Friday, August 14, 2020

Tipe Budaya Politik Beserta Pengertiannya


Indonesia yaitu negara yang menganut tata cara demokrasi. Sistem demokrasi ini diterapkan dalam berbagai faktor kehidupan, tergolong salah satunya adalah kehidupan politik.





Dalam konteks politik sering didengar sebuah ungkapan budaya politik. Di Indonesia sendiri ada beberapa tipe-tipe budaya politik yang dianut oleh masyarakatnya. Adanya berbagai tipe budaya politik yang ada di Indonesia bekerjsama merupakan bagian dari metode politik yang niscaya ada di berbagai negara.





Untuk mengenal lebih dalam wacana politik di Negara Indonesia, berikut ini akan dijelaskan lebih dalam wacana budaya politik dan tipe-tipe budaya politik yang dianut di Indonesia.






Pengertian Budaya Politik





Protesters in Belarus




Sebelum mengenali apa saja tipe-tipe budaya politik yang berlaku di Indonesia, hal paling penting yang mesti diketahui apalagi dahulu ialah pengertian dari budaya politik itu sendiri.





Budaya politik dapat didefinisikan selaku seperangkat evaluasi normatif dan pandangan bersama yang dipegang oleh Masyarakat terhadap metode politik di suatu negara.





Budaya politik juga bisa diartikan selaku perilaku serta orientasi warga di sebuah negara atas pelaksanaan pemerintahan dan tata cara politiknya. Gagasan wacana budaya politik ini tidak mengacu pada perilaku kepada sosok tertentu mirip perdana menteri atau presiden, melainkan wacana bagaimana masyarakat di sebuah negara memandang metode politik di negaranya secara keseluruhan beserta legitimasi yang ada di dalamnya.





Berdasarkan pemahaman tersebut, budaya politik juga mampu diketahui sebagai sikap penduduk warga negara dan bukanlah tindakan faktual yang dilakukannya.





Dengan kata lain, budaya politik ini mampu mengacu pada kesadaran atau kepedulian warga negara untuk turut konsen pada isu politik yang sedang terjadi.





 



Tipe-Tipe Budaya Politik





Secara lazim, terdapat 3 tipe budaya politik yang dibagi berdasarkan level kepedulian dan karakteristik penduduk pada tata cara politik yang ada di sebuah negara, termasuk di Indonesia.





Berikut ini ialah klasifikasi secara mendalam dari ketiga jenis budaya politik tersebut.





Budaya Politik Partisipan





Budaya politik partisipatif artinya orang-orang memiliki engagement yang tinggi dengan proses politik




Tipe budaya politik pertama ini adalah tipe budaya politik yang paling dibutuhkan untuk mampu dipraktekkan di Indonesia. Tipe budaya politik partisipan ini ialah salah satu bentuk Implementasi atau penerapan nilai-nilai Pancasila





Budaya politik partisipan ialah budaya politik yang memegang prinsip bahwa setiap warga di suatu negara menyadari posisinya sekaligus proporsinya selaku bab dari sistem politik dan pemerintahan.





Kesadaran yang dimiliki ini kemudian berlanjut pada sikap masyarakatnya yang aktif dalam mengawal, mengatur dan mengkritik setiap kebijakan ataupun keputusan politik yang dibentuk oleh pemerintah. Dibandingkan dengan tipe budaya politik lainnya, tipe budaya politik partisipan ini memiliki tingkat partisipasi yang paling tinggi.





Contoh sederhana yang mencerminkan tipe budaya politik ini contohnya dikala ada penduduk yang secara aktif berdiskusi dan memberi kritikan atas kebijakan politik yang dibuat oleh pemerintah yang tidak sesuai.





Budaya politik dengan sistem ini biasanya didapatkan pada penduduk urban terbaru dan demokratis. Budaya politik partisipan ini juga mempunyai ciri-ciri tertentu, adalah:





  • Adanya partisipasi aktif dari warga saat pemilu dan pasca pemilu.
  • Adanya kesadaran dari warga negara kepada hak dan kewajibannya sebagai warga negara sekaligus melaksanakannya.
  • Warga memiliki loyalitas yang kritis atas kebijakan pemerintah.




Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia serta para pendiri bangsa sungguh berharap penduduk Indonesia dapat merealisasikan suatu komunitas dengan budaya politik partisipan





 



Budaya Politik Kaula





Budaya politik Kaula artinya adalah orang-orang mengikuti perkembangan politik, tetapi tidak secara aktif terlibat




Tipe budaya politik berikutnya adalah budaya politik kaula. Budaya politik ini ialah budaya politik dimana warga negara masih ikut serta dalam proses politik tetapi tidak secara aktif dan pada umumnya cuma menonton dari kejauhan.





Meskipun demikian, warga negara yang menganut budaya politik ini masih mengakui adanya otoritas dari pemimpin politik dan tunduk kepada proses politik yang berlaku di suatu negara.





Budaya Politik kaula ini sering juga disebut dengan budaya politik subjek, alasannya adalah penduduk cenderung tertarik pada tokoh yang muncul selama proses politik berlangsung, mirip dikala pemilu misalnya. Tokoh inilah yang dalam penduduk kemudian disebut selaku idola.





Sifat atau karakteristik dari budaya politik kaula yakni tingkat subjektivitas yang tinggi. Hal ini terjadi alasannya kebanyakan orang lebih mementingkan penokohan dan image dari pemimpin tersebut dibandingkan dengan ide-gagasan yang dibawanya.





Jika muncul tokoh yang dinilai baik dan karismatik, maka masyarakat akan berbondong-bondong mendorongnya. Hal ini dapat memajukan partisipasi politik pada suatu negara.





Meskipun begitu, dalam prakteknya, budaya politik ini juga membawa pengaruh yang tidak terlampau baik. Ketimpangan sosial mampu terjadi jika tokoh yang dianggap baik tersebut ternyata tidak mampu untuk merealisasikan keinginan-keinginan yang telah dibebankan oleh rakyat kepadanya.





Subjek politik kaula juga ditunjukkan dengan beberapa tipe atau ciri-ciri yang menjadi penanda. Berikut ialah ciri-ciri yang dimaksud tersebut.





  • Adanya kesadaran akan adanya otoritas pemerintahan atau pimpinan politik, namun tetap saja bersikap pasif.
  • Tidak ada banyaknya komplain maupun kritik yang diberikan oleh warga atas keputusan politik, meskipun keputusan tersebut berpengaruh pada kehidupannya.
  • Hanya menerima keputusan politik tanpa adanya kritik atau koreksi
  • Pada budaya politik ini, warga yang menganutnya condong golput, walaupun dalam prakteknya masih tetap tunduk atas keputusan dari pemimpin yang terpilih.




Mayoritas kawasan di Indonesia menganut budaya politik kaula ini alasannya banyak yang belum bisa mengkritik secara objektif calon-calon pemimpin yang ada.





Banyak yang masih berfokus pada gosip-isu kalangan serta branding dari para kandidat pemimpin tersebut, daripada ide-ide substantif yang mereka bawa.





 



Budaya Politik Parokial





Budaya politik parokial artinya adalah masyarakat tidak terlalu peduli terhadap proses politik yang sedang berlangsung




Tipe terakhir dari tipe-tipe budaya politik ialah budaya politik Parokial. Budaya Politik ini juga disebut sebagai budaya politik apatis. Hal tersebut tidak lain alasannya adalah minat masyarakat untuk ikut ikut serta dalam sistem atau kegiatan politik juga sangat minim.





Bahkan untuk penganut budaya politik satu ini mampu dikatakan tidak acuh pada kegiatan politik. Mereka menilai politik tidak penting dan tidak berkaitan terhadap kehidupan mereka sehari-hari.





Meskipun di Indonesia yang sudah menerapkan tata cara demokrasi, masih ada saja penduduk yang menganut budaya politik Parokial ini. Hal ini umumnya terjadi karena kurangnya gosip terhadap sistem politik dan acara politik yang ada di Indonesia.





Selain itu, yang bisa menjadi penyebab mengapa banyak diantara penduduk yang menentukan budaya politik Parokial ini adalah karena adanya sakit hati terhadap metode perpolitikan yang berlaku.





Mereka menilai bahwa metode politik yang ada memang tidak adil sehingga tidak ada keuntungannya jika mereka ikut serta. Oleh alasannya adalah itu, mereka lebih memilih untuk apatis saja.





Biasanya terjadi pada penduduk di daerah kecil yang masih tradisional. Karakteristik budaya politik ini yakni masyarakat yang kurang partisipatif, tidak peduli, dan cenderung tulus dengan keadaan politik dikala ini.





Budaya Politik Parokial atau apatis juga bisa ditandai dengan beberapa ciri-ciri tertentu. Berikut beberapa ciri yang menandai berlakunya budaya politik apatis atau parokial ini.





  • Warga penduduk cenderung tidak terpikatpada hal-hal maupun objek politik, kecuali bila bekerjasama atau bersentuhan eksklusif dengannya.
  • Warga masyarakatnya condong tidak memiliki ekspektasi atau tidak berharap banyak terhadap metode politik di tempatnya tinggal, bahkan politisinya.
  • Tidak adanya peran politik yang secara khusus atau spesifik, melainkan hanya dilaksanakan dengan tugas-tugas lain seperti keagamaan, ekonomi sosial dan budaya.
  • Tidak adanya kesadaran akan kewenangan yang mempunyai pusat pada puncak pimpinan birokrasi.




Banyak kawasan di Indonesia yang masih menganut budaya parokial, terutama desa-desa serta tempat-kawasan pinggiran yang mungkin belum merasakan pengaruh dinamika politik di Indonesia.





Banyak masyarakat daerah yang menganggap politik ini hanya panggung sandiwara, untuk mencari duit dan mencari kekuasaan. Hal ini terjadi sebab sehari-harinya, mereka tidak mencicipi manfaat dari proses politik yang terjadi.





 



Budaya Politik di Indonesia





Budaya politik di Indonesia




Demikian tadi klarifikasi lengkap tentang budaya politik beserta tipe-tipe budaya politik yang ada di dunia. Menurut kalian, Indonesia memiliki budaya politik yang mana?





Kalau kita perhatikan dengan seksama, Indonesia kemungkinan besar berada diantara 2 budaya yaitu budaya Parokial dan Kaula. Daerah-tempat tertentu niscaya akan memiliki engagement politik yang lebih tinggi. Daerah ini biasanya lebih maju, sudah terurbanisasi, dan mempunyai tingkat literasi yang tinggi.





Sedangkan, kita juga mengetahui bahwa Indonesia masih mempunyai banyak tempat kurang terbangun dengan masyarakatberliterasi rendah serta engagement politik yang rendah pula. Disini, budaya yang mendominasi adalah budaya parokial.





Ternyata, cukup bermacam-macam ya budaya politik yang ada di Indonesia. Lalu, kita sebagai penduduk Indonesia mesti melakukan apa?





Sebagai seorang warga negara yang bagus, telah sepantasnya kita mempelajari segala hal yang berhubungan dengan negara sendiri. Termasuk mencar ilmu wacana politik dan tata cara yang berlaku.





Dengan begitu setidaknya kita bisa memiliki dasar dalam berpartisipasi pada setiap tata cara atau keputusan politik yang dibentuk. Dengan dasar wawasan yang baik, kalian pastinya akan paham urgensi untuk berpartisipasi dalam perpolitikan.





Karena, bila orang-orang cerdik tidak berpolitik, justru orang-orang kolot yang hendak menguasai suatu negara.





Kutipan diatas merupakan salah satu kutipan yang menurut penulis cukup penting untuk dimengerti dan dimaknai. Terutama oleh para generasi muda dan akademisi yang masih mencar ilmu dan menempuh pendidikan. Kelak, kedepannya kalianlah yang akan menjadi pemimpin bangsa.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon