Sabtu, 27 Juni 2020

Negara Meningkat : Pengertian, Ciri, Dan Misalnya


Negara berkembang ialah sebuah ungkapan yang dipakai untuk mengelompokkan negara-negara yang ada di dunia, berdasarkan tingkat kemajuannya.





Tingkatan-tingkatan ini diukur dengan menyaksikan kualitas hidup penduduk, pendapatan, perekonomian, infrastruktur dan aneka macam aspek-faktor lainnya.






Pengertian Negara Berkembang





Negara meningkat atau developing country intinya yakni negara-negara yang mempunyai basis perekonomian dan teknologi yang lebih rendah dari negara maju.





Menurut Cambride Dictionary, sebuah negara meningkat didefinisikan selaku





Sebuah negara dengan aktivitas ekonomi dan industri yang kecil serta mempunyai penduduk yang mayoritasnya berpenghasilan rendah





Sedangkan, berdasarkan World Trade Organization (WTO), tidak ada definisi khusus bagi negara meningkat ataupun maju. Semua negara mampu dengan bebas mengaku meningkat ataupun maju.





Meskipun begitu, negara lain bisa saja menganggap negara tersebut berkembang, meski sudah mengaku selaku negara maju, begitu juga sebaliknya.





Pendapat lain mengatakan bahwa negara berkembang adalah negara-negara bekas jajahan bangsa barat. Negara ini dianggap kurang pandai alasannya adalah masih membangun negaranya pasca kemerdekaan.





Umumnya, negara meningkat ini identik dengan pemasukan per kapita yang rendah dan ekonomi yang masih didominasi oleh ekspor sumber daya alam mentah.





Selain itu, mutu kehidupan masyarakat di negara-negara ini juga masih rendah, baik dari kesejahteraannya maupun produktivitasnya.





Berdasarkan klasifikasi-pembagian terstruktur mengenai diatas, kita mampu mempesona kesimpulan bahwa suatu negara berkembang adalah negara yang mempunyai penduduk berpendapatan rendah, perekonomian yang masih mengandalkan sektor primer, serta penguasaan teknologi yang masih terbatas.





 



Indikator Sebuah Negara Dianggap Berkembang atau Maju





Indikator negara maju dan negara berkembang




Dalam menilai apakah sebuah negara dianggap berkembang atau tidak, umumnya komunitas Internasional menggunakan indikator-indikator dibawah ini





  • Pendapatan per kapita
  • Produk domestik bruto
  • Angka keinginan hidup
  • Angka melek huruf
  • Indeks Pembangunan manusia
  • Tingkat industrialisasi ekonomi




Indikator statistik diatas sering dipakai untuk menganggap apakah suatu negara termasuk kedalam negara maju atau meningkat .





Namun, banyak juga penilaian kualitatif yang dapat dipakai untuk membedakan kedua jenis negara ini. Penilaian-evaluasi kualitatif ini biasanya ialah klasifikasi kualitas dan keadaan lapangan dari angka-angka yang ditunjukkan oleh indikator statistik diatas.





 



Ciri-Ciri Negara Berkembang





Secara biasa , terdapat beberapa ciri-ciri yang mampu kalian pakai untuk membedakan negara maju dengan negara berkembang. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah





  • Angka kelahiran yang tinggi
  • Lebih banyak melaksanakan impor
  • Banyak masyarakatmiskin
  • Tingkat pendapatan per kapita rendah
  • Korupsi
  • Mengandalkan ekspor barang mentah
  • Angka buta huruf tinggi




Agar kalian lebih paham, kita akan membahas secara lebih rinci ciri-ciri tersebut dibawah ini





Memiliki Angka Kelahiran yang Tinggi





Salah satu ciri-ciri dari negara meningkat ialah jumlah masyarakatdan angka kelahiran yang tinggi. Terdapat beberapa aspek yang menjadi penyebab angka kelahiran tinggi ini.





Salah satu yang paling utama adalah maraknya akad nikah dini yang terjadi di tengah-tengah penduduk . Akibatnya adalah pasangan tersebut akan memiliki anak semenjak dini.





Fenomena-fenomena seperti ini dipengaruhi oleh minimnya tingkat pendidikan di suatu negara, aliran masyarakat yang masih primitif, dan faktor kebudayaan setempat.





Pada tahun 2013 Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) sudah memberitahukan bahwa tingginya angka kelahiran yang terjadi di sejumlah negara menjadi tantangan dunia yang sampai kini belum dituntaskan.





Meskipun secara global pertumbuhan penduduk dinyatakan melambat tetapi tidak bagi negara-negara berkembang.





Contohnya saja Afrika yang setiap tahunnya mempunyai angka kelahiran yang tinggi dan perkembangan masyarakatyang sangat pesat.





Hal ini dibuktikan dengan Laporan dari Biro Referensi yang menyebutkan jumlah penduduk di benua ini melonjak dari 1,1 Miliar menjadi 2,4 Miliar insan.





 



Lebih Banyak Melakukan Impor dibandingkan Ekspor





Negara berkembang lebih banyak impor dibandingkan dengan ekspor




Impor merupakan kegiatan membeli barang dari negara lain guna mencukupi kebutuhan yang tak dapat diperoleh dari produksi dalam negeri.





Salah satu ciri-ciri negara meningkat adalah kekurangan keterampilan, modal, dan teknologi untuk mampu memenuhi semua ajakan penduduknya.





Oleh karenanya tidak aneh bila negara-negara tersebut lebih banyak melakukan impor barang dari mancanegara dibandingkan ekspor.





Sebagai contohnya yaitu Indonesia, dimana setiap tahunnya pasti mengimpor beras dari negara lain. Hal ini terjadi alasannya usul pasar melambung tinggi sedangkan hasil panen dari dalam negara masih belum cukup.





Namun, hal ini pastinya berimbas secara negatif terhadap kemakmuran para petani setempat dan juga industri beras lokal.





Pasalnya bagian dan perlengkapan yang digunakan belum meraih patokan kualitas tinggi dan masih tidak seimbang. Sehingga produksi beras petani setempat tidak bisa setinggi negara-negara lain mirip Vietnam dan Thailand.





 



Masih banyak Penduduk Miskin





Masih banyak terdapat masyarakatmiskin ialah ciri-ciri negara berkembang yang paling biasa ditemukan.





Bank Dunia mencatat bahwa ada sekitar 40 persen masyarakat tidak mampu yang hidup terlunta-lunta di negara meningkat . Permasalahan ini masih menghantui semua negara meningkat sampai dikala ini.





Kemiskinan yang tinggi ini berefek pada perekonomian yang semakin melambat dan pengaruhnya mampu dinikmati secara global.





Efek ini juga diprediksi akan menjadi salah satu penghambat terbesar dalam upaya pemberantasan kemiskinan dan kemakmuran semua orangnya alasannya adalah akan membentuk vicious cycle yang berulang.





Vicious cycle disini dimaknai sebagai siklus dimana keluarga yang miskin akan menimbulkan anak-anaknya miskin pula, sebab tidak ada modal perjuangan dan modal pendidikan.





Oleh sebab itu, alangkah baiknya bila negara meningkat lebih berfokus untuk memperkuat keadaan perekonomian mereka yang lemah serta melindungi penduduk rentan kepada kemiskinan.





Adapun pola dari ciri-ciri negara meningkat yang mengalami permasalahan ini ada di tahun 2014 silam pada negara India.





Pada dikala itu, tercatat masih ada satu dari lima orang yang hidup tidak pantas di negaranya. Hal ini terjadi alasannya adalah mereka hanya memiliki penghasilan sekitar $1.25 per harinya atau sekitar Rp 17.287.





Jumlah ini sangat kurang untuk makan, berpergian, dan juga berbelanja kebutuhan dasar pendukung hidup manusia.





 



Tingkat Pendapatan per Kapita Masih Rendah





Pendapatan per kapita bisa diartikan sebagai rata-rata penghasilan penduduk di suatu negara. Ciri-ciri negara meningkat salah satunya yakni mempunyai tingkat pendapatan per kapita yang masih sangat rendah.





Cara untuk mengetahui hasil pemasukan ini ialah dengan membagi produk domestik bruto suatu negara dengan jumlah orangnya. Nantinya akan muncul kisaran angka yang mampu dijadikan teladan pemasukan per kapita dari negara tersebut.





Contohnya negara Indonesia yang penduduknya hanya mendapatkan 59,1 juta per tahunnya.





Hal ini terjadi alasannya perekonomian Indonesia masih berfokus pada ekspor barang mentah, belum ke arah pengolahan dan peningkatan nilai sumber daya alam.





 



Korupsi Tinggi dan Merajalela





Korupsi menjadi salah satu momok yang masih mengakar di setiap negara baik dalam bidang pemerintahan, industri, maupun jual beli.





Namun kalau dibandingkan dengan negara maju, negara-negara berkembang memang mempunyai tingkat kejahatan penggelapan dana dan penyelewengan kekuasaan yang lebih tinggi.





Oleh alasannya itu, ciri-ciri dan masalah yang dihadapi hampir semua negara meningkat yaitu korupsi kongkalikong dan nepotisme yang merajalela.





KAKIT atau Koalisi Anti Korupsi Internasional Transparaency telah merilis survei yang dilakukannya di negara-negara paling korup. Meskipun hal ini tidak gampang sebab tentu saja praktik ini dijalankan secara tersembunyi.





Salah satu acuan yang mampu diambil dari hasil observasi oleh pihak anti korupsi tersebut adalah Meksiko, dimana negara ini menduduki peringkat pertama diantara lainnya.





Memang negara tersebut menjadi pusat perdagangan obat-obatan terlarang atau narkoba dengan skala besar, sehingga korupsi susah diberantas karena melibatkan banyak pihak termasuk kepolisian dan intelijen.





 



Hanya mengandalkan SDA selaku Pemasukan Utamanya





Negara berkembang mengandalkan ekspor sumber daya alam yang belum diolah




Mempunyai sumber daya alam yang banyak tidaklah selalu bisa dijadikan jaminan untuk memajukan suatu negara. Pasalnya banyak negara yang mempunyai sedikit sumber daya alam namun malah menjadi maju.





Semua ini memang kembali pada bagaimana cara pemerintah mengelolanya agar dapat mendorong perkembangan ekonomi.





Ciri-ciri negara berkembang ialah pengelolaan sumber daya alam yang kurang produktif. Selain itu penduduk dan pemerintahnya juga kurang memperdulikan pembuatan sumber daya alam untuk memajukan nilai tambahnya.





Oleh alasannya itu, pemerintah negara berkembang kerap mengandalkan pemasaran komoditas mentah yang belum diolah selaku sumber pendapatannya.





Parahnya, seringkali hal ini malah menjadi penghasilan utama dari negara-negara meningkat .





Contoh dari perkara ini yaitu negara Liberia dengan hasil kekayaan tambang seperti pasir, permata, berlian, dan emas yang melimpah. Namun di tahun 2015, tercatat pendapatan per kapitanya cuma $934, suatu angka yang sangat kecil.





Terjadinya pertentangan yang berkelanjutan menciptakan produksi tambang-tambang di negara ini terganggu. Selain itu, mereka juga tidak mengolah sumber daya alam tersebut, sehingga nilai tambahnya minim.





Manajemen yang jelek beserta pengolahan yang tidak sesuai mempunyai dampak terhadap penduduk sebab tidak bisa menikmati kesempatanalam negaranya. Mereka malah mesti menanggung pertentangan yang berkepanjangan untuk memperebutkan sumber daya tersebut.





 



Angka Literasi yang Rendah





Secara lazim, literasi mampu dijumlah dengan melihat angka buta huruf dari sebuah populasi. Buta huruf sendiri mampu diartikan sebagai seseorang yang tidak paham cara membaca, menulis, dan mengecek angka.





Pihak UNESCO sendiri pernah menunjukkan laporan bahwa ada sekitar 775 juta penduduk usia cukup umur yang mempunyai literasi buruk dan bahkan belum mampu membaca.





Tak hanya itu saja, setidaknya terdapat 61 juta bawah umur yang tidak pernah sedikitpun merasakan dingklik pendidikan sehingga tidak mampu membaca, menulis, dan berhitung.





Untuk memberantas peristiwa seperti ini, janji negara dan pemerintahan menjadi kunci terutama.





Sangat sulit untuk memberantas angka buta aksara yang tinggi di sebuah negara karena membutuhkan kerjasama aneka macam pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun lembaga non-pemerintah.





Salah satu teladan dari perkara ini ialah India yang tercatat bahwa nyaris satu per empat penduduknya buta aksara pada tahun 2011 silam. Artinya, 1 dari 4 orang India tidak bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan baik.





Penelitian ini mengatakan bahwa sekitar 400 juta orang yang menetap di pedesaan negara ini tidak mampu membaca, sekalipun itu hanya tulisan sederhana.





Meskipun begitu, kini India telah berkembang dengan sungguh cepat dalam menyelesaikan masalah ini.





Banyak program unggulan dari pemerintah yang disokong oleh keterlibatan swasta dan masyarakat yang digulirkan untuk mengentaskan buta huruf dan meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini.





 



Contoh Negara-Negara Berkembang





Contoh negara berkembang




Berikut ini ialah daftar negara-negara yang dianggap sebagai negara berkembang menurut World Economic Outlook yang dilansir oleh IMF pada tahun 2018.





Afghanistan
Albania
Algeria
Angola
Antigua and Barbuda
Argentina
Armenia
Aruba
Azerbaijan
The Bahamas
Bahrain
Bangladesh
Barbados
Belarus
Belize
Benin
Bhutan
Bolivia
Bosnia and Herzegovina
Botswana
Brazil
Brunei Darussalam
Bulgaria
Burkina Faso
Burundi
Cabo Verde
Cambodia
Cameroon
Central African Republic
Chad
Chile
China
Colombia
Comoros
Dem Rep Congo
Republic of Congo
Costa Rica
Côte d’Ivoire
Croatia
Djibouti
Dominica
Dominican Republic
Ecuador
Egypt
El Salvador
Equatorial Guinea
Eritrea
Eswatini
Ethiopia
Fiji
Gabon
The Gambia
Georgia
Ghana
Grenada
Guatemala
Guinea
Guinea-Bissau
Guyana
Haiti
Honduras
Hungary
India
Indonesia
Iran
Iraq
Jamaica
Jordan
Kazakhstan
Kenya
Kiribati
Kosovo
Kuwait
Kyrgyz Republic
Lao P.D.R.
Lebanon
Lesotho
Liberia
Libya
Macedonia
Madagascar
Malawi
Malaysia
Maldives
Mali
Marshall Islands
Mauritania
Mauritius
Mexico
Micronesia
Moldova
Mongolia
Montenegro
Morocco
Mozambique
Myanmar
Namibia
Nauru
Nepal
Nicaragua
Niger
Nigeria
Oman
Pakistan
Palau
Panama
Papua New Guinea
Paraguay
Peru
Philippines
Poland
Qatar
Romania
Russia
Rwanda
Samoa
São Tomé and Príncipe
Saudi Arabia
Senegal
Serbia
Seychelles
Sierra Leone
Solomon Islands
Somalia
South Africa
South Sudan
Sri Lanka
St. Kitts and Nevis
St. Lucia
St. Vincent & Grenadines
Sudan
Suriname
Syria
Tajikistan
Tanzania
Thailand
Timor-Leste
Togo
Tonga
Trinidad and Tobago
Tunisia
Turkey
Turkmenistan
Tuvalu
Uganda
Ukraine
United Arab Emirates
Uruguay
Uzbekistan
Vanuatu
Venezuela
Vietnam
Yemen
Zambia
Zimbabwe




Ternyata, banyak juga ya negara-negara yang masih termasuk berkembang di seluruh dunia.





Bahkan, China, Russia, dan Arab Saudi yang sering kita anggap sebagai negara besar dan ahli ternyata masih dianggap selaku negara meningkat .





 



Referensi





World Economic Outlook – International Monetary Fund





Country Classifications – United Nations



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon