Sunday, August 23, 2020

Kawasan Fungsional Dan Formal: Pemahaman, Perbedaan Dan Contoh


Dalam keilmuan geografi kawasan, terdapat sebuah sudut pandang untuk menatap suatu kawasan secara komprehensif dan multidimensional. Ilmu tersebut dinamakan geografi regional atau ilmu kewilayahan.





Dalam menyaksikan kewilayahan ini, terdapat dua jenis daerah yang biasanya dipakai oleh hebat geografi. Kedua jenis wilayah tersebut yakni wilayah formal dan wilayah fungsional.





Berikut ini akan kita jelaskan lebih dalam tentang apa bahwasanya kedua daerah ini, apa saja perbedaan diantara keduanya, serta acuan-misalnya.






Wilayah Formal





Wilayah formal berdasarkan Wardiyatmoko pada dasarnya adalah kawasan yang dicirikan dengan keadaan fisik, biotik, atau sosial tertentu. Umumnya, kawasan-kawasan formal ini dibedakan menurut ciri-ciri fisiknya yang terlihat terang.





Karena dibedakan oleh ciri fisik, kawasan formal ini sungguh gampang untuk dibedakan. Pembagian kawasan formal ini biasanya cukup terperinci sehingga tidak memerlukan penjelas tambahan untuk mengetahui delineasi wilayahnya.





Pengertian Wilayah Formal





Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, mampu kita simpulkan bahwa secara umum, pemahaman wilayah formal yakni





Sebuah wilayah yang dicirikan dengan keadaan fisik, sosial, atau ciri khas lain yang berlawanan dengan kawasan disekitarnya.





Artinya, daerah formal merupakan sebuah wilayah spesifik, dengan kondisi tertentu yang spesifik. Sehingga, mempunyai batas-batas yang terang dan gampang dibedakan dengan daerah sekitarnya.





 



Ciri-ciri Wilayah Formal





Wilayah formal adalah wilayah yang memiliki kondisi ciri fisik yang khas dan spesifik




Jika kita coba analisis dari pengertian daerah formal diatas, maka mampu disimpulkan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri khusus yang menandai sebuah wilayah formal. Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu





  1. Memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dengan daerah lain. Ciri khas ini dapat berupa bagian-bagian yang ada pada identitas nasional ataupun wawasan nusantara Indonesia. Contohnya yaitu komponen sosial ataupun elemen fisik.
  2. Ciri khas yang spesifik, sehingga mampu dibedakan dengan terang secara kasat mata oleh pengamat. Contohnya yaitu daerah pertanian. perkotaan, dan tempat hutan.
  3. Ciri khas yang memiliki batas-batas-batas-batas terang. Jelas disini maksudnya terlihat dengan jelas, jelas dicicipi perbedaan perbatasannya, serta terang mampu dibedakan. Contohnya ialah sungai yang menghalangi wilayah, atau barisan pegunungan yang membatasi dua negara.
  4. Ciri khas yang umumnya homogen. Homogenitas ini mampu membuat lebih mudah pengamat untuk memperhatikan suatu kawasan beserta perbatasan-perbatasan daerah tersebut. Contohnya yaitu daerah perkotaan yang seragam diisi oleh bangunan gedung, atau ekosistem hutan yang seragam diisi oleh pohon-pohon rindang.




Dengan mengerti ciri-ciri diatas, kita mampu mengidentifikasi suatu daerah formal beserta batasan-batasannya.





 



Contoh Wilayah Formal





Setelah melihat definisi, dan ciri-ciri kawasan formal diatas, apakah kalian telah terbayang apa itu daerah formal dan wilayah apa saja yang tergolong formal?





Berikut ini ialah beberapa pola kawasan yang dikategorikan selaku daerah formal beserta penjelasannya mengapa wilayah tersebut termasuk sebagai daerah formal.





  • Gunung dan pegunungan merupakan wilayah formal alasannya bentang alamnya yang sungguh berlawanan dengan kawasan sekitarnya
  • Sungai dan tempat fatwa sungai (DAS) juga merupakan kawasan formal yang sangat jelas. Kedua wilayah ini memiliki karakteristik fisik yang berbeda dengan wilayah sekitarnya
  • Daerah perkotaan dan pedesaan juga tergolong selaku wilayah formal. Kenampakan baik fisik maupun sosial di kedua daerah ini berlawanan jauh, mulai dari keterbangunannya hingga akomodasi lazim yang ditawarkan
  • Pembagian daerah mirip RT dan RW juga dapat dianggap sebagai daerah formal. Umumnya, terdapat gapura atau gejala terperinci yang memberitahu bahwa kita berada di kawasan apa. Sehingga, kita mampu mengetahui dengan terperinci kita ada di segi bab mana.
  • Daerah hutan, areal persawahan, serta padang rumput mampu digolongkan sebagai wilayah formal. Wilayah-kawasan ini mempunyai bioma yang jauh berbeda, tumbuhan dan fauna yang tinggal di kawasan tersebut juga berbeda-beda.
  • Aglomerasi budaya seperti black neighborhood, pecinan, little india, atau kampung arab di kota-kota besar juga merupakan salah satu jenis daerah formal yang dibedakan berdasarkan kelompok dan bentuk fisik lokasinya. Umumnya, saat kalian masuk ke daerah-daerah ini, kalian akan merasakan hawa dan atmosfer berkegiatan yang berlainan dibandingkan kota pada umumnya di negara itu. Atmosfernya terkadang lebih dekat dengan kota-kota atau bahkan desa asal budaya tersebut.




Bagaimana, sudah cukup terbayang kan apa bahwasanya kawasan formal itu. Setelah ini, kita akan coba membicarakan lebih lanjut perihal kawasan fungsional.





 



Wilayah Fungsional





Wilayah fungsional adalah wilayah-wilayah yang terikat oleh hubungan antar bagiannya




Berbeda dengan kawasan formal yang memang jelas delineasinya mirip apa, wilayah fungsional mempunyai batas-batas-batasan yang kurang terang. Hal ini terjadi sebab wilayah ini didefinisikan berdasarkan relasi-kekerabatan yang terbentuk dengan wilayah lain yang ada disekitarnya.





Wilayah fungsional ini juga biasanya berbentuk sejenis titik, yang nantinya terhubung dengan daerah-wilayah lain. Oleh karena itu, tidak jarang kawasan fungsional disebut selaku kawasan berbasis nodal atau titik pusat korelasi.





Pengertian Wilayah Fungsional





Berdasarkan klarifikasi diatas, sudah cukup terbayang kan sesungguhnya apa itu daerah fungsional? Dalam tataran geografi perwilayahan, wilayah fungsional intinya adalah





Sebuah daerah yang mungkin tidak mempunyai sifat fisik atau sosial yang sama, namun mempunyai kekerabatan timbal balik yang sangat bersahabat sehingga kerap dianggap sebagai sebuah kesatuan.





Artinya yaitu, daerah fungsional ini jauh lebih fleksibel teman-sobat delineasinya. Sifat fisiknya tidak harus sama, namun yang penting mesti terdapat relasi yang bersahabat antara titik titik (nodes) dalam kawasan tersebut.





Umumnya, kekerabatan yang terjadi ini bersifat timbal balik, artinya saling mempengaruhi dan sebaiknya saling menguntungkan pula. Nah, alasannya beliau didasarkan atas hubungan-kekerabatan, kerap kali batasan daerahnya tidak sejelas daerah formal.





 



Ciri-ciri Wilayah Fungsional





Berdasarkan deskripsi diatas, kita mampu mempesona beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu kawasan fungsional. Berikut ialah ciri khas sebuah wilayah yang dikategorikan selaku kawasan fungsional





  1. Memiliki relasi yang dekat antar nodal wilayahnya. Artinya, dalam suatu wilayah, terdapat beberapa titik-titik yang saling berafiliasi secara dekat. Wilayah tersebut didefinisikan sesuai dengan korelasi yang terjadi. Contohnya ialah daerah metropolitan seperti Jabodetabek atau tempat perkotaan Cirebon Raya.
  2. Umumnya mempunyai karakteristik yang heterogen. Berbeda dengan tempat formal, daerah fungsional biasanya memiliki karakteristik yang heterogen. Mereka menjadi sebuah wilayah hanya alasannya kekerabatan-relasi yang terbentuk. Contohnya yaitu tempat perkotaan Cirebon raya yang diisi oleh perkotaan dan kawasan-daerah pertanian.
  3. Umumnya memiliki batas yang kurang terang atau lebih fleksibel. Karena terbentuk berbasis korelasi timbal balik, daerah fungsional mempunyai batas-batas yang kadang kala berubah-ubah. Contohnya adalah Jabodetabek yang kini mulai berekspansi menjadi Jabodetabekpunjur.




Dengan memahami ciri-ciri tersebut, kita mampu dengan lebih terperinci mendefinisikan apakah suatu wilayah masuk kedalam daerah fungsional, atau justru merupakan daerah formal.





 



Contoh Wilayah Fungsional





Setelah melihat definisi dan ciri-ciri daerah fungsional diatas, apakah kalian sudah terbayang apa itu kawasan fungsional dan wilayah apa saja yang termasuk fungsional?





Berikut ini adalah beberapa teladan daerah yang dikategorikan selaku kawasan fungsional beserta penjelasannya mengapa kawasan tersebut tergolong selaku wilayah fungsional.





  • Kawasan metropolitan mirip Jabodetabek atau Tokyo Metropolitan Area. Kawasan ini berisikan berbagai kawasan yang berlawanan, pedesaan, perkotaan, kampung kota, hingga kawasan pesisir. Namun, mereka disatukan oleh kekerabatan bersahabat, biasanya ekonomi, antar bagian daerahnya.
  • Kawasan kota dan pedesaan disekitarnya juga dianggap sebagai wilayah fungsional. Hal ini terjadi alasannya adalah terdapat relasi yang sangat akrab antara daerah pusat dengan hinterlandnya yakni pedesaan.
  • Kawasan rute jalan besar mirip PANTURA atau Road 66 di Amerika Serikat juga dapat dianggap selaku kawasan fungsional. Hal ini terjadi alasannya adalah terdapat interaksi yang sungguh intens antara tiap-tiap kawasan di daerah ini. Barang dan manusia berpergian antara kota-kota dan desa-desa yang ada pada jalur transportasi utama ini setiap hari.
  • Kawasan agropolitan juga mampu dianggap sebagai daerah fungsional. Hal ini terjadi alasannya adalah agropolitan sendiri terdiri dari tempat desa dan kota yang terintegrasi dalam sebuah node skala menengah. Umumnya, daerah ini berkonsentrasi pada sektor pertanian ketimbang perdagangan atau jasa.
  • Kawasan Strategis dapat dianggap sebagai salah satu kawasan fungsional. Hal ini terjadi alasannya adalah dalam suatu daerah strategis, ada banyak jenis bentang alam yang saling terkait. Di Indonesia, daerah strategis ini lazimnya dijadwalkan dalam RTR Kawasan Strategis Nasional
  • Kawasan Ekonomi Khusus juga dapat dianggap sebagai suatu daerah fungsional. Daerah-kawasan KEK pariwisata tentu saja akan mempunyai banyak variasi bentang alamnya, mulai dari kota, desa, hutan, hingga pantai. Sedangkan, KEK industri mungkin akan meliputi desa, kota, kawasan industri, dan pelabuhan/stasiun.




Sudah cukup terang ya tampaknya berdasarkan acuan diatas, kawasan-kawasan seperti apa saja yang dapat dianggap selaku daerah fungsional.





 



Perbedaan Antara Wilayah Fungsional dan Formal





Terdapat beberapa perbedaan antara wilayah formal dan wilayah fungsional




Nah, kita sudah membahas panjang lebar sahabat-teman tentang apa itu kawasan formal-fungsional, serta apa saja ciri-ciri beserta misalnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, kira-kira kalian sudah terbayang belum perbedaan antara kedua jenis daerah ini?





Sudah lah ya, tapi, agar kita mampu sama-sama belajar, kita akan coba sama-sama review mengenai apa saja perbedaan antara daerah fungsional dan formal.





  • Homogenitas dan Heterogenitas. Wilayah formal umumnya memiliki daerah yang homogen sedangkan wilayah fungsional lazimnya mempunyai daerah yang heterogen
  • Apakah Cirinya Terlihat. Wilayah formal memiliki ciri fisik atau sosial yang sangat tampaksedangkan kawasan fungsional memiliki ciri relasi yang lebih tidak tampakdan berbentukalur-alur perpindahan orang dan barang
  • Batas yang jelas atau tidak. Wilayah formal umumnya memiliki batas yang jelas karena dibatasi oleh ciri-ciri fisik dan sosial yang terlihat, sedangkan daerah fungsional umumya lebih tidak terlihat batas-batasannya. Selain itu, daerah fungsional juga lebih fleksibel batasnya alasannya mampu berubah-ubah seiring dengan berubahnya sketsa koordinasi yang ada.




Nah, sekarang kalian telah terbayang kan apa bahwasanya perbedaan antara kawasan formal dan kawasan fungsional.





Semoga, bahan ini dapat membuat lebih mudah proses pembelajaran kalian dalam mempelajari geografi perwilayahan dan geografi perkotaan!



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon