Rabu, 01 Juli 2020

Evapotranspirasi: Pengertian, Aspek, Dan Cara Mengkalkulasikan


Evapotranspirasi yaitu salah satu proses yang sangat penting dalam keberjalanan siklus air.





Siklus air ini berperan dalam mengembalikan air menuju atmosfir, sehingga siklus air berulang secara konstan. Proses ini juga penting dalam perkiraan air, terutama untuk tanaman.





Evapotranspirasi sendiri terbagi menjadi dua proses, ialah proses evaporasi dan juga proses transpirasi. Kedua ini mempunyai proses terjadi yang berbeda-beda.





Namun, keduanya sama-sama memindahkan air dari permukaan bumi ke atmosfer.






Pengertian Evapotranspirasi





Evapotranspirasi pada dasarnya yaitu variasi proses kehilangan air dari sebuah lahan menuju ke atmosfer lewat dua proses ialah evaporasi dan transpirasi.





Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air dan berikutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan lahan lewat proses penguapan ke atmosfer.





Proses ini terjadi pada aneka macam jenis permukaan seperti danau, sungai, lahan pertanian, maupun dari vegetasi yang berair. Evaporasi terjadi sebab air yang ada di permukaan dipanaskan oleh radiasi matahari sehingga berubah wujud menjadi uap.





Sedangkan transpirasi adalah penguapan air yang berasal dari tanaman, selaku akibat dari adanya proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen dan juga uap air.





Jika dijelaskan secara teknis, transpirasi yaitu pergerakan air dari dalam tanah menuju pembuluh jaringan yang ada di tumbuhan.





Air yang sudah masuk ke dalam jaringan vaskular, atau jaringan lain di dalam metode perpindahan air di tanaman, maka air tersebut akan keluar dari tanaman melalui jaringan stomata atau kutikula.





Pengeluaran air melalui stomata ini sebab proses fotosintesis yang diwadahi oleh cairan klorofil pada daun. Air tersebut kemudian akan menguap ketika terkena panas matahari dan naik menuju atmosfir.





Proses evapotranspirasi ialah proses yang penting dalam siklus air dan proses daur biogeokimia yang lain.





Air ini bisa mensugesti banyak faktor, diantaranya yaitu menghipnotis debit pada sungai, kapasitas air pada waduk, kapasitas pompa irigasi, dan penggunaan konsumsi air pada tumbuhan.





Proses evapotranspirasi ini juga menghipnotis kelembapan udara yang ada di lapisan atmosfer. Ketika udara sudah lembap dan mencapai kapasitasnya, maka air yang ada akan turun kembali ke bumi dalam bentuk hujan.





 



Evapotranspirasi Potensial dan Aktual





Evapotranspirasi potensial dan aktual




Evapotranspirasi mampu dibedakan menjadi dua ialah evapotranspirasi potensial (ETp) dan evapotranspirasi Aktual (ETa). Kedua istilah ini memiliki kemiripan, tetapi pada dasarnya konsepnya berlainan.





Evapotranspirasi Potensial (ETp)





Evapotranspirasi memiliki potensi (ETp) adalah evapotranspirasi yang mungkin terjadi pada sebuah permukaan tanah dengan kondisi tutupan vegetasi tertentu.





ETp terjadi saat air tanah tidak terbatas dan tanaman berada dalam tahap perkembangan aktif dengan penutup tanah sarat . Tingkat ETp untuk jenis flora tertentu lazimnya bergantung pada keadaan meteorologi di wilayah tersebut.





Umumnya, evapotranspirasi berpeluang ini dijumlah oleh stasiun cuaca dan dijadikan evapotranspirasi tumpuan (ETo) untuk kawasan tersebut dan sekitarnya.





Selain itu, ada pula evapotranspirasi tanaman kriteria (ETc) dan evapotranspirasi tumbuhan yang telah disesuaikan (ETc adj)





 



Evapotranspirasi Aktual (ETa)





Evapotranspirasi positif atau disebut selaku penggunaan air konsumsi merupakan jumlah air yang bantu-membantu hilang dalam proses evapotranspirasi.





Jika terdapat jumlah air yang sangat banyak di tanah tersebut, maka angka evapotranspirasi faktual akan mendekati evapotranspirasi berpeluang atau bahkan mempunyai nilai yang serupa.





ETa ini dipengaruhi oleh aspek-aspek yang mensugesti tanaman dan faktor fisik yang ada di daerah tersebut.





 



Faktor yang Mempengaruhi Evapotranspirasi





Faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi




Terdapat beberapa faktor yang menghipnotis proses evapotranspirasi pada sebuah daerah.





Faktor ini mampu dibedakan menjadi faktor yang menghipnotis evapotranspirasi secara biasa dan faktor-aspek yang mensugesti evaporasi dan transpirasi.





Faktor-aspek secara lazim yang mensugesti evapotranspirasi pada sebuah wilayah yaitu





  • Karakteristik vegetasi
  • Ketersediaan air tanah
  • Angin dan Kelembapan udara
  • Sinar matahari




Agar kalian lebih paham, kita akan membicarakan secara lebih dalam setiap aspek tersebut dibawah ini





Karakteristik Tanaman





Tanaman ternyata memiliki peran yang penting dalam proses evapotranspirasi. Walaupun beliau hanya menyumbang 10 persen dari jumlah total air di atmosfir, karakteristik vegetasi akan mensugesti laju transpirasi di sebuah kawasan.





Salah satu faktor yang mensugesti transpirasi pada tanaman adalah lebar daun dari tumbuhan tersebut. Semakin lebar daun, maka kian tinggi laju air yang diuapkan lewat daun-daunnya.





Contoh dari tumbuhan yang mempunyai daun lebar dan mengeluarkan uap air banyak yaitu pohon-pohon di hutan hujan. Bandingkan dengan pohon konifer pada lintang utara ataupun pohon kaktus di gurun yang mempunyai daun sangat kecil atau bahkan menjarum.





Selain itu, untuk tumbuhan yang akarnya menancap lebih dalam ke tanah, maka air yang di transpirasikan lebih banyak alasannya adalah lebih banyak air yang diserap.





Sedangkan untuk tanaman semak, yang akarnya cuma berada di permukaan tanah, atau tidak menancap di tanah terlalu dalam, ia cuma mentranspirasikan sedikit air.





Apalagi kalau tanaman tersebut bukan merupakan tumbuhan berkayu. Tinggi dari tumbuhan semak juga tidak setinggi tanamannya kayu, dan hal tersebut mensugesti proses transpirasi.





 



Ketersediaan Air di Tanah





Aspek kedua yang mensugesti evapotranspirasi adalah banyaknya air yang tersedia di dalam tanah.





Jika tanah tersebut merupakan reservoir utama air, maka tingkat evaporasinya tinggi. Hal yang serupa juga terjadi pada kawasan dengan tangkapan air yang besar, kelembapan tanah yang dimiliki juga lebih tinggi.





Ketika hujan turun, tanah ini akan menyerap kelembapan dan air dari hujan, sehingga bisa mengubah keunggulan air yang di evaporasikan sebelumnya.





Daerah reservoir utama umumnya terletak pada kawasan yang posisi tanahnya tinggi, sebab ia juga mesti mengalirkan air ke drainase sungai bagian hilir.





Ketika isu terkini kemarau, ketersediaan air tanah yang menipis juga menghipnotis proses ini. Sebab di musim kemarau, proses evapotranspirasi terjadi dan mengakibatkan air di tanah menjadi menipis.





Akan tetapi hal tersebut tidak akan berjalan usang, sebab sehabis musim berganti, maka jumlah air yang berkurang akan terisi kembali.





 



Radiasi Matahari





Aspek klimatologi juga berperan dalam proses ini, diantaranya adalah radiasi matahari.





Sebagai sumber cahaya yang hendak memanaskan tanah, air dan juga flora, matahari akan menguapkan air dan menghasilkan proses evaporasi pada tempat genangan air dan transpirasi pada tumbuhan.





Air yang dipanaskan tersebut akan berganti bentuk menjadi uap air dan naik ke atmosfer. Hal inilah yang disebut sebagai evaporasi pada permukaan bumi.





Proses yang mirip namun tidak sama terjadi pada tanaman yang sistemnya lebih kompleks.





Ketika terkena radiasi matahari, akan terjadi proses fotosintesis pada daun-daun tumbuhan. Proses ini menjadikan stomata pada tanaman akan terbuka. Ketika stomata terbuka, air akan menguap dan tumbuhan akan kehilangan air dari proses tersebut.





 



Angin dan Kelembapan Udara





Angin ialah penunjang dalam proses evapotranspirasi ini, karena ia akan menjadi medium mekanis yang mengangkat air dari permukaan bumi.





Bertiupnya angin ini juga mengangkat air dari permukaan daun serta flora, kemudian mendistribusikannya ke udara.





Kelembapan udara juga memberikan dampak kepada proses evapotranspirasi. Semakin rendah kelembapan udara, maka uap air yang mungkin mengalami evapotranspirasi menjadi kian tinggi.





 



Faktor yang Mempengaruhi Evaporasi





Menurut Ward (1967), faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi antara lain ialah aspek meteorologi, aspek geografis, dan aspek-faktor yang lain.





Faktor meteorologi yang mensugesti evaporasi antara lain yakni





  • Radiasi matahari
  • Suhu udara dan permukaan
  • Kelembaban
  • Angin
  • Tekanan barometer




Faktor geografis yang mensugesti evaporasi antara lain yakni





  • Kualitas air (warna, salinitas dan lain-yang lain)
  • Ukuran permukaan air
  • Bentuk permukaan air.




Sedangkan, faktor-faktor lain yang mensugesti evaporasi antara lain yakni





  • Kandungan lengas tanah
  • Karakteristik kapiler tanah
  • Jeluk wajah air tanah
  • Warna tanah
  • Aspek tutupan lahan dan vegetasi
  • Ketersediaan air (hujan, irigasi, dan lain-lainnya)




Faktor-faktor diatas ini akan mensugesti dinamika evaporasi dan evapotranspirasi secara biasa .





 



Lysimeter untuk Menghitung Evapotranspirasi





Skema lysimeter untuk menghitung evapotranspirasi




Salah satu sistem untuk mengkalkulasikan evapotranspirasi yang paling akurat yakni dengan memakai lysimeter.





Alat ukur ini nantinya akan ditempatkan pada stasiun-stasiun cuaca untuk memonitor evapotranspirasi di kawasan tersebut. Evapotranspirasi yang diukur ialah evapotranspirasi memiliki peluang.





Alat ukur ini akan mengukur laju evapotranspirasi pada sebuah wilayah yang terbatas saja.





Dengan penyebaran kawasan yang terbatas maka diperlukan lysimeter dalam jumlah besar untuk menghitung evapotranspirasi di sebuah kawasan.





Laju evapotranspirasi dari sebuah kawasan mampu dijumlah dengan memakai rumus





EP =  H + S-Pk – P





Dimana
EP = Evapotranspirasi (memiliki potensi)
H = Curah hujan
S = Air siraman
Pk = Air perkolasi
P = Jumlah air untuk penjenuhan tanah hingga tercapai kapasitas lapang





Dalam prakteknya P diisi = 0, balasannya  nilai EP yang diperoleh merupakan nilai evapotranspirasi berpotensi (ETp). Jika nilai P diisi dengan nilai tertentu maka EP yang dihasilkan menjadi nilai evaporasi faktual (ETa)





Cara Menggunakan Lysimeter





Untuk memakai lysimeter dalam menjumlah evapotranspirasi di sebuah daerah, kalian mampu mengikuti langkah-langkah dibawah ini





  1. Pengamatan dikerjakan saban hari pukul 17.00 waktu setempat.
  2. Curah hujan ialah akumulasi hujan mulai pukul 17 waktu lokal hari ini hingga dengan pukul 17.00 keesokan hari. Intinya yaitu mesti 24 jam pengamatannya
  3. Air siraman yakni volume air yang dikonversi menjadi tinggi air dalam bejana lysimeter yang disiramkan pada permulaan observasi. Jika dalam 24 jam terjadi hujan, maka pada hari observasi tidak perlu lagi dilaksanakan penyiraman,
  4. Air perkolasi yaitu volume air yang dikonversi menjadi tinggi air dalam baskom lysimeter yang sukses disedot pompa pada ketika observasi
  5. P diisi “0”
  6. Semua nilai tersebut dimasukkan pada rumus di atas yang kesudahannya menjadi nilai EP pada hari observasi tersebut.




Setelah mengikuti semua proses diatas, semestinya kalian telah bisa mendapatkan nilai evapotranspirasi memiliki potensi dari daerah yang sedang kalian perhatikan.





 



Cara Menghitung Evapotranspirasi





Cara menghitung evapotranspirasi




Diatas telah diterangkan perihal alat lysimeter yang mampu digunakan untuk menjumlah laju evapotranspirasi di sebuah kawasan. Sekarang, kita akan membicarakan tentang rumus-rumus dan sistem perkiraan yang dapat dipakai.





Berikut ini adalah rumus-rumus yang kerap dipakai untuk menghitung evapotranspirasi pada sebuah daerah





Metode Penman – Montheith FAO





Rumus dan metode dalam cara penghitungan ini menunjukkan hasil yang paling akurat daripada cara lainnya. Metode ini disarankan oleh FAO untuk menghitung laju evapotranspirasi di sebuah kawasan





Metode ini memakai metode perkiraan secara kompleks, alasannya adalah data yang dimasukkan ke dalam rumus cukup banyak.





Penman-Monteith memakai rumus dibawah ini untuk menjumlah laju evapotranspirasi di suatu wilayah





Rumus Penman Montheith untuk menghitung evapotranspirasi




ETo : Evapotranspirasi acuan (mm/hari),
Rn : Radiasi netto pada permukaan flora (MJ/m²/hari),
G : Kerapatan panas terus-menerus pada tanah (MJ/m²/hari),
T : Temperatur harian rata-rata pada ketinggian 2 m (°C),
u: Kecepatan angin pada ketinggian 2 m (m/s),
e: Tekanan uap jenuh (kPa),
ea : Tekanan uap faktual (kPa),
g  : Konstanta psychrometric (kPa/°C)
D : Kurva kemiringan tekanan uap (kPa/°C),





Beberapa kajian menyebutkan proses hitung memakai cara ini memiliki kemiripan sebanyak 0,93 persen dari sistem pengukuran memakai Lysimeter.





 



Metode Blaney Criddle





Metode kedua yang dipakai ialah tata cara Blaney Criddle yang cukup sederhana, tetapi tetap mampu mengkalkulasikan proses evapotranspirasi yang terjadi pada sebuah daerah.





Blaney-Criddle memerlukan data berupa data suhu, jumlah jam pada siang hari, serta koefisien dari tanaman empiris pada suatu wilayah.





Data tersebut dijumlah dengan menggunakan rumus dibawah ini





     ETo = p (0,46.Tmean+ 8,13)





p = persentase harian siang hari rata-rata tahunan
Tmean = suhu rata-rata harian





Cara ini digunakan untuk menghitung tempat yang luas, tetapi dengan iklim yang kering sampai sedang.





Data yang diharapkan dalam sistem ini yaitu penyajian harian siang hari dan rata-rata tahunan, serta suhu rerata harian suatu daerah.





 



Metode Thornthwaite





Selanjutnya yakni tata cara Thornthwaite yang sederhana dan cuma memerlukan data suhu bulanan rata-rata dalam sebuah kawasan.





Metode ini umumnya digunakan untuk area Amerika di bab tengah dan timur, dengan kondisi iklim yang cukup berair. Akan tetapi ia juga bisa dipakai di area lain dengan kemiripan yang sama dengan kawasan tersebut.





Perhitungan menggunakan tata cara Thornthwaite dijalankan dengan memakai rumus dibawah ini





 e = 1,6 (10t/I)a





e = Evapotranspirasi contoh (ETo)
t = temperatur udara rata-rata bulan
I = heat index tahunan atau musiman
a = koefisien daerah yang diteliti





Demikianlah penjelasan singkat tentang evapotranspirasi dan cara menghitungnya dengan banyak sekali sistem.





Semoga dengan mengetahui dan membaca penjelasan tersebut wawasan Anda mengenai istilah tersebut bertambah. Anda mampu membaca bahan tersebut lebih lengkap dengan membaca buku yang relevan dengan materi yang sama.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon