Friday, August 21, 2020

Data Primer: Pengertian, Ciri-Ciri, Dan Misalnya


Agar proses observasi yang dilakukan tidak tidak berguna, maka perlu memakai data yang valid dan diakui keabsahannya. Biasanya, ada dua data yang dipakai, yakni sekunder dan primer.





Masing-masing jenis data tersebut memegang peranan penting, untuk fungsi yang berbeda-beda pula. Namun, banyak penelitian-observasi terbaru yang mempergunakan data primer untuk mengeksplorasi dan mengulik fenomena-fenomena baru.





Sesuai dengan namanya, data primer mempunyai arti utama atau pokok. Meskipun namanya primer, bukan mempunyai arti data primer adalah data paling utama lho! Tetapi, artinya yakni data yang ditemukan dari sumber pertama.





Namun dalam praktiknya, penggunaan data tersebut memang sering menjadi yang paling utama dalam suatu observasi. Jika data sekunder yakni sebuah pendukung, maka primer akan menjadi data yang disokong.






Pengertian Data Primer





Data primer berasal dari narasumber primer dan data lapangan langsung




Sesuai dengan maknanya di dalam KBBI, data primer adalah jenis data utama atau pokok di dalam sebuah penelitian. Proses pemerolehan data ini ditemukan pribadi dari tangan pertama, atau sumber utama dari fenomena yang sedang dikaji.





Biasanya, sumber akan diperoleh dari sumber primer secara eksklusif, tanpa perantara. Sumber primer ini maksudnya adalah orang-orang yang mengalami secara langsung kejadian tersebut.





Karena mereka mengalami secara pribadi, maka disebut sebagai sumber primer. Harapannya yaitu alasannya mengalami secara eksklusif, mereka dapat menjelaskan dengan lebih baik kejadian-insiden yang terjadi.





Selain itu, proses pengambilan data secara eksklusif ke sumber primer ini diperlukan mampu menciptakan data yang berkualitas lebih baik. Hal ini terjadi karena pewawancara pastinya mengerti substansi pertanyaannya. Berbeda bila mempergunakan data sekunder yang berasal dari hasil observasi ataupun narasi orang lain.





 



Ciri-Ciri Data Primer





Peran data dalam observasi sangatlah penting alasannya masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Terkadang, beberapa orang masih sulit memaparkan, maka yang primer dan mana yang yang lain.





Terkadang, mereka juga bingung data mana yang mesti digunakan dalam sebuah observasi. Oleh alasannya itu, setiap orang wajib untuk mengetahui ciri-ciri dari data-data yang ada. Kali ini, kita akan coba membicarakan lebih lanjut mengenai ciri-ciri data primer.





Bersifat Utama





Perlu dikenali bahwa jenis data satu ini memang tidak mampu disingkirkan. Maksudnya, data primer tidak akan mungkin digantikan dengan jenis data lainnya alasannya keberadaannya biasanya memegang posisi utama dalam sebuah penelitian.





Maka, tidak aneh apabila data yang dipakai akan bersifat tunggal dan tidak mampu diubah. Hal ini terjadi alasannya adalah data primer dianggap memiliki validitas tertinggi dan dapat menggambarkan secara utuh suatu fenomena.





Contohnya seperti dalam pengkajian problem longsor di sebuah tempat. Data utama yang dipakai tentu saja wawancara terhadap orang-orang yang terkena longsor tersebut.





Selain itu, data yang dibutuhkan juga pengamatan eksklusif dan pengetesan kondisi tektonik dan pertanahan yang ada di kawasan tersebut. Hal-hal yang telah disebutkan tersebut merupakan data-data primer yang memang mempunyai relevansi tinggi terhadap masalah yang terjadi.





 



Data Dihasilkan Secara Langsung





Perbedaan yang cukup menonjol antara data sekunder dan primer terletak pada cara mengambil datanya. Dalam hal ini, data diperoleh tanpa perlu menggunakan mediator ketiga atau mampu diperoleh secara langsung.





Seperti teladan kita pada analisis kebencanaan longsor, data-data yang digunakan dalam observasi langsung diambil dari sumbernya. Pada masalah ini, data tanah, geofisika, serta wawancara tersebut tidak melewati perantara apapun.





Hal ini secara tidak pribadi juga akan mensugesti proses akuisisi datanya. Terkadang, data primer ini mudah diambil karena semua sumbernya tersedia dengan baik. Terkadang pula, data primer ini sangat susah untuk diakses sebab sumber-sumber data tersebut tidak tersedia dengan baik.





 



Cara Pemerolehan Data Primer





Data primer dapat diambil dengan wawancara, survei, dan observasi




Secara umum, terdapat 3 cara untuk menerima data primer ialah lewat wawancara, observasi, dan melaksanakan survei. Berikut ini yakni pendetailan perihal ketiga tata cara perolehan data tersebut.





Wawancara





Wawancara yakni salah satu jenis pengumpulan data yang paling sering diandalkan dalam penelitian kualitatif, terlebih dalam pengumpulan jenis data primer.





Alasannya yakni sebab wawancara bisa dikerjakan dengan menggunakan informan utama sehingga data yang dihasilkan juga mempunyai tingkat keakuratan tinggi serta keaktualan yang tinggi.





Setelah melaksanakan wawancara, balasannya masih perlu ditranskip kedalam bentuk teks ataupun poin-poin penting. Hal ini karena proses transkip akan sangat membantu dalam proses menerjemahkan hasil wawancara.





Secara biasa , sebelum melaksanakan wawancara, kita mesti mengetahui apalagi dulu pokok-pokok dilema yang akan diidentifikasi dalam sebuah observasi. Setelah itu, kita mampu menciptakan pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud untuk memperjelas urusan tersebut.





Kemudian, pewawancara mesti menentukan narasumber yang tepat untuk diwawancarai. Pemilihan narasumber ini tentu saja berhubungan erat dengan wawasan yang dimiliki oleh orang tersebut terhadap permasalahan yang sedang diteliti.





 



Observasi





Observasi intinya yaitu kegiatan untuk melihat dan mengamati sebuah objek atau fenomena untuk mengambil sebuah kesimpulan. Karena pengamatan dilaksanakan oleh peneliti secara langsung, maka data yang dihasilkan dianggap selaku data primer.





Observasi ini tidak mesti dijalankan secara eksklusif oleh kita lho, namun dapat menggunakan foto udara atau satelit. Setelah itu, data-data tersebut mampu diolah dan dimutakhirkan menggunakan tata cara berita geografis supaya mampu dipakai dalam observasi.





Hasil yang hendak diperoleh dari acara observasi tidak cuma berbentukteks saja, namun juga bisa gambar, video, foto, dan beberapa media yang lain. Jenis data yang dihasilkan sangat terkait dengan jenis penelitian apa yang akan dikerjakan, serta masalah apa yang mau dijawab.





Setelah menghasilkan data pengamatan, peneliti juga mesti mempesona kesimpulan dan merangkum hasil observasinya. Langkah ini dilakukan dengan cara menstranskip data tersebut ke dalam hasil yang lebih gampang diketahui. Nah, sesudah itu data tersebut mampu menjadi data pokok dalam penyampaian argumen.





 



Survei





Berbeda dengan wawancara yang bersifat mendalam terhadap suatu individu, survei mencoba untuk menerima citra lazim sentimen sebuah kelompok masyarakat.





Survei sebagian besar niscaya akan menggunakan sistem pengisian angket ataupun kuesioner. Alasannya yakni alasannya pada penelitian kuantitatif, mengenali kuantitas atau jumlah dari ide yang diteliti sungguh penting, bahkan menjadi poin utama dalam penelitian tersebut.





Dalam pelaksanaannya, dalam melaksanakan survei, mesti memakai sampling untuk menentukan siapa pun yang dapat disurvei. Sampling ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik sebuah populasi tanpa melakukan survei kepada seluruhnya.





Jika dilaksanakan terhadap seluruh populasi, maka survei ini akan menjelma sensus. Itulah perbedaan utama antara sensus dengan survei, ialah siapa saja yang dimintai pendapatnya.





Untuk proses pelaksanaannya, tidak mesti mengandalkan orang lain alasannya adalah faktanya peneliti juga bisa melakukannya. Namun, alasannya adalah kuesioner umumnya membutuhkan sampel yang sangat banyak, mampu jadi peneliti tidak mempunyai waktu untuk melakukan langkah ini sendiri.





Namun, sungguh dianjurkan untuk tidak memakai pertimbangan dari peneliti sendiri alasannya adalah pasti akan dinilai sungguh objektif.





 



Contoh Data Primer





Untuk mampu memberikan contoh data primer, maka perlu dimengerti apalagi dahulu jenis penelitian yang sedang dijalankan. Namun, perlu ditegaskan dulu apabila data utama ini mesti diperoleh dari informan utama dan tidak boleh dari referensi, kutipan, atau lansiran karena itu adalah data sekunder





Berikut ini beberapa pola dari data-data yang bersifat primer dan digunakan dalam sebuah observasi.





  • Observasi bahwa keadaan kelas saat proses pembelajaran di SMPN 4 Ponorogo terbilang sungguh kondusif karena siswa mendapatkan semangat berguru tinggi.
  • Pendataan data parkir di Unbraw menawarkan bahwa jumlah mahasiswa Universitas Brawijaya yang membawa motor di tahun 2017 lebih minim dibandingkan di tahun 2019.
  • Survey jajak pendapat menyatakan bahwa elektabilitas calon kepala daerah tersebut cukup tinggi
  • Wawancara kepada perangkat kawasan Majalengka memberikan bahwa bandara Kertajati banyak menjadikan pengaruh kasatmata pada perekonomian setempat
  • Foto udara suatu lokasi yang didapatkan dengan memakai penginderaan jauh (INDERAJA) satelit




Bagaimana, sudah cukup terbayang kan data-data apa saja yang tergolong selaku data primer? Sekarang, kita akan coba membicarakan mengenai keunggulan dan kekurangan data primer.





 



Keunggulan dan Kelemahan Data Primer





Data primer memiliki banyak keunggulan




Setiap jenis data niscaya ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk data primer, berikut ini ialah keunggulan serta kekurangan dalam memanfaatkan data ini pada sebuah observasi.





Keunggulan Data Primer





Karena data primer merupakan data yang diambil secara pribadi di lapangan dan merupakan data khusus yang diambil untuk suatu penelitian, lazimnya data seperti ini memiliki akurasi yang lebih baik.





Secara biasa , berikut ini ialah kelebihan-keunggulan yang dimiliki oleh data primer ketimbang data sekunder.





  • Akurasi yang lebih tinggi alasannya adalah data yang diambil aktual dan sesuai dengan fakta yang ada di lapangan
  • Kustomisasi yang lebih tinggi alasannya adalah kita yang mengambil datanya, kita bisa pribadi menghipnotis jenis-jenis data tersebut akan seperti apa. Makara, data yang ada pasti cocok dengan observasi kita.
  • Relevansi tinggi alasannya data diambil secara eksklusif ketika penelitian, data tersebut pasti berhubungan dengan kondisi lapangan dan mampu menggambarkan dengan baik fenomena yang terjadi.
  • Dapat menjadi data utama dari suatu penelitian alasannya adalah memiliki faktor keyakinan yang umumnya lebih tinggi
  • Dapat dijual, alasannya adalah data primer belum pernah diambil sebelumnya oleh instansi lain, data ini memiliki nilai. Terutama kalau ada peneliti yang ingin melakukan observasi yang mirip dengan observasi kita.




Cukup banyak ya keunggulan dari data primer. Sekarang, kita akan mencoba menggali lebih lanjut mengenai kelemahan-kekurangan data primer.





 



Kelemahan Data Primer





Karena harus diambil secara pribadi, sering kali data primer sukar untuk ditemukan atau setidaknya membutuhkan banyak uang. Oleh alasannya adalah itu, tidak banyak yang mampu mendapatkan dan menggunakan data primer.





Berikut ini yakni kelemahan-kelemahan yang ada pada data primer dalam suatu penelitian





  • Mahal alasannya mesti diakuisisi secara langsung ke sumbernya. Terlebih lagi ketika daerah tersebut sukar diakses dan minim infrastruktur
  • Membutuhkan waktu usang, sama seperti alasan diatas, tidak mudah dan murah untuk mendapatkan data primer.
  • Butuh keahlian lebih dalam mengakuisisi dan mengolahnya. Seperti yang telah kita pahami, data primer tidak dapat langsung dipakai, namun harus diolah terlebih dulu menjadi bentuk data yang mampu diketahui oleh siapa saja. Hal ini membutuhkan kemampuan yang tinggi dan tidak siapa saja memilikinya




Semoga, setelah membaca ini, kalian dapat melaksanakan observasi-penelitian dengan lebih baik!



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon