Kita sering mendengar bahwa Pancasila ialah ideologi yang terbuka, tetapi, apa sesungguhnya yang dimaksud dengan ideologi terbuka tersebut dan apakah Pancasila termasuk ideologi yang terbuka?
Pancasila sendiri merupakan rangkuman dari ideologi bangsa Indonesia yang terangkum dalam lima sila. Dasar dasar ini dirumuskan oleh Soekarno, pendekar proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia.
Daftar Isi
Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka yakni ideologi yang bisa mengikuti perkembangan zaman dan bersifat dinamis. Selain itu, ideologi terbuka juga merupakan buah fatwa atau konsensus dari suatu kelompok masyarakat.
Sebuah ideologi terbuka mendapatkan nilai dan cita-citanya dari dalam bukan dari luar. Artinya yakni sebuah ideologi mesti merangkum nilai-nilai bangsa tersebut, jangan hingga bangsanya yang mesti berganti untuk menyanggupi ideologinya.
Berbeda dengan ideologi terbuka, ideologi tertutup cenderung mempunyai nilai-nilai dogmatis yang tiba dari luar. Ideologi mirip ini memaksa masyarakatnya untuk tunduk terhadap nilai-nilai gres tersebut tanpa mampu menolak atau menawarkan pertimbangan . Ideologi tertutup condong bersifat totaliter dan adikara dalam menertibkan langkah-langkah masyarakatnya.
Menurut Frans Magnus Suseno, terdapat 2 ciri-ciri bagi sebuah ideologi yang terbuka, ciri ciri tersebut ialah
- Nilai dan cita-citanya bersumber dari kekayaan budaya penduduk itu sendiri. Artinya, nilai yang terkandung di dalamya bukan nilai-nilai eksternal yang datang dari luar. Ideologi terbuka berkembang dan berkembang dari segenap kegiatan, kebiasaan, dan buah fikiran masyarakat setempat, sehingga ideologi ini mampu diterima dengan baik.
- Isinya tidak secara eksklusif operasional atau teknis namun instruktif dan instrumental. Ideologi terbuka mencakup nilai-nilai yang operasionalisasiannya (teknisnya) didahului oleh penjabaran nilai yang lebih instrumental (fundamental/dasar)
Sebelum pancasila mampu dianggap selaku sebuah ideologi yang terbuka, kedua kaidah diatas harus dipenuhi.
Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Sebagai ideologi negara, pancasila harus menjadi acuan dan aliran bangsa Indonesia dalam mengerjakan segala aktivitasnya. Oleh sebab itu, ideologi ini mesti luwes dan fleksibel dalam mengikuti pertumbuhan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai dasarnya, atau bahasa yang lain ialah menjadi Ideologi Terbuka.
Pancasila pada mulanya merupakan observasi Soekarno kepada kegiatan kehidupan masyarakat Indonesia. Dia menyadari bahwa secara lazim, terdapat 5 karakteristik yang ada di penduduk Indonesia ialah
- Ketuhanan
- Kemanusiaan
- Persatuan
- Musyawarah
- Keadilan Sosial
Oleh sebab itu, Pancasila memang secara mendasar telah bersumber dari budaya dan buah pikir bangsa Indonesia.
Jika kita lihat lebih lanjut, kelima nilai yang terkandung di Pancasila merupakan stance atau perilaku dasar bangsa Indonesia dalam menghadapi suatu situasi. Nilai-nilai tersebut dalam pelaksanaannya tidak berubah, hanya saja metode pelaksanaannya yang bisa jadi berlainan, tergantung suasana.
Berdasarkan patokan yang ditetapkan oleh Frans Magnus Suseno, Pancasila telah dapat dianggap selaku ideologi terbuka. Pancasila senantiasa menawarkan orientasi ke depan dan mampu diadaptasikan kepada semua dilema/aktivitas tanpa kehilangan nilai dasarnya.
Dimensi Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi mempunyai 3 dimensi penting ialah
- Dimensi Realitas merefleksikan kemampuan sebuah ideologi untuk mengadaptasikan nilai-nilai kehidupan yang meningkat di suatu kelompok penduduk .
- Dimensi Idealisme mencerminkan kesanggupan suatu ideologi untuk menggugah keinginan para penganut/pendukungnya.
- Dimensi Pendukung merefleksikan kesanggupan suatu ideologi untuk mempengaruhi dan menyesuaikan diri kepada pertumbuhan penduduk .
Bukti Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

Jika Pancasila ingin mengklaim dirinya sebagai sebuah ideologi yang terbuka, harus ada bukti yang menguatkannya. Sebuah klaim yang cuma didasari kajian teoritis tanpa bukti aktual tidak akan dapat diterima dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa bukti yang menguatkan bahwa Pancasila memang benar merupakan sebuah ideologi yang terbuka.
- Pancasila berisikan impian, tujuan, dan persepsi hidup bangsa Indonesia
- Pancasila dibuat berdasarkan pengalaman sejarah bangsa Indonesia, sehingga sungguh berhubungan kepada realitas bangsa yang ada.
- Pancasila menghargai bahkan mengutamakan pluralitas, mirip dalam slogan bhinneka tunggal ika. Hal ini sangat penting bagi bangsa Indonesia yang bersuku-suku
- Pancasila terdiri dari landasan nilai dan perilaku, bukan petunjuk teknis mirip undang-undang sehingga lebih leluasa mengikuti keadaan dengan pertumbuhan zaman
- Pancasila tidak memaksa, melainkan memberi inspirasi penduduk untuk beraktivitas dan memandang sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
- Pancasila tidak akan menghalangi pilihan warga Indonesia, asalkan tidak berlawanan dengan dengan nilai-nilai Pancasila dan hati nurani warga tersebut.
- Pancasila dibentuk dan disahkan atas cita-cita bangsa Indonesia, tanpa campur tangan eksternal dari negara lain
Berdasarkan bukti-bukti diatas, kita mampu mempesona kesimpulan bahwa memang benar Pancasila, baik itu dari sisi teoritis maupun praktis, merupakan suatu ideologi yang terbuka.
Bagaimana Gagasan Ini Muncul
Menurut Moerdiono, terdapat beberapa argumentasi yang mendasari terbentuknya Pancasila selaku ideologi yang terbuka. Berikut adalah argumentasi-argumentasi yang dikemukakan Moerdiono
- Dinamika perkembangan masyarakat Indonesia yang sangat cepat sehingga dikhawatirkan ideologi yang kaku dan tertutup tidak mampu mengakomodasi dilema dan kegiatan sehari-hari di kurun yang mau datang.
- Runtuh dan gagalnya ideologi tertutup mirip marxisme-leninisme dan fasisme.
- Pengalaman politik masyarakat Indonesia terhadap dampak komunisme dan fasisme. Saat itu, Pancasila bukan lagi dipakai sebagai dasar pemilihan kebijakan dan tutorial hidup melainkan sebagai senjata politik untuk memberangus lawan. Pada zaman ini, perbedaan menjadi alasan untuk mengecap seseorang selaku anti-Pancasila sehingga harus ‘diamankan’
- Tekad bangsa untuk menimbulkan pancasila selaku satu-satunya asas dalam kehidupan penduduk , berbangsa, dan bernegara.
Secara sejarah, gagasan Pancasila selaku ideologi terbuka telah dibicarakan sejak tahun 1985, namun secara implisit, Pancasila memang sudah dijadwalkan selaku ideologi terbuka sejak konsepsinya. Hal ini dibuktikan dengan pembukaan UUD 1945 yang berbunyi
”Maka sudah cukup jika Undang-Undand Dasar cuma memuat garis-garis besar selaku kode kepada pemerintah sentra dan lain-lain penyelenggara negara untuk mengadakan kehidupan negara dan kemakmuran sosial, khususnya bagi negatra baru dan negara muda, lebih baik hukum dasar yang tertulis itu hanya menampung aturan-aturan pokok, sedang hukum-aturan yang menyelenggarakan hukum pokok itu diserahkan terhadap Undang-Undang yang lebih gampang cara membuat, mengganti, dan mencabutnya.”
Berdasarkan kutipan diatas, kita mampu menawan kesimpulan bahwa secara mendasar, memang benar Pancasila dapat dikategorikan selaku ideologi terbuka. Seiring dengan pertumbuhan zaman, nilai-nilai Pancasila tetap sama, cuma saja peraturan dan kebijakan yang bersumber dari nilai tersebutlah yang berubah, menyesuaikan dengan zaman.
Nilai Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila mempunyai tiga dimensi nilai yang menunjukkan bahwa Pancasila ialah suatu ideologi yang terbuka. Ketiga dimensi nilai tersebut antara lain adalah
- Nilai Dasar ialah asas-asas yang diterima selaku asas mutlak (tidak dapat diganggu gugat). Pada Pancasila sendiri, nilai dasarnya adalah kelima sila yang telah kita bahas diatas yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial. Nilai ini diterima selaku suatu pemikiran mutlak yang berasal dari budaya bangsa itu sendiri
- Nilai Instrumen ialah pelaksanaan dari nilai dasar. Pelaksanaan ini dapat berbentuknorma sosial ataupun norma hukum yang terkristalisasi kedalam lembaga sosial. Karena ialah pelaksanaan dari nilai dasar, secara konseptual nilai instrumen mempunyai kedudukan yang lebih rendah. Namun, tanpa adanya nilai instrumen, nilai dasar tidak akan mampu berjalan dengan baik.
- Nilai Mudah yakni nilai-nilai yang tampak pada acara sehari-hari suatu bangsa. Nilai ini menjadi persyaratan apakah nilai dasar dan instrumen benar-benar diamalkan oleh masyarakat atau cuma omongan belaka. Sebagai contoh, dikala seseorang berpidato mengenai Pancasila namun dirinya korup atau diktatorial, maka dia sebenarnya tidak mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Sebagai ideologi negara yang baik, sudah sewajarnya Pancasila tidak cuma diamalkan pada nilai dasar dan instrumen nya saja, melainkan harus turun sampai nilai praktisnya. Jika suatu ideologi memiliki ketiga nilai ini yang dipraktekkan dengan benar dalam suatu negara, maka kita mampu menilai ideologi tersebut merupakan ideologi yang baik.
Soekarno pernah ditanya, apakah bisa ia meringkas lima sila yang ada dalam Pancasila menjadi satu, Bung Karno pun menjawab
“Gotong Royong“
Budaya gotong royong masyarakat Indonesia meliputi seluruh sila yang ada di Pancasila. Oleh karena itu, budaya ini mampu menjadi salah satu tolok ukur apakah Pancasila memang betul-betul ideologi yang terbuka dan sudah diamalkan oleh masyarakatnya, atau sebatas di bibir saja.
Makna Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka
Berdasarkan penjelasan yang ada diatas, kita mampu mempesona beberapa kesimpulan tentang pemaknaan Pancasila sebagai ideologi terbuka.
Yang pertama, makna dari Pancasila selaku ideologi terbuka yakni, bahwa sebuah ideologi tidak bersifat kaku, melainkan bersifat terbuka serta fleksibel pada perkembangan zaman. Fleksibilitas ini bisa menyebabkan pancasila selaku pondasi dasar masyarakat Indonesia dalam mengerjakan kehidupan di aneka macam bidang, tanpa takut tertinggal pertumbuhan zaman.
Selain itu, walaupun Pancasila bersifat terbuka, bukan berarti dalam setiap perkembangannya mengakibatkan asas dasar Pancasila berganti. Inilah yang dimaksud Pancasila selaku ideologi terbuka, dimana pancasila bisa mengayomi seluruh masyarakat dari waktu kewaktu tanpa mengalami perubahan isi pancasila sendiri.
Hal ini dapat terjadi alasannya adalah asas dasar Pancasila, adalah kelima sila yang juga digambarkan oleh simbol-symbol dalam garuda Pancasila, sangatlah luas cakupannya. Selain itu, nilai-nilai yang ada juga sangat umum dan berorientasi baik, sehingga selalu berhubungan .
Apakah ada saat dimana keadilan social, persatuan, ketuhanan, permusyawaratan, dan kemanusiaan menjadi tidak relevan? Sangat susah bukan untuk membayangkannya. Oleh sebab itu, Pancasila memang ialah ideologi terbuka yang tidak lekang oleh waktu.
Pentingnya Ideologi Terbuka dalam Dunia Modern
Seiring dengan kemajuan zaman yang sungguh cepat, dikhawatirkan ideologi yang ketat dan tidak fleksibel mampu tergerus dan hilang ditelan zaman.
Pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat mendorong pergantian tempat tinggal yang mulanya di desa menjadi di kota serta perilaku masyarakat dari yang mulanya guyub menjadi individualis serta apatis.
Pertumbuhan ini juga mendorong eksploitasi lingkungan dalam bentuk tempat industri dan kawasan ekonomi khusus yang dikhawatirkan mampu menghancurkan ekosistem dan teladan kehidupan sosio-ekonomi masyarakat sekitar. Terkadang, seiring dengan semakin makmurnya sebuah negara, komposisi penduduknya pun berganti dari yang didominasi anak muda menjadi renta perlahan-lahan.
Perdagangan internasional juga menjinjing banyak bahaya dari luar negri, mulai dari masuknya budaya abnormal yang tidak kompatibel dengan budaya setempat, permainan intrik ekonomi yang merugikan bangsa, serta eksploitasi sumber daya alam lokal.
Meskipun perkembangan zaman memiliki berbagai ancaman mirip yang telah dijelaskan diatas, keuntungannya juga sungguh banyak sehingga rugi jikalau sebuah bangsa menutup diri dari perkembangan zaman. Peningkatan tolok ukur kehidupan, masuknya ilmu dari negara lain, serta peningkatan acara ekonomi setempat merupakan sebagian kecil dari manfaat perkembangan zaman.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia sudah sepantasnya mampu mengikuti keadaan dan menyesuaikan dirinya terhadap pergeseran zaman ini, tanpa kehilangan nilai-nilai luhurnya. Dengan tetap memegang teguh nilai Pancasila dan memilih pengaruh globalisasi, Indonesia dapat bertransformasi menjadi negara maju yang digdaya di Asia dan Dunia.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon