Tuesday, June 9, 2020

Zaman Paleolitikum: Pengertian, Sejarah, Ciri, Dan Peninggalannya


Zaman paleolitikum atau disebut juga selaku zaman kerikil renta ialah pembabakan zaman tertua pada zaman watu. Zaman ini ditandai dengan mata pencaharian masyarakatberupa berburu dan meramu.





Alat-alat yang diciptakan pada zaman ini termasuk sangat sederhana dan relatif bergairah. Oleh alasannya adalah itu, proses perburuan dan peramuan kuliner masih berada pada level yang sungguh sederhana juga.





Dengan teladan kehidupan yang sederhana, kebudayaan di zaman ini pun terbilang sungguh sederhana.





Kegiatan manusia pada zaman itu yaitu hidup berpindah pindah atau bersifat nomaden, berburu dan menangkap ikan.





Alat-alat yang dipakai pada zaman ini antar lain adalah seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat dari tulang binatang serta flakes dari watu chalcedon.





Seperti yang kita pahami, terdapat 4 pembabakan dalam zaman kerikil yang antara lain yaitu









Pada potensi ini, kita akan membahas secara lebih lanjut perihal zaman watu renta atau Paleolitikum.






Pengertian Zaman Paleolitikum





Zaman Paleolitikum atau zaman watu ialah suatu fase kehidupan insan di mana kebudayaan dan teknologi yang dimiliki oleh insan purba masih sungguh sederhana.





Zaman watu tua ini diperkirakan berjalan sekitar 600.000 tahun yang lalu.





Pada kurun ini, terdapat beberapa jenis manusia purba yang telah hidup dan menetap di permukaan bumi. Fosil-fosil dari insan purba tersebut mulanya ditemukan di dekat ajaran sungai Bengawan Solo.





Jenis insan yang berada pada zaman ini ialah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus Paleojavanicus, dan Homo Soloensis.





 



Sejarah Zaman Paleolitikum





Sejarah zaman paleolitikum




Zaman Paleolitikum merupakan zaman yang dicirikan dengan mulai berkembangnya alat-alat kerikil sederhana untuk membantu kegiatan insan sehari-hari.





Wilayah Pacitan dan Ngandong adalah lokasi utama dimana insan purba di Indonesia hidup pada zaman ini.





Pada zaman Paleolitikum telah terjadi pembagian tugas antara kaum pria dan wanita.





Kaum perempuan bertugas untuk mengumpulkan dedaunan, buah-buahan, sayur dan ubi. Sementara kaum laki-laki mempunyai pekerjaan memburu hewan.





Pada zaman ini, kebudayaan manusia belum cukup berkembang sehingga tidak terdapat bukti sejarah tertulis. Oleh alasannya itu, zaman paleolitikum dianggap selaku zaman pra-abjad.





 



Ciri-ciri Zaman Paleolitikum





Agar kalian lebih paham tentang zaman paleolitikum, terdapat beberapa ciri-ciri dari kehidupan manusia pada zaman ini yang harus kalian perhatikan dan pahami.





Ciri-ciri tersebut berhubungan akrab dengan





  • Kegiatan sehari-hari dari insan purba
  • Sistem kepercayaannya
  • Alat-alat yang digunakan
  • Manusia purba yang hidup pada zaman tersebut




Agar kalian lebih paham ciri-ciri tersebut, simak penjelasan secara lebih rincinya dibawah ini





Kegiatan Manusia Purba pada Zaman Paleolitikum





Kegiatan manusia pada zaman paleolitikum




Manusia yang hidup pada zaman Paleolitikum mempunyai kekhasan dalam berkegiatan. Kekhasan acara manusia tersebut diantaranya





  • Hidup berpindah pindah atau nomaden
  • Mengumpulkan makana dari alam sekitar
  • Hidup berkelompok
  • Bergantung terhadap alam sekitar
  • Memanfaatkan perlengkapan-peralatan sederhana
  • Menggunakan tata cara kebahasaan dan kode yang sungguh sederhana




Pada zaman ini, insan belum memiliki kawasan tinggal yang niscaya. Rumah bagi manusia di zaman ini yakni gua, padang rumput dan kawasan yang akrab dengan sumber air mirip sungai, danau, maritim dan pantai.





Pemilihan daerah tinggal yang dekat dengan sumber air ini dikerjakan guna membuat lebih mudah perpindahan dari satu kawasan ke kawasan lain dan juga sebagai sumber air minum.





Selain itu, air yakni lokasi dimana binatang buruan kerap singgah untuk minum dan beristirahat, sehingga membuat lebih mudah manusia purba untuk berburu binatang.





Karena pola hidup yang nomaden, ketika masakan dalam satu wilayah habis, maka insan purba akan mencari kawasan lain dan berpindah ke wilayah tersebut.





Manusia purba di zaman Paleolitikum mencari makan dengan kelompoknya.





Umumnya, golongan yang dibentuk ialah kelompok-golongan kecil. Mereka hidup bersama agar pergerakan dalam mencari kuliner menjadi lebih mudah dan keselamatan dari hewan liar pun meningkat.





Karena teknologi yang ada masih sangat minim, alat yang dipakai masih sangat sederhana dengan kondisi belum banyak dilakukan pengolahan ataupun pahatan.





Selain itu, insan purba pada zaman ini juga menggunakan bahasa dan aba-aba yang sungguh sederhana untuk berkomunikasi.





 



Kepercayaan pada Zaman Paleolitikum





Pada zaman ini, keyakinan yang berkembang adalah animisme dinamisme serta pemujaan terhadap roh nenek moyang.





  • Animisme merupakan suatu iktikad yang meyakini bahwa setiap benda mempunyai roh. Adanya tulang belulang insan di dalam gua menjadi bukti adanya dogma ini.
  • Dinamisme adalah keyakinan bahwa setiap benda memiliki kekuatan ghaib. Menhir menjadi bukti bahwa akidah ini meningkat di penduduk zaman Paleolitikum.




Pemujaan kepada nenek moyang dikerjakan oleh penduduk alasannya mereka yakin bahwa setiap orang yang meninggal akan menuju ke tempat dan alam yang lebih baik.





 



Alat-alat yang Digunakan pada Zaman Paleolitikum





Alat-alat pada zaman paleolitikum




Alat-alat yang digunakan untuk membantu aktivitas insan purba zaman Paleolitikum dibuat dengan cara yang sungguh sederhana.





Manusia purba pada zaman tersebut menciptakan alat-alat dengan cara memukulkan watu ke watu lain yang lebih keras sehingga menciptakan kepingan yang lebih kecil.





Selain itu, kerikil-watu ini juga kerap dibenturkan dengan benda lain biar memiliki ujung-ujung yang relatif lebih tajam.





Alat-alat yang dibuat zaman itu seperti kapak genggam, kapak perimbas, alat-alat dari tulang binatang dan tanduk rusa serta flakes.





Secara biasa , terdapat 2 jenis kebudayaan yang menggunakan alat-alat yang relatif berbeda pada masa ini. Kedua kebudayaan tersebut adalah





  • Kebudayaan Ngandong yaitu kebudayaan yang didominasi oleh penggunaan alat-alat sederhana yang berasal dari tulang dan serpih tulang yang telah diolah
  • Kebudayaan Pacitan ialah kebudayaan yang didominasi oleh penggunaan alat-alat sederhana yang berasal dari batuan dan serpih batuan yang telah dimasak




Perbedaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh faktor lokasi serta aspek lokal yang ada di lokasi-lokasi tersebut





 



Manusia Purba yang Hidup Pada Zaman Paleolitikum





Fosil insan purba yang hidup di zaman Paleolitikum banyak ditemukan di bersahabat pedoman sungai Bengawan Solo.





Berikut ini yakni beberapa insan purba yang hidup pada zaman batu tua ini





  • Pithecanthropus Erectus
  • Meganthropus Paleojavanicus
  • Homo Wajakensis
  • Homo Soloensis




Masing-masing jenis manusia purba mempunyai abjad. Berikut adalah ciri khas yang dimiliki masing-masing manusia purba tersebut





Pithecanthropus Erectus





Manusia purba ini berupa seperti kera tetapi berlangsung tegak, memiliki tinggi sekitar 165 cm, dan mempunya hidung yang besar dan tebal.





Selain itu, Pithecanthropus Erectus juga memiliki gigi dan rahang yang besar, tulang kening bab atas yang tebal, tulang kepala yang tebal, serta tidak memiliki dagu.





Manusia purba ini mempunyai volume otak sekitar 1000 cc yang teroglong cukup besar pada zamannya.





 



Meganthropus Paleojavanicus





Meganthropus Paleojavanicus yakni salah satu manusia purba tertua di Indonesia.





Manusia purba ini bertubuhtegap, mempunyai tonjolan tajam di belakang kepala, bertulang pipi tebal, serta memiliki tonjolan kening yang menonjol .





Selain itu, insan purba ini tidak mempunyai dagu, memiliki paras besar, permukaan kunyak tajuk terdapat banyak kerut serta memiliki otot kunyah, gigi dan rahang yang besar dan kuat.





Sebagai insan purba tertua, meganthropus kerap dianggap lebih seperti dengan simpanse besar dibandingkan insan modern.





 



Homo Wajakensis





Homo wajakensis ialah manusia purba yang memiliki tinggi sekitar 1,3 sampai 2,1 meter, tulang dahi yang panjang, pipi yang menonjol ke samping, serta tulang yang besar dan otot yang kuat.





Selain itu, manusia purba ini juga memiliki bentuk muka yang horizontal dan lebar, dahi yang mencolokke dalam.





Umumnya, Homo Wajakensis mempunyai berat sekitar 30 sampai 150 kg, mereka makan makanan yang telah diolah, dan memiliki hidung dan verbal yang berjarak cukup jauh.





 



Homo Soloensis





Homo Soloensis ialah insan purba yang memiliki volume otak sampai 1200 cc, serta tinggi badan sekitar 130 hingga 210 cm.





Manusia purba ini mempunyai otot pada tengkuk yang sudah menyusut, bentuk wajah agak mencolokke depan, serta terdapat tonjolan pada kening sedikit terputus pada bab atas hidung.





Homo Soloensis bisa bangkit tegak dan berjalan nyaris tepat alasannya adalah bentuk fisiknya hampir seperti manusia modern saat ini.





 



Peninggalan Zaman Paleolitikum





Peninggalan zaman paleolitikum




Peradaban pada zaman Paleolitikum meninggalkan beberapa peninggalan yang mampu kita pelajari sampai hari ini. Peninggalan tersebut antara lain yakni





  • Kapak genggam
  • Kapak perimbas
  • Alat dari tulang dan tanduk rusa
  • Flakes




Agar kalian lebih paham perihal peninggalan-peninggalan tersebut, perhatikan klarifikasi dibawah ini





Kapak Genggam





Kapak genggam yang banyak didapatkan di tempat Pacitan ini mempunyai fungsi untuk menggali sesuatu dari dalam tanah, memangkas dan menguliti binatang.





Penamaan kapak genggam ii berdasarkan pada bentuknya yang mirip kapak tetapi tidak memiliki pegangan atau tangkai, sehingga cara menggunakannya dengan di genggam langsung.





Cara menciptakan kapak ini ialah dengan menajamkan satu segi dengan cara dipangkas dan membiarkan sisi yang lain.





 



Kapak Perimbas





Kapak perimbas mempunyai fungsi sebagai pemotong ranting atau kayu, memahat tulang, dan selaku senjata.





Alat ini banyak didapatkan di tempat Pacitan sehingga disebut selaku bagian integral dari kebudayaan Pacitan.





Namun, peninggalan ini rupanya tidak hanya ditemukan di Pacitan, melainkan didapatkan pula di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), Lahat (Sumatera Selatan) dan Gua Choukoutieen di Beijing.





 



Alat dari tulang hewan dan tanduk rusa





Alat-alat dari tulang binatang dan tanduk rusa mempunyai ciri khas ujung yang tajam berbentukpenusuk atau belati serta terdapat ujung tombak yang bergerigi.





Alat ini lazimnya dipakai untuk pengorek ubi dari dalam tanah serta penangkap ikan. Umumnya, alat tulang-tulang ini berasal dari kebudayaan Ngandong.





 



Flakes





Flakes ialah salah satu peninggalan dari kebudayaan Ngandong yang ada di zaman Paleolitikum.





Alat ini berbahan dasar kerikil Chalcedon dan memiliki bentuk yang relatif kecil. Flakes memiliki fungsi selaku pengupas makanan sekaligus alat berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan ubi dan buah-buahan.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon