Saturday, August 1, 2020

4 Jenis Pendekatan Geografi


Pendekatan geografi intinya yaitu cara pandang keilmuan geografi kepada sebuah isu. Hal ini dibutuhkan untuk mengkontekskan lingkup pembahasan geografi yang sangat luas biar tidak terlalu menyebar kemana-mana.





Menurut Nursid Sumaatmadja, terdapat 4 jenis pendekatan geografi yang kerap dipakai oleh para geografer dalam membicarakan suatu urusan. Keempat jenis pendekatan tersebut yaitu





  • Pendekatan Keruangan
  • Pendekatan Ekologi
  • Pendekatan Historis
  • Pendekatan Sistem




Keempat pendekatan ini mempunyai penitikberatan pada konsep-desain geografi yang berlawanan-beda, sesuai dengan tujuan penelitiannya. Selain itu, keempat pendekatan ini juga memanfaatkan prinsip geografi yang berlawanan-beda pula.





Pada artikel kali ini, kita akan menjajal membahas lebih dalam perihal saat pendekatan geografi yang kerap digunakan dalam observasi geografi kebanyakan.






Pendekatan Keruangan





pendekatan keruangan




Pendekatan keruangan atau Spatial Approach ialah salah satu pendekatan geografi yang paling kerap dipakai ketika mengkaji fenomena-fenomena geografi.





Pendekatan ini lazimnya menganalisis ruang bumi dengan menganalisis setiap aspek yang ada pada permukaan bumi. Konsep yang dominan dipakai disini ialah konsep keruangan dan relasi-kekerabatan antar ruang.





Secara biasa , terdapat 3 jenis pendekatan yang masuk kedalam pendekatan spasial. Ketiga pendekatan tersebut antara lain ialah





Pendekatan Topik





Pendekatan topik geografi mencoba untuk mendalami fenomena geografi secara topikal. Artinya, geografer akan berupaya untuk menemukan topik utama dalam kajian geografi tersebut lalu mendasari kajian dan hal-hal yang lain pada topik tersebut.





Ketika geografer telah menjelaskan dan menganalisa topik ini dengan terperinci, baru akan dicari hubungan-relevansinya dengan lingkungan disekitarnya.





Karena ini ialah salah satu jenis pendekatan spasial, maka tentu saja akan ada peninjauan topik secara keruangan dan korelasi-relevansinya secara spasial.





 



Pendekatan Aktivitas Manusia





Pendekatan geografis ini konsentrasi terutama adalah pada aktivitas insan yang terjadi di masyarakat. Pendekatan ini lazimnya berguna untuk meneliti dan menerangkan apa yang sedang terjadi di suatu golongan masyarakat.





Dalam berkegiatan, manusia akan memiliki pengaruh pada lingkungan sekitar. Hubungan inilah yang hendak menjadi topik bahasan dari pendekatan aktivitas manusia.





Karena pendekatan ini ialah bagian dari pendekatan daerah, maka tentu saja relasi-relasi yang terbentuk ini dikaji secara spasial pula.





 



Pendekatan Region (wilayah)





Pendekatan wilayah berkonsentrasi pada wilayah secara keseluruhan dimana gejala geografi tersebut terjadi. Artinya, disini kajiannya akan lebih komprehensif terhadap aspek kewilayahan dibandingkan dengan kepada topik khusus gejalanya.





Kajian ini cukup komprehensif karena memadukan seluruh faktor yang ada pada kajian topikal dengan kajian kemanusiaan dan dikontekskan terhadap kawasan. Oleh karena itu, pendekatan ini kerap memerlukan lebih banyak waktu dan data dalam pelaksanaannya.





Contohnya yakni kajian mengenai gunung meletus. Pertama akan dikaji apa itu gunung meletus, mengapa terjadi disitu, kemudian apa yang ada disekitarnya. Kemudian akan dikontekskan apa dampaknya terhadap acara insan dan keadaan lingkungan sekitar.





Setelah hal-hal tersebut diterangkan dan dikontekskan, maka ditemukan sebuah sintesa mengenai gambaran regional dari fenomena letusan gunung api tersebut.





 



Pendekatan Ekologi





pendekatan ekologis




Pendekatan ekologi menjajal untuk meneliti sebuah tanda-tanda geografi dengan mempelajari keterkaitannya dengan lingkungan sekitar. Karena bekerjasama dengan alam sekitar, maka pendekatan ini banyak mempergunakan ruang lingkup keilmuan geografi lingkungan.





Contohnya ialah saat kita mengkaji suatu kawasan pertanian, maka akan dibahas dinamika aktivitas tersebut terhadap alam sekitar. Mungkin saja, acara tersebut meminimalkan keragaman hayati alasannya adalah memanfaatkan pertanian monokultur.





Bisa jadi, pertanian juga mengakibatkan imbas pada mutu air dan mempengaruhi siklus air. Hal ini mampu saja terjadi dikala air hasil irigasi sukses menyerap masuk kedalam tanah dan mensugesti air tanah.





 



Pendekatan Historis





pendekatan historis




Pendekatan historis berusaha untuk menerangkan dan menganalisis sebuah gejala geografi menurut apa yang telah terjadi di abad lalu. Pendekatan ini sangat mementingkan faktor kronologis, data era lalu, dan prediksi untuk abad depan.





Contoh dari pendekatan historis yakni analisis mengenai kemajuan perekonomian sebuah negara. Analisis ini mencoba menerangkan bagaimana suatu negara memajukan produk domestik bruto nya dan mengentaskan kemiskinan.





Hasilnya ialah, terdapat banyak sekali teori-teori yang menjajal menerangkan perkembangan ekonomi secara historis dan step-by-step. Salah satunya ialah teori tahapan perkembangan yang dicetuskan oleh WW. Rostow.





 



Pendekatan Sistem





Pendekatan sistem




Pendekatan sistem atau kerap disebut selaku Systems Thinking ialah upaya untuk menjelaskan sebuah gejala geografi selaku semesta fenomena serta sebagai bab dari tata cara tertentu.





Agar lebih gampang mengerti, mari kita coba ambil acuan pertumbuhan sebuah tempat perkotaan. Ambil teladan Tokyo, salah satu kawasan perkotaan terbesar di dunia.





Kota tokyo sangatlah besar, didalamnya terdapat berbagai kegiatan-acara dan guna lahan yang saling bekerjasama. Oleh sebab itu, kita mampu menilai bahwa Tokyo ialah suatu sistem yang mempunyai banyak pemain drama didalamnya.





Namun, kita mesti menyadari pula bahwa Tokyo ialah satu kota di suatu negara yang lebih besar, yakni Jepang. Terdapat banyak kota-kota di Jepang yang saling terhubung satu dengan yang yang lain. Oleh alasannya adalah itu, Tokyo merupakan salah satu aktor dalam tata cara perkotaan negara Jepang.





Contoh diatas adalah salah satu bentuk pendekatan tata cara dimana sebuah tanda-tanda akan dianalisis dari skala yang lebih besar. Bisa jadi, gejala tersebut berisikan banyak fenomena-fenomena lainnya yang terhubung dalam sebuah metode.





Atau, bisa jadi tanda-tanda tersebut ialah salah satu gejala dalam sistem yang jauh lebih besar. Hal inilah yang dicoba diterangkan oleh pendekatan metode dalam geografi.





 



Referensi





Sumaatmadja, N. (1996). Studi Geografi sebagai Suatu Pendekatan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni Bandung.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon