Friday, July 24, 2020

Majas Metafora: Pengertian, Fungsi, Ciri, Dan Jenisnya


Majas terdiri atas berbagai jenis seperti majas personafikasi, simile, hiperbola, litotes, metafora dan sebagainya. Majas lazimnya dipakai dalam sebuah novel, cerpen maupun puisi untuk menambahkan nilai seni pada kalimat di dalamnya supaya tampaklebih mempesona dan tidak menjemukan.





Penggunaan majas berguna untuk memperjelas dan mempertegas kesan yang ingin disampaikan oleh penulis terhadap pembacanya. Nah, pada peluang kali ini hanya akan membicarakan salah satu jenis majas yang sering dipakai dalam karya sastra ialah Majas Metafora.






Pengertian Majas Metafora





Majas metafora ialah salah satu majas yang memakai pemakaian kata atau kalangan kata bukan dengan arti yang bahwasanya, melainkan selaku kiasan berdasarkan persamaan ataupun perbandingan.





Berdasarkan klarifikasi diatas, tak mengherankan jikalau majas metafora juga disebut sebagao majas perbandingan ataupun persamaan.





Majas yang menggambarkan sesuatu dengan persamaan atau perbandingan eksklusif ini tidak menggunakan kata penghubung. Contohnya kolam, mirip, laksana, dan sebagainya. Akan tetapi, pribadi menggunakan kata kiasan yang sifatnya hampir sama atau bahkan sama.





Majas metafora sesungguhnya banyak dipakai dalam karya sastra dimana maksudnya untuk mengungkapkan makna tertentu melalui aksentuasi pada kesan yang akan ditimbulkan.





Penggunaan gaya bahasa metafora juga ditunjukkan untuk menanggulangi keterbatasan opsi kata dan bentuk lisan dari penulis.





 



Fungsi Majas Metafora





Fungsi majas metafora




Pemakaian majas metafora dalam sebuah karya sastra memang mampu membuat kata-kata dalam karya tersebut tampaklebih hidup dan mempesona untuk dibaca.





Selain itu, penggunaan gaya bahasa metafora juga bisa membuat konsep dan inspirasi seorang penulis menjadi lebih gampang diketahui oleh para pembaca atau bahkan membuat perumpamaan pemikiran yang rumit menjadi lebih gampang diketahui.





Misalnya dipakai untuk menjelaskan sesuatu yang absurd ke faktual, menjelaskan hal yang tidak bisa dimengerti menjadi lebih gampang diketahui dan sebagainya.





Dengan adanya majas metafora, mampu menciptakan pembaca tidak hanya dapat menikmati karya sastra yang dibacanya saja, tetapi juga mampu mendapatkan wawasan baru mengenai penulisan kalimat di dalam karya sastra tersebut.





 



Ciri-Ciri Majas Metafora





Majas metafora ialah majas yang menggunakan kata atau frasa yang bukan makna bantu-membantu, melainkan selaku kiasan ataupun penggambaran kepada objek lainnya.





Berikut ini yaitu beberapa ciri-ciri yang biasanya dimiliki oleh teks metafora





  1. Tidak menggunakan kata konjungsi atau penghubung dalam golongan kata atau kalimatnya.
  2. Membandingkan sebuah objek atau kondisi dengan menggunakan perbandingkan pribadi tanpa memakai kata perbandingkan, berupa kata mirip, laksana, bagaikan, kolam dan yang lain.
  3. Menggunakan frasa atau kata-kata yang mempunyai makna kiasan untuk membandingkan ataupun menyamakan sebuah objek dengan objek yang yang lain.




Jika suatu teks mempunyai semua ciri-ciri yang diterangkan diatas, maka kalian dapat percaya bahwa itu merupakan suatu teks metafora.





 



Jenis-Jenis Majas Metafora





Jenis majas metafora




Para pakar linguistik sudah menobatkan majas atau gaya bahasa metafora selaku ratunya majas. Hal ini dikarenakan ada berbagai majas yang pembentukannya berasal dari gaya bahasa metafora.





Pembagian Jenis Majas Menurut Orrechioni





Menurut Kerbrat Orrechioni (1977:149-156) majas metafora terbagi menjadi dua jenis ialah Metafora In Praesetia dan Metafora In Absentia. Setelah ini kita akan mencoba membicarakan kedua jenis metafora tersebut.





Metafora In Praesetia





Majas metafora in prasetia merupakan salah satu jenis majas metafora dimana objek yang hendak dibandingkan berbarengan dengan perbandingannya. Sehingga makna yang terkandung di dalamnya akan lebih eksplisit.





Perhatikan kalimat di bawah ini





Rahayu yaitu kembang desa yang sukses mencuri perhatian banyak laki-laki di desa Bungaraya.





Dari contoh kalimat tersebut, kata “kembang desa” memiliki makna secara terang bila Rahayu ialah gadis paling manis di desa tersebut.





 



Metafora In Absentia





Majas metafora in absentia ialah jenis majas metafora yang mengungkapkan suatu hal dengan cara yang implisit.





Jenis majas yang satu ini memakai perbandingan tidak secara pribadi ditujukan pada objek yang dibicarakan. Sehingga tak jarang penggunaan majas metafora in absentia ini membuat pembaca kebingungan dalam mengerti maksud dari kalimat yang ada di dalam sebuah karya sastra.





Selain itu, terkadang penggunaan majas metafora in absentia juga disalah artikan oleh pembaca alasannya adalah terjadi penyimpangan pada maknanya.





Perhatikan kalimat di bawah ini





Banyak cowok di desa Sejahtera yang ingin mempersunting bunga desa itu.





Dari acuan kalimat tersebut, kita dapat mempesona kesimpulan bahwa cowok ingin mempersunting suatu bunga. Apakah kesimpulan ini benar?





Tentu saja tidak, bila kita amati, maka kata-kata bunga desa itu merujuk terhadap sebuah gadis atau wanita manis yang menjadi dambaan para cowok.





 



Pembagian Jenis Majas Menurut Parera





Bila berdasarkan orrechio majas metafora dibagi menjadi dua jenis, maka berlainan dengan Parera (2004:119) yang membedakan jenis majas metafora menjadi empat jenis, yaitu:





Metafora Antropomorfik





Ungkapan metafora antropomorfik juga dikenal dengan gaya personifikasi atau menjiplak. Hal ini dikarenakan jenis majas ini sering dipakai untuk membandingkan sesuatu dengan sebuah hal yang lain.





Contohnya yakni cintanya bersungut-sungut atau pohon nyiur melambai-lambai. Seperti kita pahami, cinta mustahil bersungut bukan? Pohon juga tidak mungkin melambai-lambai.





Kedua lisan ini berusaha menggambarkan cinta yang sangat besar lengan berkuasa dan menggebu-gebu atau pohon yang tertiup angin sangat kencang hingga bergoyang-goyang.





 



Metafora Bercitra Hewan





Jenis majas yang satu ini sering memakai binatang atau bagian badan binatang ataupun sesuatu yang berafiliasi dengan binatang untuk pencitraan sesutau yang yang lain.





Majas bercitra binatang ini sering dipakai untuk mengumpat atau memarahi seseorang sebab perbuatannya. Orang tersebut disamakan dengan binatang yang hina atau berkelakuan buruk.





Contohnya adalah babi kau, artinya seseorang tersebut mempunyai akhlak atau perbuatan yang dipadankan dengan babi. Contoh lainnya yaitu dasar monyet dimana orang tersebut dipandang mempunyai kelakuan seperti simpanse.





 



Metafora Bercitra Abstrak





Metafora bercitra abstrak umumnya digunakan untuk mengalihkan istilah-istilah yang absurd menjadi ungkapan yang lebih nyata.





Jenis majas ini juga bisa dinyatakan selaku kebalikan dari hal yang absurd ataupun samar diperlakukan sebagai sesuatu yang bernyawa sehingga membuatnya lebih faktual atau bernyawa.





Contoh dari penggunaan majas ini yaitu anak emas yang diartikan sebagai anak pujian atau anak yang dibanggakan keluarganya.





 



Metafora Bercitra Sinestesia





Metafora bercitra sinestesia ialah jenis majas yang digunakan untuk mengalihkan atau pemindahan dari pengalaman satu ke pengalaman lain atau dari tanggapan satu ke jawaban lainnya.





Contohnya, buah bibir dan kaki tangan. Untuk penggunaan contoh majas kaki tangan memiliki makna orang kepercayaan dan untuk buah bibir maknanya bahan pembicaraan.





 



Perbedaan Majas Metafora dan Simile





Perbedaan majas metafora dan simile




Seperti yang telah kita pelajari diatas, metafora pada dasarnya yakni mengumpamakan suatu objek dengan objek lainnya. Hal ini sangat seperti dengan majas simile yang juga membandingkan suatu objek dengan objek lain.





Perbedaan utama antara keduanya adalah pada penggunaan kata-kata penanda . Pada simile, digunakan kata penanda mirip bagaikan, bak, mirip, terlihat , dan sejenisnya. Sementara, metafora tidak memakai kata-kata penunjuk ini dan eksklusif menyerupai saja.





Contohnya yaitu salah satu kutipan yang sungguh populer yakni





Aku ini Binatang Jalang





Jika kita perhatikan, kalimat tersebut yaitu majas metafora karena langsung menempatkan aku untuk ibarat binatang jalang. Disini, tidak ada kata yang memberikan bahwa aku ini menyerupai.





Sekarang, coba perhatikan kalimat dibawah ini





Aku ini bagaikan binatang jalang.





Terlihat bukan perbedaannya? Disini, terdapat kata-kata penujuk yakni bagaikan yang menawarkan bahwa aku ini mirip suatu hewan jalang.





Bagaimana, apakah kalian telah cukup paham perbedaan antara kedua jenis majas ini? Jika belum, coba kita perhatikan teladan-pola dibawah ini ya.





 



Contoh Majas Metafora





Contoh majas metafora




Supaya lebih mengerti perihal majas metafora, berikut beberapa teladan serta arti dari maja metafora yang kerap dipakai





Puluhan ruko di Tanah Abang  habis dilahap si ahli merah.





Pada majas metafora diatas, “si ahli merah” melambangkan kebakaran dan api yang bergolak menghanguskan ruko-ruko.





Tikus-tikus kantor itu tidak pernah jera walaupun mengenali bahaya hukumannya sangat berat





Pada metafora kali ini, kata-kata “tikus kantor” merujuk kepada koruptor yang bertindak bagaikan tikus mencuri-curi uang dari kantor/rakyat.





Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, kita harus bersikap nrimo dalam mendapatkan setiap ujian dari Allah SWT.





Pada kalimat diatas, makna dari kata-kata “tulus” yaitu sabar. Karena, pada saat kita depresi, umumnya dada kita terasa sesak.





Andi menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal.





Pada majas diatas, makna dari kata-kata “tulang punggung” yakni seorang yang memberi nafkah kehidupan bagi para keluarganya. Karena, tulang punggung yaitu acuan bagi tubuh, disini, tulang punggung ialah tumpuan dari keluarga.





Koruptor ialah sampah penduduk yang sangat merugikan negara.





Makna dari kata “sampah masyarakat” yakni seorang penjahat atau anggota penduduk yang dianggap tidak berkhasiat/merugikan.





Rija merupakan anak emas pak Isa, seorang lurah di desa Sukamakmur.





Pada kalimat diatas, makna dari kata “anak emas” ialah anak kesayangan atau anak yang dibanggakan oleh keluarganya.





Reno rela banting tulang setiap harinya demi memenuhi keperluan keluarganya.





Makna dari kata “banting tulang” pada kalimat diatas ialah bersusah payah.





Sepulang dari Jakarta, Ani menenteng buah tangan yang sangat banyak.





Pada kalimat diatas, kata “oleh-oleh” digunakan untuk melambangkan oleh-oleh ataupun souvenir.





Lintah darat itu mengunjungi rumah ibu yusna.





Makna dari kata “lintah darat” pada kalimat diatas yakni rentenir atau pemberi hutang.





Yena pribadi naik darah ketika bertemu Ani.





Pada kalimat diatas, kata “naik darah” digunakan untuk melambangkan kemarahan ataupun kekesalan.





Itulah ulasan singkat tentang majas metafora. Demikianlah, semoga ulasan di atas mampu menjadi sumber tumpuan yang bermanfaat dan berkhasiat bagi Anda sekalian.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon