Objek kajian sosiologi intinya yakni suatu disiplin ilmu sosiologi yang berupaya untuk meliput objek formal dan material dalam ranah keilmuan sosiologi.
Objek apa yang akan dikaji sangat kuat pada kesimpulan yang hendak dihasilkan oleh penelitian sosiologi tersebut. Oleh alasannya itu, mengetahui objek kajian dalam ranah sosiologi sangatlah penting.
Daftar Isi
Pengertian Objek Kajian Sosiologi
Secara biasa , dalam mendefinisikan dan mendudukkan apa itu bantu-membantu objek kajian sosiologi, terdapat tiga pakar yang kerap menjadi acuan. Ketiga pakar tersebut yakni Karl Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber.
Masing-masing mempunyai pandangan yang cukup berbeda dan unik. Berikut ialah pandangan-pandangan mereka yang mampu kita jadikan pola untuk mendefinisikan apa itu bantu-membantu objek kajian sosiologi.
Karl Marx
Menurut Marx, perbedaan kelas sosial yaitu basis dari seluruh konflik dan eksploitasi yang terjadi dalam kekerabatan sosial. Oleh sebab itu, berdasarkan Marx, objek kajian sosiologinya ialah konflik kepentingan antar kelas.
Hal ini tercermin dari publikasi-publikasinya, salah satu yang paling terkenal yaitu Das Kapital yang menjelaskan bahwa kaum buruh dieksploitasi oleh pemilik modal.
Disini, terdapat perbedaan kepentingan antara kaum borjuis yang berusaha untuk memaksimalkan laba dan kaum proletar yang ingin hidup nyaman dan berkecukupan. Namun, alasannya adalah mereka dipekerjakan oleh kaum borjuis yang ingin efisiensi, mereka mesti berkerja dengan upah minimum.
Emile Durkheim
Emile Durkheim dalam bukunya Suicide menerangkan bahwa gejala sosial atau fakta sosial lah yang ialah objek kajian sosiologi. Fakta sosial ini ialah fakta-fakta atau realitas lingkungan yang dibentuk dari observasi empiris mengenai lingkungan sekitar kita.
Hasil pengamatan ini tentu saja akan membentuk acuan-acuan yang nantinya dapat dianalisa dan dikonklusikan, sebagai suatu gejala sosial.
Durkheim pernah melaksanakan penelitian dimana ia meneliti tentang peluangbunuh diri pada suatu golongan penduduk . Dalam kasus ini, objek kajian sosiologinya yaitu daftar yang berisikan jumlah orang yang melakukan bunuh diri pada suatu golongan tertentu.
Max Weber
Sedikit berlainan dengan Marx dan Durkheim, Max Weber lebih menekankan kepada aspek tindakan sosial dalam mendefinisikan objek kajian sosiologinya.
Untuk mengerti gejala-gejala sosial yang terjadi di penduduk , berdasarkan Weber, peneliti mesti mampu menginterpretasi maksud atau tujuan langkah-langkah pada tataran individual.
Weber menyebut metode interpretatif ini dengan nama Verstehen (Interpretative Understanding) dimana peneliti menjajal memahami argumentasi orang-orang melakukan suatu langkah-langkah. Oleh alasannya adalah itu, objek kajian sosiologi menurut Weber intinya yakni tindakan sosial dan alasan dibalik langkah-langkah tersebut.
Apa itu Objek Kajian Sosiologi?
Oke, kita telah mencoba menjelaskan objek kajian sosiologi menggunakan karya dari 3 orang ahli diatas. Sejauh ini, apakah kalian sudah terbayang apa sesungguhnya objek kajian sosiologi?
Pada dasarnya, objek kajian sosiologi adalah fokus penelitian dari sebuah kajian sosiologi. Ketika kalian melaksanakan kajian sosiologi, niscaya ada sebuah inti analisis yang mau kalian lakukan bukan? Nah, inti analisis atau benda/fenomena yang menjadi pusat analisislah yang disebut selaku objek kajian sosiologi.
Jenis Objek Kajian Sosiologi
Secara umum, objek kajian sosiologi terbagi menjadi dua, yaitu objek formal dan objek materiil/material. Berikut ini kita akan mencoba membahas lebih lanjut mengenai kedua jenis objek kajian tersebut.
Objek Material
Objek material intinya yakni suatu entitas, baik fisik maupun kultural yang menjadi ‘materi’ atau pembahasan utama ilmu wawasan tersebut. Intinya, objek ini adalah sesuatu yang ada dan tampakdi sekitar kita.
Objek material fisik mampu diteliti dengan menggunakan penelitian empiris dan pengamatan langsung. Sedangkan, objek material non-fisik dapat diteliti dengan diskusi dan pemikiran -gagasan teoritis perihal objek tersebut.
Dalam sosiologi, objek material umumnya ialah tanda-tanda-gejala sosial yang timbul dan kaitan-kaitannya dengan korelasi kemasyarakatan. Segala fenomena yang membentuk acuan dan melibatkan relasi antar individu, individu dengan golongan, atau antar golongan masyarakat dianggap sebagai objek material sosiologi.
Selain tanda-tanda-gejala sosial yang terjadi di penduduk , pemain film-bintang film yang terlibat dalam interaksi sosial tersebut juga mampu dianggap selaku objek material.
Objek Formal
Berbeda dengan objek material yang lebih menekankan pada apa yang memang ada dan tampakdi sekitar kita, objek formal lebih berkonsentrasi pada perspektif atau upaya untuk memahami hal-hal tersebut.
Sosiologi pada umumnya mempelajari masyarakat yang saling berinteraksi satu dengan yang yang lain sehingga menciptakan gejala sosial. Oleh karena itu, proses-proses yang membuat manusia menciptakan tanda-tanda sosial lah yang mampu dianggap selaku objek formal.
Dalam perkara ini, objek formal yang ada adalah interaksi, korelasi, dan komunikasi sosial yang terjadi antara golongan masyarakat tersebut. Hal-hal inilah yang dapat dipelajari untuk lebih mengetahui tentang manusia dan tanda-tanda-tanda-tanda sosial yang terbentuk.
nsbp;
Perbedaan antara Objek Formal dan Material dalam Sosiologi
Oke, bagaimana penjelasan diatas perihal objek formal dan material dalam kajian sosiologi, telah cukup jelas kah?
Intinya kedua objek kajian sosiologi ini membicarakan perihal hal yang sama, dari dua sisi yang berlainan. Peribahasa yang kerap dipakai ialah two sides of the same coin.
Misalnya, kita ingin membicarakan mengenai masyarakat miskin di pinggir sungai. Kajian tentang objek material yang membicarakan perihal poin utama dari penelitiannya tentu saja akan langsung menentukan penduduk kelas menengah kebawah yang tinggal di pinggir sungai sebagai objek penelitiannya.
Sedangkan, kajian yang berkonsentrasi pada objek formalnya mungkin akan lebih banyak membicarakan tentang proses-proses yang ada mirip tingkat pendidikan, kohesivitas sosial, kesempatan ekonomi yang ada, modal sosial, dan kelembagaan penduduk lokal (karang taruna, RT/RW, komunitas, dsb).
Perkembangan Objek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi mengalami perkembangan yang sungguh pesat dan kompleks seiring dengan berjalannya waktu. Sekarang, materi-bahan yang dapat dijadikan selaku objek kajian sosiologi jumlahnya telah sungguh banyak. Referensi-referensi yang dapat digunakan untuk mendukung observasi juga sudah melimpah ruah, berlainan dengan zaman dahulu.
Hal ini terjadi karena gejala sosial yang timbul di penduduk semakin kompleks dan beragam.
Contohnya adalah jika sosiologi menyebabkan agama sebagai objek kajiannya. Maka, agama dapat dilihat selaku entitas yang mempunyai gejala sosial berupa interaksi antar-umat, peraturan-peraturan agama, ritual-ritual keagamaan, dan lain-lain.
Contoh yang lain adalah budaya yang menjadi objek kajian sosiologi. Dalam melakukan resolusi pertentangan, kadang pendekatan dengan menggunakan aturan negara tidak berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, perlu pendekatan dengan aturan akhlak atau budaya setempat di beberapa kawasan.
Sosiologi Kontemporer
Sosiologi kontemporer atau kadang dianggap sosiologi kekinian bergerak lebih jauh dan radikal dalam menjadikan tanda-tanda-tanda-tanda sosial selaku objek kajian. Di aneka macam kampus dan lembaga kemasyarakatan, topik-topik yang sebelumnya jarang dibahas seperti identitas gender, kepemudaan, feminisme, dan kesehatan mental menjadi topik bahasan unggulan.
Perkembangan ini tidak lepas dari transfer informasi yang kian pesat dikarenakan oleh globalisasi dan penghapusan batas-batas dunia. Dahulu, perdagangan internasional lah yang menjadikan transfer informasi, makanya kota-kota pelabuhan lazimnya lebih maju dibandingkan dengan tempat sekitarnya.
Sekarang, internet telah mendemokratisasi penyebaran isu sehingga siapa pun bisa menikmati informasi-gosip modern dengan sangat cepat. Menjamurnya internet dan interaksi online ini pun menciptakan objek kajian sosiologi yang gres, adalah kajian mengenai media sosial.
Media sosial intinya memfasilitasi individu untuk berinteraksi, membangun identitas, dan mengekspresikan diri, seringkali secara anonim.
Jika dilihat dari demam isu penggunaan media sosial dan internet secara keseluruhan, hal ini dapat menjadi objek kajian sosiologi yang sangat terkenal di abad depan.
Para peneliti mampu memfokuskan objek kajiannya pada korelasi sosial digital, interaksi daring, identitas yang dibuat lewat konten dan personifikasi, dan bubble effect yang diciptakan oleh algoritma mutakhir di sosial media.
Contoh yang mungkin sedang terkenal yakni perihal fenomena buzzer di internet, komunitas-komunitas akar rumput online yang anggotanya tersebar di seluruh wilayah indonesia, hashtag sebagai upaya branding, feeds instagram dan facebook sebagai pembangunan persona, serta fenomena trendtik-tok yang seringkali alay atau bahkan membahayakan orang-orang.
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon