Jumat, 26 Juni 2020

Kebudayaan Ngandong: Pengertian, Ciri, Persebaran, Dan Peninggalannya


Kebudayaan Ngandong adalah salah satu kebudayaan pra aksara yang meningkat di Indonesia. Kebudayaan ini muncul pada zaman yang sama dengan kebudayaan Pacitan.





Kebudayaan ini telah ada semenjak zaman watu, atau yang lebih dikenal dengan zaman paleolitikum atau zaman watu renta. Zaman kerikil renta ialah zaman yang merupakan sebuah awal dari zaman-zaman yang lain.





Karena berada pada zaman pra aksara, para sejarawan hanya bisa menggunakan sumber sejarah berupa benda dan visual untuk meninjau lebih jauh kebudayaan ini.






Pengertian Kebudayaan Ngandong





Budaya Ngandong tergolong ke dalam penjabaran kebudayaan pada zaman paleolitikum. Budaya Ngandong ini berkembang dengan pesat di daerah Ngandong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.





Kebudayaan ini mudah diketahui dengan adanya banyak sekali peninggalan alat-alat yang terbuat dari tulang-tulang hewan dengan ukuran yang sedang hingga yang besar.





Dalam budaya Ngandong didapatkan beberapa artefak yang berupa kapak genggam yang yang dibuat dari kerikil, alat-alat berskala kecil yang terbuat dari tulang, belati, dan masih banyak lagi.





Dapat disimpulkan bahwa manusia pra huruf pada zaman budaya ngandong bertahan hidup dengan cara berburu dan tinggal dari satu daerah ke daerah lainnya.





Nah, permulaan mula dari sejarah budaya Ngandong berhasil didapatkan oleh seorang fisikawan bernama Ter Haar pada tahun 1931, dengan inovasi berupa tengkorak insan pra abjad.





Setelahnya di tahun 1993 dia melakukan pekerjaan sama dengan Oppenoorth dan Von Koenigswald. Setelah itu kian banyak ditemukan banyak sekali peninggalan dari budaya Ngandong dan juga budaya Pacitan.





 



Ciri-ciri Kebudayaan Ngandong





Ciri-ciri kebudayaan ngandong




Budaya Ngandong memiliki ciri-ciri yang membuatnya lebih gampang dimengerti. Dan adapun beberapa ciri-ciri khas dari kebudayaan ini adalah sebagai berikut:





  1. Kebudayaan ini timbul dan meningkat pesat di daerah Ngandong, Jawa Tengah dan berdekatan dengan tempat Ngawi, Jawa Timur.
  2. Manusia purba yang hidup memakai kebudayaan ini yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis.
  3. Memiliki kebudayaan berkembang ialah budaya berburu, menangkap ikan sampai mengumpulkan cadangan kuliner.
  4. Manusia purba yang hidup dengan kebudayaan ini hidup dengan berpindah-pindah atau nomaden, dengan mencari lokasi yang dinilai lebih banyak menyediakan makanan.
  5. Peninggalan kebudayaan ini adalah alat-alat sederhana yang terbuat dari kerikil, tulang, duri ikan sampai tanduk rusa.




Ciri utama dari kebudayaan Ngandong yang membedakannya dengan kebudayaan Pacitan adalah dominasi penggunaan alat-alat tulang.





Berbeda dengan kebudayaan Pacitan yang didominasi oleh alat-alat batu, manusia purba yang ada pada kebudayaan Ngandong lebih banyak menggunakan tulang dan serpihan-potongan tulang selaku materi dasar perlengkapan mereka sehari-hari.





 



Persebaran Kebudayaan Ngandong





Persebaran budaya Ngandong




Kebudayaan kawasan Ngandong berkembang pesat ke sejumlah tempat di Indonesia, alasannya diperkuat dengan adanya hasil-hasil inovasi sejenis di kawasan yang berlainan.





Karena manusia pra huruf pada zaman paleolitikum hidup dengan cara berpindah-pindah dari satu tempat ke daerah yang lain.





Mereka belum mengenal cara bercocok tanam, sehingga apabila persediaan makanan telah habis di daerah tinggalnya yang sekarang maka mereka akan berpindah kawasan lagi.





Hal inilah yang menciptakan persebaran kebudayaan di kawasan Ngandong cukup pesat ke berbagai kawasan lainnya.





Persebaran kebudayaan ini tersebar ke beberapa tempat di seantero wilayah Indonesia yang antara lain yakni





  1. Sumatera
  2. Sulawesi
  3. Kalimantan
  4. Bali
  5. NTB
  6. NTT
  7. Halmahera




Meskipun begitu, seperti yang sudah diterangkan diatas, kebudayaan Ngandong ini berawal dari tempat Ngandong dan meningkat pesat di sekitarnya sebelum karenanya menyebar.





 



Hasil Peninggalan Kebudayaan Ngandong





Hasil peninggalan kebudayaan Ngandong




Berbagai hasil peninggalan dari budaya Ngandong ditemukan pada permukaan bumi, dan tidak berada pada lapisan tanah. Para peneliti yang terlatih di bidangnya mampu memutuskan bahwa alat-alat peninggalan budaya Ngandong ini berasal dari Pleistosen bawah.





Di perkirakan alat-alat peninggalan dari budaya Ngandong tersebut dihasilkan dari kebudayaan insan pra abjad Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.





Alat-alat peninggalan budaya Ngandong umumnya digunakan untuk berburu, menangkap ikan, dan lainnya yang memiliki banyak sekali bentuk.





Artefak peninggalan kebudayaan Ngandong antara lain adalah





  • Flakes
  • Kapak genggam
  • Serpih pilah
  • Chalcedon
  • Alat yang terbuat dari tanduk rusa
  • Alat-alat yang yang dibuat dari tulang dan duri
  • Lukisan-lukisan gua




Agar kalian lebih paham, kita akan diskusikan secara lebih mendalam artefak-artefak tersebut dibawah ini





Flakes atau Alat Serpih





Flakes merupakan suatu alat serpih yang terbuat dari tulang binatang yang ditajamkan dan dimasak.





Flakes mempunyai bentuk yang runcing pada salah satu bagian sisinya. Umumnya, alat serpih ini berukuran kecil.





 



Kapak Genggam





Kapak Genggam merupakan salah satu alat peninggalan budaya Ngandong yang berupa mirip kapak dan yang dibuat dari batu.





Namun alat ini  tidak mempunyai gagang layaknya kapak di zaman kini. Kapak genggam ini memiliki bentuk yang tumpul pada bagian sisinya dan memiliki bentuk tajam pada sisi yang lain.





Bagian kapak yang tumpul dipakai selaku pegangan. Cara pembuatannya sangat sederhana yakni dengan cara dibenturkan pada watu-watu lainnya untuk mendapatkan bentuk yang tepat.





 



Serpih Pilah





Alat peninggalan ini didapatkan tak jauh dari kawasan Sangiran. Serpih pilah merupakan alat yang berskala kecil dan dibuat memakai bahan dari batuan yang indah.





Selain di daerah Sangiran, alat peninggalan ini banyak ditemukan di tempat Cabbenge, Sulawesi Selatan yang terbentuk dari bebatuan indah seperti kerikil kalsedon.





 



Chalcedon atau Kalsedon





Chalcedon lazimnya lebih diketahui dengan Kalsedon yang merupakan alat dengan materi dasar kerikil yang indah dengan penampilan yang mempesona.





 



Alat yang Terbuat dari Tanduk Rusa





Banyak alat peninggalan dari budaya Ngandong yang berhasil ditemukan, dan salah satunya alat yang yang dibuat dari tanduk rusa.





Alat-alat peninggalan tersebut pada salah satu bagian sisinya dibentuk berbentuk runcing.





Pada umumnya alat dari tanduk rusa ini dipakai untuk berburu, memangkas, mengolah makanan hingga dijadikan alat untuk melindungi diri dari musuh dan hewan buas.





 



Alat yang Terbuat dari Tulang dan Duri





Selain peninggalan yang yang dibuat dari tanduk rusa, sejumlah alat peninggalan budaya Ngandong lainnya sukses ditemukan.





Alat yang terbuat dari tulang binatang ini mempunyai ukuran yang sedang sampai ukuran besar. Selain itu, terdapat pula alat peninggalan yang yang dibuat dari duri-duri ikan pari.





Cara pembuatannya lazimnya dengan cara meruncingkan salah satu bagian sisinya. Umumnya alat-alat ini dipakai menjadi belati, untuk mata pada ujung tombak, alat penusuk, untuk merobek daging dan yang lain.





 



Lukisan pada Dinding Goa





Para ahli juga menyebutkan bahwa lukisan pada dinding goa ialah salah satu peninggalan dari budaya Ngandong.





Lukisan pada dinding goa tersebut memiliki bentuk seperti tapak tangan dengan warna merah dan seperti babi hutan. Lukisan tersebut mampu dijumpai di Goa Leang Pattae, di daerah Sulawesi Selatan.





 



Manusia Pendukung Kebudayaan Ngandong





Manusia pendukung kebudayaan Ngandong




Mengacu pada letak lokasi yang menjadi daerah ditemukannya aneka macam alat-alat dari peradaban Ngandong, terdapat manusia penunjang pada zaman tersebut dan dapat dibedakan menjadi dua jenis.





Ke dua jenis manusia pendukung tersebut ialah Homo Wajakensis dan Homo Soloensis. Hal tersebut diperkuat dengan adanya bukti dari hasil inovasi fosil manusia di Ngadirejo, Sragen, Jawa Tengah.





Selain itu diketahui pula bahwa manusia pendukung pada zaman kebudayaan tersebut sudah mempunyai banyak sekali kemampuan terutama kesanggupan dalam menciptakan alat-alat.





Maka hal tersebut diperkuat lagi dengan adanya bentuk dari sejumlah alat-alat yang dipakai oleh manusia penunjang di zaman tersebut yang telah dibahas di atas.





Selain itu, bentuk dari alat peninggalan budaya Ngandong terlihat halus dan rapi.





Demikianlah penjelasan singkat mengenai Kebudayaan Ngandong beserta dengan pengertiannya, ciri-cirinya, persebaran sampai peninggalannya.





Semoga pembahasan tersebut mampu menambah wawasan perihal sejarah budaya Ngandong yang ada di Indonesia. Selain itu, semoga dengan membaca postingan ini, mampu berkembang rasa penasaran dan ketertarikan sejarah dalam diri teman-teman.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon