Terdapat aneka macam gunung api di dunia, namun, secara biasa , terdapat dua tata cara klasifikasi gunung api, yaitu bentuk dari gunung tersebut dan jenis letusannya.
Bentuk gunung api lebih sering digunakan oleh geografer sebab mendeskripsikan bentang alam sedangkan jenis letusan lebih sering dipakai oleh vulkanolog.
Kali ini kita akan membicarakan tentang dua penjabaran gunung berapi yang mampu dipakai untuk memilih jenis apa gunung api tersebut. Simak dibawah ini!
Daftar Isi
Bentuk Gunung Api
Rekahan/Fissure

Ketika dua lempeng bergerak saling menjauh, akan terdapat zona rekahan di tengah kedua lempeng tersebut.
Lava mampu keluar menuju permukaan bumi lewat rekahan tersebut. Pada gunung seperti ini, lava yang keluar umumnya bersifat basaltik.
Lava basaltik akan condong menciptakan plato dan mengalir ke tempat rendah, sehingga tidak akan membuat puncak gunung api.
Hasil dari fenomena ini dapat dilihat di Irlandia Utara, Skotlandia, Islandia, dan Greenland, dikala lempeng Eurasia dan Amerika utara mulai bergerak saling menjauh.
Pendinginan lava yang lambat membuat bentukan kekar kolom yang dapat menjadi pesona rekreasi, contohnya ialah pada Giants Causeway di Irlandia Utara.
Contoh dari gunung berbentuk rekahan ialah gunung Heimaey yang mempunyai rekahan sepanjang 2 km dan gunung Laki di Islandia yang memiliki rekahan sepanjang 30 km.
Perisai/Shield

Pada gunung api perisai, lava keluar menuju permukaan bumi dari suatu lubang sentral sebelum menyebar dan mendingin.
Karena lava yang keluar berjenis basaltik, lava tersebut dapat menyebar pada area yang luas sebelum kesannya mendingin. Oleh sebab itu, terbentuklah lereng yang panjang dan landai serta berlapis dari hasil ajaran lava terdahulu.

Gunung api perisai umumnya mampu ditemukan di area hotspot atau area dengan lava basaltis. Contoh gunung api perisai yaitu gunung Mauna Loa dan gunung Kilauea di Hawaii.
Kubah Lava/Dome

Berbeda dengan lava basaltik, lava andesitik atau granitik bersifat sangat kental dan cepat membeku kalau terkena udara. Lava mirip ini membuat gunung dengan karakteristik lereng yang terjal dan berbentuk cembung.

Contoh ekstrim dari gunung seperti ini ialah Gunung Pelee dimana lava membeku ketika sedang bergerak menaiki pipa vulkanik, sehingga tercipta volcanic spine/Volcanic plug.
Cinder Cone

Gunung api cinder cone adalah bentuk gunung api yang paling sederhana. Gunung ini tercipta saat terjadi penumpukan cinder atau material piroklastik yang beberapa kali pada lereng gunung.
Gunung ini biasanya tidak mengeluarkan lava cair sehingga material penyusun kerucut gunungnya murni material piroklastik.
Contoh dari gunung cinder cone yakni Gunung Paricutin di Mexico.
Komposit/Stratovolcano

Gunung api strato tercipta dikala ada perlapisan antara material piroklastik dan lava yang membentuk lereng gunung. Gunung api strato biasanya mempunyai lereng yang terjal dengan kerucut simetris. Banyak gunung-gunung terkenal di dunia yang merupakan gunung strato.
Contoh gunung strato antara lain yaitu Gunung Etna, Gunung Fuji, Gunung Cotopaxi, Gunung Rainier, Gunung Hood, dan Gunung St. Helens.

A. Magma naik melalui pipa magma utama gunung dan keluar di permukaan bumi lewat suatu letusan. Magma ini menyebar dan mendingin menciptakan dasar dari struktur kerucut gunung.
B. Seiring dengan berlangsungnya acara vulkanisme, kerucut gunung semakin membesar dan melebar karena diberikan material embel-embel. Aliran lava menciptakan plateau pada dasar dari gunung tersebut.
C. Saat aktivitas vulkanisme menyusut, pelapukan dan erosi mulai mengikis kerucut gunung api. Setelah ribuan tahun, mayoritas gunung api telah terkikis sehingga cuma tersisa volcanic plug yang resisten.
D. Seiring dengan berjalannya waktu, seluruh gunung api dan kerucutnya telah hilang dikikis erosi. Yang tersisa hanyalah volcanic plug dan mesa vulkanis terisolasi di beberapa kawasan. Yang tadinya ialah bentang alam vulkanik sekarang telah tidak mampu dibedakan dengan bentang alam dataran rendah yang lain.
Kaldera

Ketika tekanan yang ada pada gunung berapi telah sangat besar, terjadilah letusan besar yang mengosongkan dapur magma dan mampu merusak bagian atas kerucut gunung api.
Hal ini menimbulkan lereng gunung runtuh sehingga terbentuklah takjil dengan diameter beberapa kilometer. Fenomena ini dikenal sebagai gunung api kaldera.

Contoh gunung api dengan bentuk kaldera adalah Gunung Thera/Santorini dan Gunung Krakatau.
Pada kedua gunung ini, kaldera yang ada sudah dibanjiri oleh air maritim dan erupsi susulannya membentuk gunung lain di sekitar kalderanya. Contoh lain dari gunung api kaldera adalah Gunung Toba dan Gunung Yellowstone.
Jenis Letusan

Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa kian ke kanan, kian tinggi eksplosivitas dari letusan gunung dan kian kental pula lava yang terlibat.
Magmatik
Icelandic
Pada letusan jenis ini, lava mengalir dari rekahan di permukaan bumi. Lava yang terlibat dalam letusan ini yakni lava basaltik sehingga lava tersebut memiliki kekentalan rendah.
Hawaiian
Letusan ini sama seperti letusan icelandic, bersifat hening dan mengeluarkan lava basaltik. Pada letusan hawaiian, lava dikeluarkan dari sebuah lubang sentral yakni volcanic vent.
Strombolian
Tipe letusan ini memiliki karakteristik letusan kecil-kecilan yang tidak menghancurkan namun sangat sering terjadi.
Vulcanian/Vesuvian
Tipe letusan ini mirip dengan strombolian, tetapi mempunyai letusan dengan daya hancur yang lebih tinggi, skala lebih besar, serta frekuensi yang lebih jarang.
Tipe letusan vesuvian memiliki kesamaan dengan letusan gunung vesuvius di Itali. Letusan ini mirip dengan vulcanian cuma saja memiliki daya hancur yang lebih tinggi lagi.
Letusan ini umumnya terjadi dikala gunung aktif kembali sehabis mengalami periode dormansi.
Krakatoan
Letusan krakatoan mempunyai karakteristik letusan besar yang mampu merusak kerucut gunung api. Letusan ini biasanya menciptakan gunung api kaldera.
Pelean
Letusan pelean mempunyai karakteristik letusan besar dengan aliran piroklastik. Nuee Ardente atau wedhus dapat saja menyertai material piroklastik paska letusan pelean.
&nsbp;
Plinian
Letusan disebut sebagai tipe plinian saat banyak lava dan material piroklastik yang dilontarkan dalam letusan tersebut.
Hidro-Magmatik
Letusan hidro-magmatik terjadi dikala ada interaksi antara lava dengan air. Interaksi ini mampu terjadi dalam beberapa lingkungan seperti
- Gunung bawah bahari dimana tekanan air yang tinggi menurunkan tingkat eksplosifitas letusan, lava yang terbentuk ialah pillow lava
- Lava mengalir ke bahari, keadaan ini terjadi di gunung Kilauea Hawaii
- Daerah dengan permukaan air dangkal, pola letusan ini ialah di Gunung Surtsey Inggris atau Danau Taal di Filipina
- Daerah subglasial seperti gunung Vatnajokull di Islandia
- Daerah dimana magma mengalami kontak dengan air tanah mirip gunung Ukinrek di Alaska.
Letusan paling eksplosif terjadi saat air meliputi 25-30% dari material letusan.
Referensi
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon