Jumat, 26 Juni 2020

Kebudayaan Pacitan: Pemahaman, Ciri, Persebaran, Dan Peninggalannya


Kebudayaan Pacitan ialah salah satu kebudayaan manusia purba di Indonesia yang sangat penting.





Pacitan yang terletak di Jawa Timur ini, merupakan tempat yang menyimpan sejuta harta karun berupa peninggalan peradaban antik. Selain artefak, Pacitan juga menyimpan banyak fosil manusia purba.





Karena peninggalan sejarahnya, sudah banyak arkeolog yang berdatangan ke kota tersebut. Mungkin bila dilihat di zaman sekarang yang serba maju ini, sangatlah jauh berbeda dengan Pacitan 1000 tahun yang lalu.





Bila sekarang, orang berkunjung ke Pacitan pasti ingin melihat keindahan maritim samudera Indonesia. Tetapi, kota ini ternyata memiliki segudang artefak sejarah yang tidak kalah mempesona.





Agar kita tidak lupa akan sejarah, ternyata mempelajari sejarah di Pacitan sangatlah menarik.






Menolak Lupa: Peninggalan Sejarah Kota Pacitan





Kota Pacitan semakin populer karena dianggap sebagai salah satu kawasan yang mempunyai peradaban zaman paleolitikum. Bila kita telusuri, peninggalan kebudayaan pada zaman kerikil tua atau paleolitikum ini tidaklah tersebar luas di Indonesia.





Tercatat cuma terdapat 2 daerah yang menjadi standar dan salah satunya kota yang sering dinamai dengan “1001 Goa”.





Menurut sejarah yang beredar zaman paleolitikum di Indonesia menyoroti 2 titik, ialah kawasan:





  1. Pacitan
  2. Ngandong




Kedua daerah tersebut terlihat berpengaruh memiliki bukti- bukti asli peradaban paleolitikum. Kebudayaan Pacitan muncul di Pacitan, sedangkan di tempat Ngandong, timbul kebudayaan Ngandong.





 



Pengertian Kebudayaan Pacitan





Pengertian kebudayaan Pacitan




Kebudayaan Pacitan yakni sebutan untuk kebudayaan insan yang timbul dan meningkat di sekeliling tempat Pacitan.





Pada zaman dahulu, terdapat 2 jenis kebudayaan utama manusia purba, yaitu kebudayaan Pacitan dan Ngandong. Keduanya memiliki keunikan yang berlainan-beda.





Namun tantangan untuk memperoleh peradaban ini tergolong susah. Hal tersebut diakibatkan cagar alam yang sudah tidak singkron lagi dengan fakta yang tersebar.





Padahal inovasi arkeologi sangat penting untuk menolong para arkeolog dalam memperoleh beberapa inovasi prasejarah.





Khususnya di tempat Pacitan ini, terdapat beberapa goa yang menjadi jalan masuk untuk mendapatkan informasi penting terkait zaman paleolitikum tersebut.





Pacitan merupakan kawasan yang sangat sesuai untuk peradaban karena terdapat anutan sungai- sungai strategis yang membuatnya tempat favorit untuk kawasan tinggal.





Semua faktor tersebut mendukung lahirnya kebudayaan kuno Pacitan yang diketahui dikala ini.





 



Ciri-Ciri Kebudayaan Pacitan





Agar kalian mampu membedakan kebudayaan Pacitan dengan kebudayaan-kebudayaan insan purba yang lain di Indonesia, terdapat beberapa ciri yang mampu kalian gunakan.





Ciri-ciri tersebut antara lain yaitu





  • Ditemukannya alat batu dan kapak genggam oleh von koeningswald, kapak geggam itu berupa kapak tetapi tidak memiliki gagang.
  • Ditemukannya perkakas mirip kapak perimbas (chopper), kapak penetak, pahat genggam, dan alat serpih (flake).
  • Manusia purba di zaman itu jenisnya ialah pithecanthropus erectus.




Ciri utama dari kebudayaan ini ialah dominasi alat-alat yang yang dibuat dari batu. Inilah yang membedakannya dengan kebudayaan Ngandong yang mengandalkan alat-alat tulang.





 



Peninggalan Kebudayaan Pacitan





Peninggalan kebudayaan Pacitan




Kebudayaan Pacitan memiliki beberapa peninggalan sejarah yang cukup menawan. Berikut ini yakni beberapa peninggalan yang cukup populer dan sampai sekarang masih ada





  • Kapak perimbas
  • Kapak genggam
  • Chopper




Dalam perjalanan dan penelitiannya di sekeliling Pacitan, arkeolog asal Belanda yakni Von Koenigswald menemukan beberapa peninggalan yang dianggapnya selaku benda antik.





Setelah timnya meneliti ternyata alat-alat tersebut ialah alat yang sudah berumur dan kuno. Alat tersebut diantaranya kapak yang terbuat dari batu namun tidak memiliki tuas pegangan.





Setelah inovasi kapak tersebut mampu disimpulkan bahwa di tempat Pacitan kapak-kapak tersebut memang tidak memiliki gagang atau pegangan.





Dengan teknologi terbaru kapak tersebut memang ialah kapak yang umum dipakai oleh insan untuk kebutuhannya.





Terlebih terdapat DNA yang cocok untuk menjabarkan aktivitas dan keperluan zaman antik tersebut.





Penemuan kapak perimbas ini memperkuat perkiraan bahwa peradaban Pacitan ini berada pada kala paleolitikum dan masih memiliki teknologi yang relatif sederhana.





Selain itu, pada kurun paleolitikum, mayoritas alat perkakas manusia dibentuk dari 2 bahan adalah tulang dan watu-batuan.





Namun sayangnya tidak mirip batu, tulang dianggap oleh kebudyaan Pacitan sebagai benda yang mampu menghilang dan dapat terkikis oleh waktu.





Oleh karena itu artefak sejarah yang dianggap sebagai peninggalan kebudayaan Pacitan lazimnya terbuat dari watu.





Saat ini penemuan tulang untuk kebutuhan zaman paleolitikum di Pacitan cuma berbentukalat-alat dapur. Contohnya spatula untuk mengolah bahan masakan atau ramuan, dan itu pun tidaklah banyak didapatkan.





Hal ini bertolak belakang dengan kebudayaan Ngandong yang populer akan perkakasnya yang yang dibuat dari tulang-tulang.





 



Persebaran Kebudayaan Pacitan





Persebaran kebudayaan Pacitan




Beberapa kawasan di Pacitan ternyata menjadi saksi bisu kehidupan zaman manusia antik. Tempat- tempat populer di Pacitan yang sering ditemukannya inovasi kuno antara lain ialah:





  • Desa Punung
  • Sungai Baksoko
  • Dusun Krajan




Karena banyaknya goa di tempat Pacitan ini, memungkinkan bahwa peradaban Pacitan periode paleolitikum berawal dari goa- goa yang tersebar. Hal tersebut didukung oleh beberapa temuan perlengkapan berburu seperti kapak di goa- goa yang tersebar di Pacitan.





Dapat ditarik kesimpulan kehidupan nomaden dari peradaban tersebut tersebar seiring ditemukannya goa- goa itu.





Selain disekitar daerah Pacitan, kebudayaan ini juga telah mulai menyebark ke seantero wilayah Indonesia. Tercatat, kebudayaan Pacitan didapatkan pula di daerah





  • Lahat (sumatera selatan)
  • Awangbangkal (kalimantan selatan)
  • Cabbenge (sulawesi selatan)




Penemuan ini mengambarkan bahwa kebudayaan Pacitan juga tersebar secara cukup merata di Indonesia. Sama seperti kebudayaan Ngandong yang juga sangat populer pada dikala itu.





 



Manusia Pendukung Kebudayaan Pacitan





Manusia Pendukung Kebudayaan Pacitan




Manusia purba mirip Pithecanthropus Erectus dianggap selaku ras manusia yang cocok akan peradaban watu di Pacitan.





Hal tersebut dibuktikan dengan beberapa perlengkapan yang singkron dengan kebiasaan Pithecanthropus tersebut. Peralatan yang ditemukan dianggap menjadi peradaban tengah dari zaman batu.





Peradaban tengah tersebut dianggap mempunyai rentang waktu dari 2 juta sampai 11 ribu tahun yang lalu. Pada peradaban tengah itu disebut juga jangka waktu pleistosen.





Gaya hidup manusia antik di zaman tersebut hampir mirip dengan beruang. Mereka akan condong tinggal di goa- goa yang dirasa aman untuk berteduh.





Tetapi bahaya dan kontur alam manusia purba akan didorong untuk mencari tempat yang lebih baik. Sehingga lahirlah ungkapan nomaden yang kebanyakan berpindah- pindah untuk kala tertentu.





Pada zaman ini insan seakan berpikiran mudah dengan tidak menciptakan hal- hal yang merepotkan contohnya bercocok tanam.





Berburu yakni salah satu hal yang dianggap mudah bagi ras peradaban saat itu. Terlebih hutan sub- tropis Indonesia yang menawarkan beragam binatang dan tanaman.





Tentunya peninggalan yang didapatkan di Pacitan yaitu salah satu peninggalan yang mendukung akan acara perburuan tersebut.





Sebagai salah satu daerah yang menjadi saksi bisu peradaban paleolitikum, Pacitan menjadi tempat yang menarik untuk diteliti.





Peradaban paleolitikum atau zaman batu renta ini yakni salah satu zaman yang membuktikan bahwa insan antik tersebut mulai berpikir untuk menciptakan alat walaupun hanya bermodalkan kerikil.





Mempelajari sejarah kuno menimbulkan kita mengenali acuan pikir makhluk hidup untuk bertahan hidup.





Manusia purba adalah contoh bahwa setiap makhluk selalu mempunyai anggapan untuk berganti dan meningkat . Meskipun hanya peninggalan purba, maka kita seharusnya tidak melalaikan peradaban penting ini.





Sejatinya jikalau kita hidup di zaman tersebut, tidak menjamin bahwa kita akan bisa bertahan. Pacitan adalah kota yang sangat mempesona untuk menggali isu prasejarah. Terlebih mengenal akan Kebudayaan Pacitan kuno yang langka.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon