Sunday, August 2, 2020

Paham Fisis Determinis Dan Possibilisme Dalam Geografi


Fisis determinis dan possibilisme adalah 2 sudut pandang filosofis yang kerap digunakan oleh geografer dalam memandang kekerabatan antara manusia dan lingkungan.





Disini, insan dan alam dipandang sebagai 2 subjek yang berbeda dan memiliki kekuatan yang berlainan beda pula. Seberapa besar lengan berkuasa 1 subjek dalam menghipnotis subjek yang lain bergantung terhadap paham apa yang dianut oleh geografer tersebut.






Fisis Determinisme





Paham Fisis Determinisme




Fisis determinisme ialah pengertian geografis yang menyatakan bahwa semua kehidupan insan dipengaruhi dan bergantung pada lingkungan sekitarnya.





Disini, insan dianggap dipengaruhi oleh kondisi alam sekitar dan menerima saja apa adanya. Atau, dengan kata lain, manusia tidak bisa memilih jalur hidupnya dan hidupnya diputuskan oleh keadaan alam sekitar.





Umumnya, geografer yang menganut paham fisis determinis menyatakan bahwa insan dan aktivitas-aktivitas insan harus senantiasa ditempatkan sesuai dengan teladan alam yang ada disekitarnya.





Secara biasa kita mampu merangkum paham fisis determinisme kedalam beberapa nilai sebagai berikut





  • Manusia dipengaruhi oleh alam sekitarnya
  • Manusia tidak mampu menang melawan kekuatan alam yang lebih kuat
  • Aktivitas insan mampu diterangkan dengan mengerti lingkungan sekitarnya




Disini, bintang film terutama yakni lingkungan sekitarnya, sedangkan manusia dianggap tidak berdaya untuk mengubah lingkungannya.





Pencetus Fisis Determinisme





Beberapa pakar yang menganut konsep fisis determinis antara lain ialah Aristoteles, Carl Ritter, Charles Darwin, Ellesworth Huntington, Alexander von Humboldt, dan Friedrich Ratzel.





Gagasan-gagasan tentang fisis determinisme dalam geografi yang dicetuskan oleh para mahir tersebut antara lain yaitu





  • Aristoteles menyatakan bahwa perbedaan iklim di suatu daerah akan mengakibatkan perbedaan karakteristik orang-penduduknya. Contohnya yaitu penduduk Eropa yang lebih berani dari Asia alasannya adalah iklim yang lebih menantang
  • Carl Ritter menganggap bahwa bumi dan segala isinya saling berkaitan. Oleh karena itu, secara logis sebaiknya karakteristik-karakteristik insan yang ada di sebuah lokasi memiliki karakteristik yang serupa dengan lokasi dimana mereka tinggal.
  • Ellsworth Huntington menyatakan bahwa keadaan cuaca dan iklim di sebuah kawasan besar lengan berkuasa besar terhadap pola kehidupan manusia di lokasi-lokasi tersebut. Gagasan beliau akan menjadi salah satu pendorong studi iklim dan pengaruhnya pada kegiatan manusia pada abad ke 20
  • Alexander von Humboldt menganggap bumi dan segala isinya adalah sebuah organisme yang besar dan saling terhubung. Disini, Humboldt menilai bahwa segala kegiatan manusia harus selaras dengan apa yang telah ditawarkan dan ditetapkan oleh alam disekitarnya tanpa boleh mengubahnya
  • Friedrich Ratzel menyatakan bahwa pola kehidupan insan diputuskan oleh aspek-aspek eksternal yang kelak akan menjadi determining factor. Gagasan dia kelak akan bertransformasi menjadi Lebensraum dimana budaya yang berpengaruh akan menghipnotis dan mengasimilasi budaya-budaya disekitarnya yang lemah.
  • Charles Darwin dalam teori seleksi alamnya menyatakan bahwa lingkungan akan menseleksi makhluk hidup yang paling berpengaruh sehingga makhluk hidup akan menyesuaikan diri biar bisa hidup di lingkungannya.




Secara lazim, para mahir ini menyatakan bahwa setiap aktivitas yang dijalankan manusia tidak mungkin lepas dari dampak alam disekitarnya. Selain itu, insan juga tidak cukup besar lengan berkuasa untuk mengalahkan alam, sehingga harus beradaptasi untuk bertahan hidup.





 



Contoh Penerapan Fisis Determinis





Seperti yang sudah kita ketahui diatas, fisis determinisme banyak membicarakan tentang bagaimana alam mempengaruhi acara insan. Berikut ini beberapa pola tentang aktivitas manusia yang terpengaruh oleh alam





Pertanian Hanya Berkembang di Daerah Subur





Pertanian yang terletak di daerah subur adalah contoh fisis determinis




Salah satu contoh fisis determinis yang paling gampang untuk diamati yaitu pada acara pertanian zaman dulu. Aktivitas ini cuma akan didapatkan di kawasan-daerah yang mempunyai tanah subur dan memiliki susukan irigasi yang baik.





Contohnya yaitu kawasan-tempat sekitar sungai, kawasan tropis yang memiliki curah hujan tinggi, serta daerah-tempat lain yang memiliki tanah-tanah subur.





Hal ini terjadi alasannya saat itu, insan tidak mampu membangun proyek besar yang dapat mengganti kondisi alam disekitarnya. Semuanya masih dikerjakan secara tradisional dan memanfaatkan alat-alat yang seadanya.





Sekarang, manusia mampu membangun bendungan untuk mengairi daerah yang kering. Mengembangkan pupuk dan rekayasa genetika untuk membuat flora yang tahan kering dan mampu hidup di tanah tandus. Manusia juga sudah mampu membangun susukan-terusan irigasi skala besar untuk mengairi lebih banyak sawah dari sebelumnya.





 



Kota-Kota Besar Terletak di Daerah yang Kaya akan Air





Seperti yang kita pahami, air ialah salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan manusia. Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup.





Oleh alasannya adalah itu, tak heran jika kota-kota besar zaman dulu senantiasa terletak di daerah yang kaya akan sumber daya air. Seperti di tempat pesisir sungai, mata air, ataupun di lereng-lereng pegunungan yang memiliki anutan air higienis.





Hal ini terjadi karena pada ketika itu sungguh sulit untuk membangun terusan air bersih dan fasilitas penyediaan air lainnya jikalau tidak terdapat sumber air yang akrab. Berbeda dengan saat ini yang telah jauh lebih maju keilmuan teknik sipilnya dan perancangan kotanya.





 



Permukiman yang Terletak di Jalur Perdagangan Berkembang dengan Sangat Cepat





Kota-kota yang muncul di jalur perdagangan adalah contoh fisis determinis




Daerah-daerah yang memiliki lokasi strategis pastinya akan memiliki pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih cepat. Hal ini terjadi alasannya mereka mampu dengan mudah melakukan perdagangan dengan pihak lain serta membeli sumber daya yang diharapkan.





Contohnya pada zaman dulu yaitu Sriwijaya yang terletak di kepulauan Nusantara. Lokasi ini sangat strategis karena menghubungkan jual beli dari kepulauan-kepulauan di Indonesia dengan para pedagang China, India, dan Arab.





Oleh karena itu, sriwijaya dapat dengan mudah mendapatkan keuntungan dari pajak jual beli. Selain itu, lapangan pekerjaan juga banyak tersedia untuk pedagang dan kru kapal.





Contoh di zaman Modern ini yakni Singapura dan Indonesia yang mempunyai lokasi strategis di antara 2 samudera dan 2 benua. Disini, mereka mampu melayani perdagangan yang berasal dari India, China, Australia, dan Amerika-Eropa.





Karena lokasi yang strategis ini, pelabuhan Tanjung Priok dan Port of Singapore menjadi salah satu pelabuhan paling sibuk di Asia Tenggara. Kedua pelabuhan ini berhasil mendorong perekonomian dan kemakmuran masyarakat di kedua negara ini.





 



Fisis Possibilisme





Fisis possibilisme




Possibilisme ialah persepsi yang menilai bahwa insan bisa mengubah alam disekitarnya supaya sesuai dengan keperluan insan. Disini, manusia tidak hanya dianggap sebagai pemain film pasif yang hanya mendapatkan nasib, mereka mampu mengubah nasib mereka.





Salah satu penggagas paham possibilisme yakni Paul Vidal de la Blache yang ialah seorang geografer Prancis dan salah satu tokoh ilmu geopolitik Prancis.





Menurutnya, insan justru mampu menghipnotis lingkungan sekitar, berlawanan dengan paham Determinisme yang menyatakan manusia sangat bergantung keadaan lingkungan.





Selain itu, alam juga dianggap cuma selaku pemberi hambatan dan tantangan. Sedangkan, insan dapat mendapatkan cara untuk menguasai alam tersebut dengan derma teknologi dan ilmu wawasan.





Secara lazim, pemikiran -ide yang diutarakan oleh paham possibilisme antara lain yaitu





  • Alam menawarkan potensi dan problem, manusia yang memanfaatkan dan menangani hal tersebut dengan kecerdikannya dan teknologi
  • Manusia tidak diperbudak oleh lingkungan sekitarnya, justru kita yang bisa mengubah lingkungan sesuka kita
  • Kondisi lingkungan cuma dianggap selaku rekomendasi, bukan paksaan dalam mengambil keputusan
  • Kecerdikan manusia dan pengembangan teknologi mampu menuntaskan semua permasalahan yang dilemparkan oleh lingkungan
  • Apa yang mungkin terjadi dan terbangun di sebuah daerah lebih banyak dipengaruhi oleh biaya tindakan tersebut ketimbang keadaan lingkungannya




This approach has been criticised on several accounts. For example, despite numerous possibilities, man, has not been able to get rid of the obstacles set by the physical forces. The possibilities may be many in the temperate regions but they are very limited in the deserts, equatorial, tundra, and high mountainous regions.





Contoh Penerapan Fisis Possibilisme





Di zaman yang modern ini, banyak hal yang dulu tidak mungkin dilaksanakan kini menjadi mungkin dijalankan. Semuanya berkat sumbangan teknologi dan ilmu wawasan insan yang selalu berkembang.





Berikut ini adalah beberapa acuan penerapan teknologi oleh insan untuk menyelesaikan permasalahan yang disebabkan oleh lingkungan disekitarnya.





Bercocok Tanam di Daerah yang Kering





Menurut fisis possibilisme, teknologi dapat mendorong manusia untuk mengubah alam




Seperti yang sudah kita pernah bahas diatas, dulu, acara bercocok tanam hanya bisa dilaksanakan di kawasan yang subur dan kaya akan air. Hal ini terjadi alasannya adalah kawasan-kawasan tersebut memiliki kondisi alam yang baik untuk menunjang aktivitas pertanian dan perkebunan.





Namun, kini disadari bahwa keperluan akan materi pangan telah sungguh tinggi, sehingga lahan pertanian dan perkebunan yang ada mesti diperluas. Oleh karena itu, lahan-lahan yang tadinya kering kurang cocok untuk pertanian mesti dibuat subur.





Hal ini dijalankan dengan cara membangun bendungan dan terusan-terusan irigasi berukuran besar untuk mengairi kawasan kering tersebut. Selain itu, diberikan juga pupuk-pupuk kimiawi dan organik lainnya untuk memperkaya komponen hara di tanah.





Dengan proses yang pajang ini, daerah yang tadinya kering dan tidak subur mampu diubah menjadi kawasan yang sangat subur dan cocok untuk kegiatan pertanian.





 



Membangun Perkotaan di Pegunungan





Pada zaman dulu, sungguh sukar membangun perkotaan jikalau tidak berada bersahabat dengan sumber air, berada di tanah yang landai, atau dekat dengan lahan yang subur.





Hal ini terjadi karena akan sungguh sulit untuk membangun tata cara air bersih, sanitasi, dan penyediaan masakan kalau tidak bersahabat dengan sumber air dan lahan yang subur. Selain itu, jika tanahnya tidak landai, maka akan mempersulit pembangunan fondasi bangunan di kota tersebut.





Oleh karena itu, pembangunan kota-kota besar di daerah pegunungan oleh negara Swiss dan Norwegia menjadi salah satu bukti teknologi dapat mengalahkan kekurangan yang diberikan oleh alam sekitar.





Kota-kota mirip Geneva, Oslo, dan Bern terletak di kawasan dataran tinggi yang mempunyai medan kurang erat. Selain itu, daerah ini juga condong susah untuk diakses dari kawasan lain.





Teknologi mirip pesawat, pipa-pipa bawah tanah, terowongan menembus gunung, dan kereta cepat memungkinkan kota-kota ini untuk terhubung terhadap jaringan kota-kota di Eropa dan diseluruh dunia.





 



Membangun Kota di Tengah-Tengah Hutan





Pembangunan kota di hutan rimba adalah salah satu contoh fisis possibilisme




Seperti yang sudah dijelaskan diawal, pada zaman dahulu, sungguh susah untuk membangun daerah perkotaan di hutan-hutan belantara. Hal ini terjadi alasannya pohon-pohon tersebut akan mempersulit penetapan fondasi bangunan dan mempersulit aksesibilitas.





Selain itu, kota-kota yang berada di tengah hutan juga kerap mengalami kesusahan untuk membuka lahan. Lahan-lahan yang nantinya mampu dijadikan kawasan pertanian untuk menghidupi para penduduk perkotaan.





Namun, dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan manusia, hal ini telah bukan menjadi dilema lagi.





Sekarang, telah ada alat-alat berat yang membantu untuk membebaskan lahan. Ada pipa-pipa dan jalan raya yang mampu menjinjing air higienis serta kuliner ke kota-kota ini. Serta ilmu konstruksi dan teknik sipil yang telah sangat mutakhir.





Dengan inovasi-penemuan ini, kota bisa dibangun dimana saja, termasuk di daerah-kawasan yang pada zaman dulu tidak bisa mendukung adanya tempat perkotaan.





Bahkan, acuan kota yang dibangun di tengah hutan sudah ada. Brasilia di Brazil dan Tembagapura di Indonesia ialah acuan kota yang dibangun di tengah hutan-hutan belantara.





 



Pandangan Neo-Determinisme





Menurut pandangan neo determinisme, alam memberi batasan namun manusia dapat memilih untuk mengikuti atau tidak batasan tersebut




Menurut geografer asal Australia, Griffith Taylor, pertumbuhan pertanian di Australia, walaupun sudah didukung oleh teknologi, tetap akan dibatasi oleh salah satu faktor iklim yang ada disana, yakni curah hujan.





Selain itu, kode-instruksi pengembangan yang sudah ada dan dikerjakan oleh Australia biasanya berpedoman pada batas-batas-batasan yang telah ditetapkan oleh alam. Kebanyakan acara yang melanggar batasan-batasan ini gagal atau dianggap tidak efektif.





Pemahaman ini dianggap selaku Neo Determinism atau kerap disebut selaku Stop-Go Determinism. Disini, dianggap bahwa manusia dapat mengganti alam disekitarnya. Namun, ongkos untuk melaksanakan itu akan tinggi, sehingga lebih baik untuk mengikuti kaidah yang sudah ditentukan oleh alam.





Secara lazim, gagasan utama dari desain neo determinisme ini adalah





  • Arahan pembangunan yang paling efektif dan efisien adalah dengan mengikuti isyarat-instruksi dan batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh alam
  • Setiap tindakan untuk mengganti alam niscaya akan ada biayanya, sehingga harus dihitung dan dipikirkan apakah menguntungkan untuk melawan alam atau lebih baik mengikuti saja




Salah satu pola yang mungkin cukup baik dari Neo Determinisme ini yaitu Inggris dan beberapa negara Eropa yang mulai menetapkan sistem administrasi sungai yang mengikuti alam.





Artinya, sungai-sungai yang riskan banjir tidak akan dibendung dan dibangun benteng-benteng Levee di pinggir sungai. Hal ini terlalu mahal dan menghabiskan uang negara. Oleh karena itu, lebih baik area ini dikosongkan dan diubah menjadi kawasan konservasi dan cagar alam.





 



Referensi





The paradox in environmental determinism and possibilism – Fekadu, Kassa





The Simple Survival – Human Survival made Simple



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon