yang didapatkan lebih rendah alasannya adalah harga jualnya pun rendah, perusahaan tetap mengalami laba alasannya adalah yang berbelanja produknya menjadi kian banyak.





Asumsi dari perusahaan adalah, produk tersebut memiliki elastisitas harga yang tinggi sehingga jika harganya diturunkan, yang berbelanja akan semakin banyak.





 



Cyclical Dumping





Cyclical dumping sungguh mirip dengan sporadic dumping, yakni dilakukan dikala terjadi keunggulan produksi ataupun penumpukan barang di pabrik dan gudang.





Umumnya, kelebihan buatan pada dumping siklis ini terjadi sebab faktor-aspek yang memiliki siklus tertentu, mirip siklus hutang negara, siklus boom-bust ekonomi, dan sejenisnya.





Dalam siklus-siklus tersebut, akan ada saat dimana ongkos produksi menjadi sungguh murah sehingga terjadi overproduksi dan keunggulan barang.





 



State Trading Dumping





Dumping jenis ini hampir sama dengan dumping-dumping yang lain, tetapi yang membedakannya ialah faktor akuisisi yang sungguh menonjol.





 



Strategic Dumping





Strategic dumping yaitu politik dumping yang bermaksud untuk merugikan negara saingan yang mengimpor barang dari negara pelaku dumping.





Salah satu cara yang ditempuh ialah dengan memaksa negara pengimpor tersebut membuka batas-batas jual beli biar produk-produk negara pelaku dumping dapat lebih mudah masuk.





Namun, negara pelaku dumping akan mempersulit negara targetnya untuk memasarkan barang di pasar domestik negara ini.





Hal ini bertujuan biar negara tersebut tidak bisa membalas menggunakan politik dumping pada komoditas yang berlainan dan selaku pengawalan pada pasar domestik negara pelaku dumping.





 



Dampak Politik Dumping





Dampak politik dumping




Secara biasa , politik dumping mempunyai beberapa pengaruh, ada yang konkret ada pula yang negatif. Sekarang, kita akan mengulas secara lebih mendalam pengaruh-dampak dari kebijakan jual beli ini.





Dampak Positif Politik Dumping





Politik dumping merupakan salah satu seni manajemen persaingan di dunia bisnis yang dinilai tidak sehat karena mampu merugikan negara targetnya. Namun tidak mampu dipungkiri bahwa praktik Politik Dumping ini mampu sangat menguntungkan.





Keuntungan dari penerapan kebijakan ini yakni untuk memperluas serta memajukan pangsa pasar alasannya proses pemasaran yang dijalankan oleh produsen mencapai kancah internasional.





Lebih menariknya lagi dumping akan menarik minatimportir biar ikut dalam transaksi jual beli yang dijalankan eksportir.





Tak hanya itu saja, ada imbas kasatmata lain yaitu memenuhi kebutuhan komoditas sejumlah negara yang tidak bisa menyanggupi kebutuhannya sendiri.





Terkadang, ada negara-negara yang tidak bisa memproduksi barang-barang tertentu, mirip elektro berteknologi tinggi atau materi kimia olahan.





Dumping disini mampu menyanggupi keperluan-keperluan negara tersebut akan barang yang tidak dapat mereka buatan.





 



Dampak Negatif Politik Dumping





Dampak negatif paling utama dari politik dumping yakni mematikan industri dalam negri pada negara yang ditarget oleh kebijakan jual beli ini.





Hal ini terjadi sebab mereka tidak dapat berkompetisi dengan barang-barang luar negri yang diimpor dan dijual secara murah.





Padahal, kualitas dari barang tersebut bisa jadi tidak berlainan jauh ketimbang barang produksi dalam negri. Hal ini mungkin terjadi sebab negara pengekspor memiliki keunggulan komparatif yang lebih tinggi.





Kematian produsen dalam negri ini berbahaya alasannya negara tersebut artinya akan kesusahan untuk melaksanakan transisi menjadi negara yang terindustrialisasi.





Ketika suatu negara tidak bisa bergerak dari mengekspor bahan mentah menjadi pengolah materi mentah, maka negara tersebut akan susah bertransformasi menjadi negara maju.





 



Apakah Boleh Melakukan Politik Dumping?





Apakah boleh melakukan politik dumping?




Secara hukum penerapak kebijakan dagang dumping tidak dilarang oleh World Trade Organization (WTO). Hal ini terjadi karena lembaga tersebut menginginkan adanya perdagangan bebas antar negara.





Sangat sulit bagi negara-negara yang di dumping-kan untuk melawan kebijakan dagang ini. Karena, tindakan menutup pasar akan dianggap sebagai proteksionisme dan dapat digugat oleh negara pelaku dumping ke WTO.





Namun, jikalau sebuah negara dapat memberikan bahwa politik dumping yang dikerjakan oleh negara lain mempunyai efek jelek pada perekonomian negaranya. Maka negara tersebut dapat memaksa negara yang melaksanakan dumping untuk berhenti.





Ketika hal ini terjadi, WTO pun akan mendukung negara yang merasa dirugikan tersebut. Karena, pada dasarnya perdagangan bebas mesti menguntungkan kedua belah pihak.





Meskipun begitu, pada praktiknya, politik dumping ini masih sering dilakukan oleh negara-negara, terutama yang piawai dalam berpolitik luar negri serta memiliki ekonomi yang besar lengan berkuasa.





 



Contoh Penerapan Politik Dumping





Agar kalian mampu lebih membayangkan bagaimana cara kerja politik dumping dalam jual beli internasional pada kehidupan sehari-hari kita akan membicarakan beberapa acuan penggunaan kebijakan ini.





Dumping Produk Elektronik Jepang ke Pasar Dunia





Contoh penerapan politik dumping adalah ketika Jepang menjual elektronik dengan harga sangat murah




Jepang merupakan negara yang sungguh terkenal akan produk-produk elektroniknya pada abad 1980an. Pada dikala itu, produk elektronika Jepang dianggap paling hebat dan bermutu di seluruh dunia.





Pada saat itu, merk-brand terkemuka seperti Fujitsu, Kyocera, Sony, Toshiba, Sharp, JVC, Casio, Panasonic, Hitachi, dan Seiko merajai pasar elektronik dunia.





Merk-merk ini mempunyai akidah konsumen yang sangat tinggi sehingga Jepang mampu menguasai seluruh pasar elektronik dan semikonduktor yang ada di dunia.





Jika ada yang tidak memakai produk jepang, maka akan dianggap tidak berkualitas atau mudah rusak.





Selain populer akan kualitasnya, produk elektronik Jepang pada ketika itu juga sangat murah. Hal ini terjadi alasannya mereka memiliki kapasitas produksi yang sungguh tinggi dan ongkos bikinan yang relatif rendah.





Meskipun begitu, Jepang tetap menjual produk elektronik mereka sesuai dengan harga masuk akal pada pasar dalam negri.





Kebijakan inilah yang menimbulkan Jepang dianggap melakukan dumping produk elektronik dan semi konduktor.





Saat itu, tidak ada negara yang bisa mengalahkan jepang dalam buatan barang elektro, hingga karenanya Korea Selatan dan China berhasil mengalahkan jepang di awal-awal tahun 2000an.





 



Kebijakan Common Agricultural Policy Uni Eropa dan Dumping Produk Agrikultur





Subsidi pertanian uni eropa adalah contoh politik dumping




Uni Eropa memiliki kebijakan pertanian yang cukup unik, yaitu common agricultural policy atau disingkat CAP. Kebijakan ini ialah subsidi besar-besaran terhadap industri pertanian di negara-negara Uni Eropa.





Kebijakan ini memperlihatkan batasan-batasan harga untuk pasar domestik Uni Eropa agar harga menadi lebih stabil dan petani tidak dirugikan.





Selain itu, kebijakan ini juga menjamin subsidi dan denah reimbursement supaya petani Uni Eropa bisa menjual produk-produk pertaniannya secara murah di pasar global.





Kebijakan ini dianggap mendekati perlindungan negara dalam melakukan politik dumping alasannya adalah subsidi dan garansi harga ini membuat produk agrikultur Uni Eropa menjadi sangat murah di pasar dunia namun relatif mahal di pasar domestiknya.





CAP ini dianggap merugikan banyak petani yang berada di luar Uni Eropa karena mereka tidak mampu menciptakan produk pertanian dengan harga yang lebih hemat biaya dari petani Uni Eropa.





Pada risikonya, petani-petani kecil dari negara meningkat terpaksa gulung tikar karena dikalahkan oleh petani negara maju.





 



Referensi





National Research Council. 1997. International Friction and Cooperation in High-Technology Development and Trade: Papers and Proceedings. Washington, DC: The National Academies Press. https://doi.org/10.17226/5902.





Van Den Boosche, Peter (2017). The Law and Policy of the World Trade Organization. Cambridge: Cambridge University Press



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon