Sabtu, 04 Juli 2020

5 Tokoh Utama Pemberontakan Apra


Peristiwa APRA atau Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil terjadi pada tanggal 23 Januari 1950 di kota Bandung.





Pada peristiwa ini, kelompok milisi yang dipimpin oleh Kapten KNIL Raymond Westering masuk ke kawasan tersebut dan melakukan pembantaian terhadap orang-orang berseragam Tentara Nasional Indonesia yang ditemui.





Dibalik insiden ini ada 5 tokoh utama yang menjadi kunci dari pemberontakan APRA.





Aksi dari gerombolan ini sudah direncanakan semenjak berbulan-bulan lamanya. Bahkan pihak pimpinan tertinggi dari militer Belanda pun sudah mengetahuinya.





Dibawah ini, kita akan membicarakan 5 tokoh yang berperan penting dalam pemberontakan brutal ini.






5 Tokoh Utama Pemberontakan APRA





Secara umum, terdapat 5 orang yang memiliki tugas sentral dalam melaksanakan pemberontakan APRA in. Kelima tokoh tersebut yaitu





  • Kombes Jusuf
  • Sultan Hamid II
  • Anwar Tjokroaminoto
  • RAA Male Wiranatakusumah
  • Raymond Westerling




Agar kalian lebih paham, kita akan membahas satu per satu tokoh yang terlibat pada pemberontakan APRA dibawah ini





Sultan Hamid II





Sultan Hamid II adalah tokoh APRA




Syarif Abdul Hamid Al Kadrie ialah nama orisinil dari Sultan Hamid II, beliau ialah putra sulung dari Sultan Pontianak ke-6.





Namun gelarnya berkembang menjadi Sultan Hamid II, pada tanggal 29 Oktober 1945 sehabis diangkat untuk menjadi pengganti ayahnya sebagai sultan pontianak.





Syarif dibesarkan oleh ibu angkatnya yang berjulukan Catherine Fox beserta suaminya Edith Maud Anteis.





Oleh alhasil sejak kecil Sultan Hamid II telah tanpa kendala berbahasa Inggris dan memiliki teladan kehidupan layaknya orang-orang Barat. Sultan hamid ini sejak kecil sudah terpapar dengan globalisasi dan dunia luar.





Tahun 1937 saat Indonesia masih dalam penjajahan Belanda dia lulus dari KMA, tentunya dengan pangkat Letnan pada Tentara Hindia Belanda. Kemudian setelahnya Sultan Hamid II masuk ke dalam anggota KNIL Belanda dengan menggandeng pangkat Letda.





Menjadi orang Indonesia pertama yang mempunyai pangkat tinggi dalam dunia kemiliteran membuat karirnya maju dengan pesat.





Bahkan laki-laki berketurunan Indonesia Arab ini juga menjabat sebagai menteri dalam pemerintahan Soekarno atau Presiden pertama Republik Indonesia.





Jasanya yang sungguh dikenang yaitu Sultan mampu mendesain lambang negara Indonesia adalah Burung Garuda. Namun tak disangka beliau masuk menjadi tokoh pemberontakan APRA yang lalu menjadi pencoreng nama baiknya yang sebaiknya selaku jagoan Indonesia menjadi pemberontak dan penghianat.





Sultan Hamid II telah terbukti bersalah sebab menjadi dalang dan tokoh pemberontakan APRA di Bandung.





Kudeta yang bertujuan untuk menjatuhkan pemerintahan dengan membunuh warga sipil atau serdadu menjadikannya mesti ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.





Penangkapan ini terjadi ada tanggal 4 April 1950, adalah beberapa bulan sehabis kudeta yang dilakukannya mengalami kegagalan.





Upaya pemberontakan RIS ini memberikan sinyal kepada komunitas internasional, Belanda, dan juga Indonesia bahwa tata cara negara serikat berupa RIS tidak cocok diterapkan di Indonesia.





 



Kombes Jusuf





Kombes Jusuf menjadi salah satu tokoh kunci pada pemberontakan APRA. Dahulunya dia ialah seorang yang berada di satu barisan dengan tentara Indonesia.





Namun karena tidak menyepakati beberapa kebijakan-kebijakan pemerintahan pada dikala itu, Jusuf berubah menjadi penghianat.





Tidak banyak sumber yang mampu menceritakan kehidupan dari Kombes Jusuf, baik sebelum melaksanakan pemberontakan ataupun setelah pemberontakan APRA.





Namun ada satu bukti adalah menurut berita dari Intelejen yang menyebutkan bahwa beliau masuk ke dalam tokoh pemberontakan APRA dan ikut ke Bandung.





Untuk penangkapannya sendiri tidaklah dilaksanakan secara langsung dikala pemberontakan terjadi. Penangkapannya gres terlaksana beberapa bulan sehabis pemberontakan APRA akhir ditumpas.





 



Anwar Tjokroaminoto





Anwar Tjokroaminoto merupakan salah satu tokoh APRA




Anwar Tjokroaminoto ialah perdana menteri ke-3 negara Pasundan atau Jawa Barat yang sudah menjabat sejak bulan Juli tahun 1949, sejak Indonesia dibuat menjadi negara serikat.





Negara bab yang dipimpinnya ini diresmikan oleh pihak Belanda dan merupakan belahan kawasan di Indonesia yang tergabung dalam Republik Indonesia Serikat (RIS).





Beliau dari permulaan memang belum menunjukkan keputusan sedikitpun terkait penggabungan dengan Indonesia dan melebur menjadi NKRI.





Padahal jikalau diperhatikan dari sisi wilayah maka Pasundan masih tergolong kedalam kawasan Divisi Siliwangi serta kawasan jajahan dari Belanda. Jika dikerjakan sesuai dengan kesepakatan, sebaiknya semua kawasan bekas jajahan Belanda menjadi satu kesatuan dengan NKRI.





Setelah diketahui sebagai tokoh pemberontakan APRA dan menjadi anggota KNIL yang pada ketika perang kemerdekaan dinilai selaku lawan. Perdana Menteri Tjokroaminoto ditangkap oleh pihak yang berwajib.





Setelah ditangkapnya perdana mentri Tjokroaminoto, negara Pasundan yang semula bangkit sendiri resmi bergabung dengan Indonesia dan menjadi negara kesatuan.





 



R.A.A Male Wiranatakusumah





R.A.A Male Wiranatakusumah ialah salah satu wakil dari pemerintahan RIS di negara Pasundan.





Tidak banyak tumpuan yang menyebutkan bahwa beliau terlibat dalam tokoh pemberontakan APRA. Namun ada beberapa orang yang mengaitkan dan menyatakan keikutsertaannya dalam penyerangan tersebut.





Ketika aksi pemberontakan ini terjadi pada bulan Januari 1950, ketika itu juga Male Wiranatakusumah mengundurkan diri.





Kemudian tanggal 8 Februari 1950 Sewaka diangkat selaku pengganti dengan jabatan yang baru ialah menjadi Komisaris RIS di negara Pasundan.





 



Raymond Westerling





Raymond Westerling adalah salah satu tokoh APRA




Mempunyai nama lengkap Raymond Pierre Paul Westerling, dia dilahirkan di Istanbul, Kesultanan Utsmaniyah pada tanggal 3 Agustus 1919.





Di Indonesia Westerling menjadi terkenalsetelah insiden pembunuhan besar-besaran yang dipimpinnya di kawasan Sulawesi Selatan. Peristiwa ini diketahui sebagai pembantaian westerling.





Bahkan, ketika ini di Makassar diresmikan sebuah monumen untuk memperingati kekejaman dari Westerling dan penghormatan terhadap para jagoan yang sudah gugur dalam upaya mempertahankan kemerdekaan.





Westerling sendiri senantiasa menganggap dirinya selaku Ratu Adil yang telah tertulis diramalan Jayabaya.





Sampai kemudian dia membentuk serdadu yang diberi nama selaku APRA atau Angkatan Perang Ratu Adil. Jadi bisa dibilang orang ini ialah pemimpin pemberontakan tersebut.





Perintah darinya untuk percobaan perebutan kekuasaan di Bandung mengalami kejadian kegagalan yaitu dikala menjajal menghabisi nyawa dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX atau Menteri Pertahanan Keamanan, Ali Budiardjo, serta Kolonel TB Simatupang.





Kegagalan ini terjadi sebab pasukan TNI menyerang balik pasukan westerling dari berbagai penjuru kota Bandung.





Westerling sebagaitokoh pemberontakan APRA merasa terdesak kemudian bersembunyi dan dibantu melarikan diri ke Singapura pada tanggal 22 Februari 1950 memakai Pesawat Catalina oleh rekan militer Belanda yang ada di Indonesia.





Meskipun menjadi pemberontak dan tokoh pemberontakan APRA dan sudah membunuh ribuan nyawa tak berdosa, namun rakyat Belanda menganggapnya sebagai jagoan.





Entah apa argumentasi utamanya, yang niscaya asumsi ini meluas ke berbagai penjuru negara tersebut.





Bahkan ajakan ekstradisi Indonesia terhadap Pengadilan Belanda digagalkan oleh keputusan hakim Mahkamah Agung pada tanggal 31 Oktober 1952.





Oleh karena itu, pemerintahan Indonesia tidak mampu melakukan apapun terhadap tindak kejahatan yang dijalankan oleh Westerling.





Sampai pada kesudahannya dia meninggal dunia di Purmerend, Belanda pada tanggal 26 November 1987.





Meskipun melakukan banyak kegiatan yang keji di tanah Indonesia atas nama ratu adil dan juga serdadu KNIL Belanda. Tidak ada eksekusi yang dijatuhkan alasannya tunjangan dari negara Belanda.





Selain ke-5  tokoh pemberontakan APRA yang paling utama di atas bergotong-royong masih ada banyak orang yang terlibat. Hanya saja kiprahnya tidak terlalu terang dan belum ada rujukan yang menguatkannya.





Dibalik insiden ini ada latar belakang yang menungganginya ialah alasannya adalah ketidakpuasan orang-orang tersebut dengan kebijakan dari pihak pemerintah.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon