Thursday, August 20, 2020

Data Sekunder: Pemahaman, Ciri-Ciri, Dan Misalnya


Dalam suatu penelitian, tentu saja diharapkan data selaku bahan analisis utamanya. Salah satu data yang banyak dipakai yaitu data sekunder. Jenis data ini bukan ialah data yang diperoleh dari sumber utama, melainkan sudah melalui beberapa sumber.





Sebenarnya, perbedaan utama pada setiap data cuma diputuskan lewat proses pengambilannya. Seperti yang telah dijelaskan diatas, data sekunder diambil dari sumber-sumber sekunder, bukan orang yang merasakan pribadi fenomena yang diteliti.





Data dalam sebuah observasi ialah hal yang wajib ada alasannya tanpa adanya data, observasi tersebut tidak akan bisa dijalankan. Tidak peduli apapun jenis penelitiannya, kualitatif ataupun kuantitatif.






Pengertian Data Sekunder





Data sekunder yaitu jenis data aksesori yang tidak diperoleh dari sumber utama, namun sudah lewat sumber kesekian. Artinya, orang-orang tersebut tidak mencicipi secara eksklusif fenomena yang sedang diteliti, namun mendapatkan informasinya dari sumber-sumber primer yang lain.





Memperoleh jenis data ini sangatlah gampang dan tidak memerlukan proses yang rumit. Kalian hanya perlu melaksanakan studi pustaka, meliaht isu, dan mewawancarai para jago untuk mengetahui pertimbangan mereka. Kegunaannya yakni untuk mendukung dan memperkuat isu primer yang sebelumnya sudah ditemukan.





Sebenarnya, data sekunder ini mempunyai berbagai sumber, mulai dari buku, jurnal, postingan, dan sampai observasi sebelumnya. Semua bisa digunakan sebagai sumber data satu ini. Yang paling penting adalah harus memastikan apabila data yang diperoleh memang sungguh-sungguh valid.





&nsbp;



Ciri-Ciri Data Sekunder





Data sekunder berasal dari sumber sekunder




Perlu diketahui bahwa secara definisi, data sekunder adalah data-data apapun yang ditemukan dari sumber sekunder. Umumnya, data seperti ini juga dipakai selaku data penunjang, bukan data utama dalam observasi sebab persoalan akurasi dan peluangmisinterpretasi yang cukup tinggi.





Namun, tidak jarang sebuah observasi berfokus pada data-data sekunder saja. Penelitian mirip ini umumnya disebut selaku meta-study atau studi-studi yang mengagregasikan studi lainnya.





Berikut ini yakni beberapa ciri-ciri yang umumnya melekat pada data sekunder.





Biasanya Bersifat Pendukung





Dalam sebuah observasi, data ini umumnya tidak difungsikan selaku data utama, melainkan hanya sebagai penunjang dari data-data sebelumnya. Data ini umumnya dipakai untuk mendukung dapat dipercaya dari data-data primer yang telah dikumpulkan sebelumnya.





Namun, tidak sedikit pula observasi yang murni memakai data sekunder. Penelitian-penelitian seperti ini lazimnya bersifat metastudy yang mengagregasikan penelitian-penelitian lainnya dalam suatu studi.





 



Biasanya Bersumber dari Pihak Ketiga





Maksud data yang ditulis oleh pihak ketiga yakni perihal dilema pemerolehannya. Mengapa disebut selaku data pihak ketiga? Hal ini alasannya sebagian besar sumber data jenis ini menggunakan dokumen ataupun usulan andal. Contohnya saja dokumen yang telah ditulis oleh wartawan atau informan yang lain.





Ketika mengandalkan data dari dokumen wartawan dan informan lainnya, secara otomatis prosesnya tidak diperoleh dari sumber utama. Hal ini pastinya relevan dengan perannya selaku data penunjang. Untuk itu, sebagian besar data yang digunakan tidak diperoleh dari tangan pertama.





Tangan pertama disini maksudnya ialah apakah mereka pribadi mengalami atau tidak peristiwa yang sedang diteliti. Jika tidak, maka mereka dianggap sebagai sumber sekunder.





 



Bisa Diambil dan Dianalisis Tanpa Harus Mendatangi Lokasi





Karena memanfaatkan dokumen dan usulan-pendapat ahli yang umumnya tersebar di media atau wadah lainnya, tidak ada kewajiban untuk mengunjungi secara eksklusif lokasi dimana fenomena tersebut berada.





Untuk tempat-kawasan yang sangat susah untuk dihadiri, studi data sekunder ini sangat penting selaku basis data permulaan dalam observasi. Terutama jikalau sangat sukar untuk mendapatkan data primer dan mengakses tempat tersebut.





Bisa dilakukan dari mana saja inilah yang menimbulkan observasi data sekunder disebut selaku desk study sebab dapat dijalankan dari meja mencar ilmu masing-masing.





 



Cara Mendapatkan Data Sekunder





Data sekunder dapat diambil dari buku dan literatur lainnya




Setiap jenis data memiliki teknik pengumpulan yang berlainan-beda. Hal ini juga berlaku pada jenis data sekunder selaku penunjang data primer dalam observasi.





Secara lazim, terdapat dua cara untuk mendapatkan data sekunder ialah dengan melakukan studi pustaka serta analisis media (mampu media massa ataupun media sosial).





Studi Literatur





Studi literatur pada dasarnya ialah meneliti sebuah dokumen agar nantinya dapat disimpulkan ataupun makna dari literatur tersebut. Harapannya, makna dan berita yang terkandung mampu menawarkan persepsi dan wawasan yang baru kepada sebuah persoalan.





Studi literatur ini merupakan sumber data sekunder yang paling kerap digunakan. Selain alasannya adalah sumbernya sungguh banyak, studi literatur juga relatif lebih gampang untuk dijalankan dibandingkan dengan analisis sentimen media atau akuisisi data primer.





Umumnya, sumber-sumber literatur yang dijadikan tumpuan ini merupakan basis data yang terpercaya dan mampu dipertanggungjawabkan. Contohnya yakni tubuh sentra statistik (BPS) di Indonesia, data sektoral kementrian-kementrian, hasil studi ilmiah terdahulu yang ada pada thesis ataupun jurnal ilmiah, serta publikasi-publikasi ilmiah yang lain.





Tidak jarang juga studi literatur ini memanfaatkan dokumen isyarat negara dan dokumen regulasi setempat. Indonesia sendiri mempunyai beberapa dokumen seperti ini, beberapa diantaranya ialah RDTR, RPJM, RTRW, serta Renstra.





Dalam melaksanakan studi literatur, harus sungguh berhati-hati alasannya mampu saja hasil studi tersebut kurang berkaitan kepada penelitian yang ingin dilaksanakan. Oleh karena itu, harus sangat waspada dalam memilih sumber data untuk dikaji.





 



Analisis Media





Selain mempergunakan studi literatur untuk menganalisis dan mensarikan dokumen-dokumen yang telah ada, terdapat pula analisis media dimana kita mencoba untuk melihat sentimen-sentimen yang ada di media sosial terkait suatu fenomena.





Dalam melaksanakan penelitian atau untuk merumuskan suatu problem, mendapatkan konteks sangat penting. Inilah tugas media populer dimana kita dapat menyaksikan apa yang orang-orang lain tulis mengenai sebuah fenomena.





Selain itu, kita juga mampu mengenali secara umum, dilema-duduk perkara apa yang dipikirkan oleh mereka, sehingga dapat memperkaya observasi kita. Dengan adanya analisis media ini, diperlukan nantinya kita mampu mempunyai gambaran yang menyeluruh kepada suatu permasalahan dan kondisi di lapangan, walaupun tidak eksklusif terjun ke lapangan.





 



Contoh Data Sekunder





Sebagai sumber data penunjang, data sekunder umumnya menyajikan data-data yang umum. Maksud umum di sini adalah data yang diperoleh kebanyakan sudah ialah hasil observasi yang sebelumnya dikerjakan. Contohnya saja mirip data yang diperoleh dari sumber UNESCO, Badan Statistika, dan sejenisnya.





Selain itu, pada umumnya jenis data ini juga memiliki keterangan berupa “dirujuk, dikutip, ataupun dilansir”. Hal ini pertanda bila peneliti tidak mendapatkan data yang diperoleh dari sumber utama.





Selanjutnya perlu dimengerti jika teladan data ini juga sangat dipengaruhi oleh jenis penelitian yang dikerjakan. Terkadang, jenis data yang tersedia tidak sesuai dengan penelitian yang hendak dijalankan.





Berikut ini adalah beberapa contoh-pola data sekunder yang sering dipakai dalam penelitian.





  • Data kependudukan yang diambil dari Badan Pusat Statistik Nasional ataupun BPS regional
  • Data impor-ekspor yang diambil dari Bea Cukai dan otoritas pelabuhan terkait
  • Isu-berita sebuah daerah yang ditemukan dari liputan di koran atau wawancara di akses informasi nasional
  • Data-data spesifik yang ditemukan dari riset terdahulu yang sudah diterbitkan dalam jurnal ilmiah
  • Isu-informasi suatu tempat yang didapatkan dari kritik-kritik di media sosial mirip Twitter, Facebook, ataupun Instagram
  • Gambaran kondisi fisik sebuah kawasan yang didapatkan dari peta
  • Arahan pengembangan sebuah kawasan ditemukan dari RTRW dan RPJMD kawasan




Bagaimana, telah cukup terperinci kan data-data mirip apa yang masuk kedalam data sekunder? Sekarang kita akan coba membicarakan lebih lanjut tentang keunggulan dan kekurangan dari data sekunder dalam observasi.





 



Kelebihan Dan Kekurangan Data Sekunder





Data sekunder memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan




Setiap jenis data pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Untuk data sekunder, berikut ini yakni keunggulan serta kekurangan dalam memanfaatkan data ini pada suatu penelitian.





Keunggulan Data Sekunder





Karena data sekunder diambil dari sumber-sumber lain dan dicocokkan dengan framework analisis yang ada, umumnya data ini jauh lebih hemat biaya dan mudah diakuisisi.





Berikut ini ialah kelebihan-kelebihan yang secara lazim dimiliki oleh data sekunder daripada data primer.





  • Murah alasannya adalah telah tersedia dan tinggal digunakan. Disini, peneliti tidak perlu melakukan survey lapangan yang mahal untuk mendapatkannya
  • Hemat waktu karena sudah tersedia dan dapat eksklusif diakses selaku data observasi
  • Dapat menunjukkan konteks yang lebih luas kepada data primer
  • Dapat melengkapi data-data primer, khususnya yang merepotkan untuk diakuisisi di lapangan
  • Dapat memperkuat atau menjadi basis perbandingan dengan data primer. Jika tidak ada perbedaan memiliki arti, mempunyai arti tidak ada anomali. Sedangkan jika sungguh berlawanan, maka ada indikasi anomali data.




Cukup banyak ya keunggulan dari data sekunder. Setelah ini, kita akan menjajal mengulas kelemahan dari data sekunder.





 



Kelemahan Data Sekunder





Karena data sekunder biasanya diakuisisi oleh orang lain atau berasal dari sumber lain, akurasinya kerap dipertanyakan. Selain itu, ada peluangjuga bahwa data telah kadaluwarsa dan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.





Berikut ini yaitu beberapa kekurangan-kelemahan data sekunder dalam suatu penelitian





  • Tidak terjamin akurasinya alasannya adalah diakuisisi oleh lembaga lain. Bisa saja, lembaga tersebut memiliki kendali kualitas yang lebih rendah ketimbang kita.
  • Banyak data yang sudah renta alasannya adalah diakusisi sebelumnya oleh lembaga-forum lain. Bisa jadi, keadaan di lapangan sekarang telah berbeda dengan data tersebut
  • Terkadang tidak relevan dan tidak cocok dalam sebuah penelitian. Hal ini terjadi alasannya adalah kelas data, jenis data, dan hal-hal yang ada pada data tersebut diambil untuk studi lain yang sebelumnya pernah dilakukan. Struktur data tersebut belum pasti cocok dengan data yang kita butuhkan




Semoga, setelah membaca ini, kalian mampu melakukan observasi-penelitian dengan lebih baik dan memanfaatkan data sekunder secara sempurna dalam observasi kalian!



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon