Monday, October 12, 2020

Garis Kontur: Pengertian, Peraturan, Serta Cara Menciptakan Dan Membacanya


Garis kontur yakni garis yang menghubungkan lokasi-lokasi berlawanan yang berada pada ketinggian yang serupa. Jika dua lokasi dihubungkan oleh garis kontur yang sama, maka dapat ditentukan kedua lokasi tersebut mempunyai ketinggian yang serupa.





Garis kontur umumnya dipakai pada peta topografi yang ialah peta khusus untuk menghidangkan informasi perihal ketinggian dan bentuk rupa bumi. Pada peta batimetri, garis ini digantikan dengan garis isobath, yaitu garis yang menunjukkan lokasi-lokasi dengan kedalaman yang sama.






Peraturan Dasar Garis Kontur





Dalam membaca dan menggambarkan garis kontur, terdapat beberapa peraturan biasa yang harus ditaati. Peraturan tersebut adalah sebagai berikut.





  • Semakin erat jarak antar garis, semakin terjal daerah tersebut
  • Garis kontur tidak pernah memangkas garis kontur yang lain, namun senantiasa menutup.
  • Garis kontur bila memangkas sungai, akan berbentuk V terbalik dengan arah ke hulu sungai
  • Garis kontur jika memotong jalan, akan senantiasa berbentuk U ke arah lokasi yang lebih rendah
  • Garis kontur senantiasa menawarkan ketinggian yang sama




Agar kalian lebih paham, peraturan-peraturan tersebut akan diterangkan secara lebih lanjut dibawah ini





Semakin bersahabat jarak antar garis, semakin terjal tempat tersebut





Karena garis kontur merupakan representasi dari ketinggian suatu lokasi, jarak antar garis menjadi representasi perbedaan ketinggian dan jarak dari suatu lokasi.





Semakin jauh jarak antara dua titik ketinggian, kian landai lereng yang ada pada tempat tersebut. Hal ini juga berlaku sebaliknya, saat jarak antar dua titik ketinggian bersahabat, maka kian curam lereng yang ada pada tempat tersebut.





Informasi ini mampu dipakai untuk memudahkan pemodelan konstruksi, arsitektur, serta penyusunan rencana daerah/kota, utamanya untuk pembangunan kawasan.





Selain itu, kelerengan juga sangat penting dalam melaksanakan navigasi, hiking, serta perencanaan ekspedisi. Oleh sebab itu, titik-titik dan garis ini senantiasa ada pada peta topografi yang dipakai oleh pendaki gunung dan militer di seluruh dunia.





 



Garis kontur tidak pernah memangkas garis kontur lainnya, tetapi senantiasa menutup.





Garis kontur tidak akan pernah memangkas garis kontur lainnya. Karena saat terdapat garis yang memangkas, maka dapat diasumsikan bahwa lokasi tersebut mempunyai dua nilai ketinggian. Suatu lokasi mustahil memiliki dua nilai ketinggian yang berbeda.





Garis kontur akan senantiasa menutup dengan garis yang mempunyai nilai ketinggian sama. Tidak mungkin garis berhenti datang-datang pada sebuah ujung, kecuali kalau garis tersebut keluar dari area peta.





Artinya, garis-garis ini senantiasa terhubung ya sobat-sahabat, atau setidaknya pasti akan menutup (berjumpa dengan garis ketinggian yang serupa). Tidak mungkin datang-tiba berhenti dan menghilang garisnya.





 



Garis kontur bila memotong sungai, akan berbentuk V terbalik dengan arah ke hulu sungai





efek sungai terhadap garis kontur
Efek sungai kepada garis kontur




Ketika memotong sebuah sungai, garis kontur akan cenderung berupa V terbalik ke arah hulu sungai. Hal ini terjadi sebab garis ini merepresentaasikan lokasi dengan ketinggian yang sama.





Suatu sungai yang mengalir ke hilir tidak memiliki ketinggian yang sama dengan lokasi sekitarnya. Biasanya, kawasan sungai lebih rendah ketinggiannya dibandingkan kawasan sekitarnya.





Hal ini terjadi sebab sungai mempunyai kedalaman, sehingga dasar sungai yang berketinggian sama dengan lokasi sekitarnya ada pada kawasan yang lebih ke hulu.





Masih tidak terbayang? Bayangkan seperti ini, ada sungai yang kedalamannya 10 meter. Kamu dan sobat kau ingin melaksanakan eksperimen, dia berdiri sekitar 100 meter didepan kau pada ketinggian 1600 mdpl, sedangkan kamu berdiri pada ketinggian 1610 mdpl.





Nah, bila dipetakan, kalian akan berada di garis yang berlainan kan, sebab ada selisih ketinggian 10 meter. Namun, jikalau kau masuk kedalam sungai hingga dasarnya. Ketinggian kalian sekarang sama, di 1600 mdpl. Padahal, ada jarak sekitar 100 meter antara kau dan teman kamu yang berada di arah hilir.





 



Garis kontur jika memangkas jalan, akan senantiasa berupa U ke arah lokasi yang lebih rendah.





Ketika memangkas jalan bikinan insan, garis kontur umumnya akan berupa U mengarah ke lokasi yang lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh ketinggian jalan yang biasanya lebih tinggi dari lokasi sekitarnya.





Masih tidak terbayang? Coba kalian perhatikan bentuk





 



Garis kontur selalu memperlihatkan ketinggian yang sama





Garis kontur senantiasa menunjukkan ketinggian yang sama sepanjang garis tersebut. Tidak mungkin suatu garis tiba-tiba berubah nilai ketinggiannya atau terdapat dua nilai ketinggian pada satu garis.





 



Cara Membuat Garis Kontur





Garis kontur dibuat dengan cara memetakan informasi ketinggian sebuah obyek yang didapat dari survei dunia faktual dan menginterpretasikannya dengan memakai garis-garis.





Ilustrasi Pembuatan Garis Kontur
Ilustrasi Pembuatan Garis Kontur




Coba amati gambaran diatas, dapat dilihat pada bahwa pada mulanya, garis kontur berasal dari isu ketinggian suatu obyek. Informasi tersebut kemudian dipetakan menjadi titik-titik yang nantinya akan dihubungkan dengan garis-garis.





Garis-garis yang ada menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang serupa. Garis inilah yang disebut selaku garis kontur.





Disini, kita juga dapat menggambarkan slope atau kelerengan dari bentang alam tersebut dengan jarak antar garis. Semakin renggang garis tersebut maka kian landai lereng yang ada, sedangkan makin padat garisnya, makin terjal lerengnya.





Masih belum terbayang? Berikut ini adalah step-by-step cara menciptakan garis kontur





  • Dapatkan gosip mengenai ketinggian-ketinggian yang ada di suatu lokasi. Kalian mampu menggunakan data DEM, survei lapangan langsung, ataupun penginderaan jauh lainnya
  • Konversi data ketinggian tersebut menjadi titik-titik ketinggian. Nah, lazimnya , data ketinggian sudah dalam bentuk titik, jadi kalian mampu lanjut ke step selanjutnya
  • Tentukan terlebih dahulu interval kontur yang mau dipakai
  • Hubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian sama dengan satu garis. Disini, penyeleksian interval kontur sungguh penting, garis gres hanya dapat dibuat tiap interval, misal tiap perbedaan ketinggian 10 meter atau 5 meter.




Cukup gampang kan? Coba kalian berlatih menciptakan peta topografi dengan titik-titik ketinggian yang telah ada!





 



Cara Membaca Garis Kontur





Garis kontur mempunyai relasi dengan ketinggian orisinil dari sebuah bentang alam. Setiap garis kontur melambangkan nilai ketinggian tertentu dari sebuah obyek. Perhatikan gambar dibawah ini





Ilustrasi garis kontur




Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat bahwa garis-garis membulat yang ada pada peta kontur berkorelasi dengan garis-garis yang ada pada bukit yang merupakan obyek yang dipetakan.





Dari gambar diatas juga mampu diambil kesimpulan bahwa semakin erat jarak antar garis, makin terjal pula kelerengan obyek yang dipetakan tersebut.





Garis kontur punggungan dan jurang
Punggungan (ridge) umumnya mempunyai kontur U sedangkan jurang V.




Punggungan dan jurang (valley) juga mempunyai karakteristik kontur yang berlainan satu dengan yang lainnya. Punggungan biasanya mempunyai bentuk kontur yang lebih landai dan berbentuk U, sedangkan jurang lazimnya mempunyai kontur yang lebih terjal dan berbentuk V.





 



Interval Kontur dan Cara Menghitungnya





Interval kontur yakni perbedaan ketinggian antar dua garis kontur di dunia aktual. Interval kontur dalam satu peta harus sama semoga peta dapat diukur dengan akurat.





Interval kontur dapat dijumlah dengan memakai rumus berikut





CI = Skala Peta : 2000





Pada rumus tersebut, interval kontur mempunyai nilai sama dengan skala peta dibagi 2000. Rumus diatas biasanya dipakai saat hendak menggambar garis kontur pada peta yang skalanya dikenali.





Rumus tersebut pun dapat diubah-ubah sesuai dengan informasi yang ada, berikut yaitu kombinasi rumus tersebut bila ditanya skala peta dan dimengerti interval konturnya.





Skala Peta = CI x 2000





Namun ingat! Skala peta selalu dinotasikan dengan 1 : x, (misal 1:25.000). Nah, dalam menjumlah interval kontur, kalian cuma perlu menggunakan nilai x itu, tidak perlu memakai 1:x dalam perhitungannya.





Tapi sobat-sobat, bekerjsama interval kontur mampu diputuskan secara bebas oleh pemimpin survey. Tergantung medan yang disurvey dan kebutuhan survey tersebut.





Namun, di Indonesia, kesepakatan biasanya mengenai interval kontur ialah skala peta = CI x 2000.





Jika kalian mendapatkan soal-soal yang memakai gambar untuk memvisualisasi interval kontur dan skalanya, jangan terjebak rumus diatas! Coba hitung juga memakai cara visual yang akan kita ajarkan juga di latihan soal dibawah ini.





 



Indeks Kontur





Indeks kontur ialah garis kontur yang ditebalkan. Indeks kontur memiliki kegunaan untuk membuat lebih mudah pembaca peta dalam mengevaluasi acuan kenaikan atau penurunan ketinggian suatu tempat.





Indeks kontur lazimnya diposisikan pada garis kontur keempat atau kelima dalam suatu peta topografi.





 



Kemiringan Lereng





ilustrasi cara menghitung kemiringan lereng
Ilustrasi cara mengkalkulasikan kemiringan lereng




Kemiringan lereng pada dasarnya ialah perbandingan antara tinggi dan jarak dua lokasi. Semakin tinggi nilai kelerengannya, maka makin terjal lereng tersebut. Hal ini juga berkorelasi dengan sudut, kian terjal lerengnya, kian besar angka sudutnya.





Kemiringan lereng pada peta mampu dihitung dengan memakai info jarak antar dua titik serta perbedaan ketinggian antara dua titik.





Perhitungan ini memakai rumus segitiga phytagoras sederhana yang mengasumsikan bahwa kemiringan yaitu selisih tinggi dibagi dengan jarak antar titik pengukuran.





Kelerengan = Tinggi : Jarak





Rumus diatas akan menghasilkan angka kelerengan yang kalau dikalikan dengan 100, akan menjadi persen kelerengan.





Contohnya yaitu suatu sudut dengan jarak antar ketinggian 1m dan perbedaan tinggi 1m. Sudut ini akan mempunyai kelerengan 1 dan persentase kelerengan 100%.





Selain itu, terdapat pula rumus yang menghasilkan derajat. Berikut yaitu rumus tersebut





Derajat lereng = arctan(Tinggi : Jarak)





Pada rumus diatas, kita akan memakai fungsi matematika arcus tangent atau tan-1. Oleh karena itu, perhitungan derajat lereng umumnya dipakai memakai software atau kalkulator saintifik.





 



Latihan Soal Garis Kontur





Sekarang, kita latihan soal dulu yuk! Kita udah berguru banyak nih ihwal interval kontur, garis kontur, dan kemiringan lereng.





Nah, sekarang kita akan coba aplikasikan wawasan tersebut buat menjawab soal-soal





Menghitung Skala Peta dari Interval Kontur





Pada soal sejenis ini, kalian akan diminta untuk mencari skala sebuah peta. Kalian hanya akan diberikan interval konturnya untuk menemukan skala peta tersebut. Sekarang, coba kita lakukan ya.





Jika dimengerti interval Kontur (CI) = 20 meter
Maka, berapa skala peta tersebut?





Kita gunakan rumus ini





Skala peta = CI x 2000





Maka, ditemukan 20 x 2000 = 40.000, sehingga skala peta ialah 1:40.000





Nah, sudah cukup terbayang belum teman-sahabat cara menjumlah skala peta dari interval kontur? Kita coba satu kali lagi ya.





Jika dimengerti interval Kontur (CI) = 100 meter
Maka, berapa skala peta tersebut?





Menggunakan rumus diatas, kita akan menerima 100 x 2000 = 200.000, sehingga skala peta yaitu 1:200.000





 



Menghitung Interval Kontur dari Skala Peta





Sekarang, kita akan diminta untuk menghitung interval kontur. Kita sudah diberikan skala peta semoga lebih mudah untuk menjumlah interval konturnya.





Jika dikenali Skala Peta yakni = 1:100.000
Maka, berapa interval kontur (CI) dari peta tersebut?





Kita dapat menggunakan rumus ini untuk menyelesaikannya





CI = Skala Peta : 2000





Berdasarkan rumus diatas, ditemukan 100.000 : 2000 = 50 meter, sehingga interval konturnya ialah 50 meter.





Masih resah? yuk kita coba satu soal lagi.





Jika diketahui Skala Peta adalah = 1:25.000
Maka, berapa interval kontur (CI) dari peta tersebut?





Ukuran peta 1:25.000 yakni ukuran umum untuk peta rupa bumi Indonesia yang kerap dipakai oleh pendaki gunung dan surveyor. Kira-kira, berapa interval konturnya ya?





CI = 25.000 : 2000 = 12,5 meter. Maka didapatkan bahwa interval kontur peta tersebut adalah 12,5 meter.





 



Menghitung Ketinggian Suatu Lokasi Diantara 2 Garis Kontur





Sekarang, kita akan coba mengkalkulasikan ketinggian suatu lokasi diantara 2 garis kontur. Perhatikan peta topografi dibawah ini.





Menghitung ketinggian suatu lokasi di antara 2 garis kontur




Diketahui bahwa jarak antara titik merah dengan ketinggian 260 m adalah 200 meter dan jaraknya dengan ketinggian 240 m yaitu 250 meter. Perkirakan ketinggian yang ada pada titik merah tersebut!





Kalau bertemu dengan soal seperti ini, coba tanyakan pertanyaan ini





Berapa kelerengan yang ada pada lereng tersebut ya?





Dengan pertanyaan ini, kalian dapat mengestimasi ketinggian titik diantara dua garis kontur. Karena, diasumsikan laju peningkatan ketinggian selalu sama. Untuk soal diatas, cara menjawabnya seperti ini.





Perbedaan ketinggian = 20 meter
Perbedaan jarak = 200 + 250 meter = 450 meter





Maka, perbandingannya adalah 20 : 450, artinya setiap maju 1 meter, kenaikan ketinggiannya yaitu 0,0444 meter.





Seperti yang kita pahami, jarak antara titik merah dengan ketinggian 260m yaitu 200 meter. Maka, 0,044 x 200 = 8,889 meter. Artinya, ketinggiannya ialah 260 – 8,889 atau sekitar 251,11 meter.





Kita coba lagi dengan mengakibatkan ketinggian 240 selaku tumpuan. Jarak antaranya ialah 250 meter, maka 0,44 x 250 = 11,111 meter. Oleh sebab itu ketinggiannya yaitu 240 + 11,111 = 251,111 meter.





Nah sama kan kesudahannya! Kalian dapat memakai kedua cara ini secara bebas. Hasilnya nyaris niscaya sama kok (kadang kala masalah pembulatan membuat kesudahannya meleset sedikit).





 



Mencari Kelerengan dalam Satuan Persen dan Derajat





Sekarang kita akan menjajal mengkalkulasikan kelerengan suatu lereng dalam satuan persen. Perhatikan gambar dibawah ini!





Menghitung kelerengan dalam satuan persen dan derajat




Berdasarkan gambar diatas, kita dapat menyaksikan garis ketinggian 2800 dan garis ketinggian 3000. Estimasikan berapa ketinggian titik B dan hitung kelerengan antara titik A dengan B.
*Asumsikan jarak antara A dengan B di peta adalah 20 cm.





Oke ini telah mulai ada kombinasi ya, sekarang kita coba pastikan terlebih dulu ketinggian titik B. Antara 2800 dan 3000, terdapat 4 garis, artinya terdapat 5 kali kenaikan ketinggian dari 2800 hingga 3000 (untuk menjumlah berapa kali peningkatan, yang 3000 dihitung selaku garis juga ya disini!).





Artinya, 2000/5 sehingga didapatkan interval kontur 40. Maka, kita mampu berasumsi bahwa titik B berada pada ketinggian 2840 meter.





Lalu, kita harus mengenali jarak antara titik A dengan B. Kita mesti hitung apalagi dahulu skala petanya. Didapatkan bahwa skala = 40 x 2000 = 80.000.





Maka, 1 cm di peta setara dengan 80.000 cm di dunia nyata, atau sekitar 0,8 km. Artinya, jarak antara A dengan B ialah 20 x 0,8 = 1,6 km. Sehingga, kelerengannya adalah (tinggi/jarak)





Kelerengan = 160 / 1.600 = 0,1
Dalam persen = 0,1 x 100 = 10%
Dalam derajat = arctan (160/1.600) = 5,71°





Cukup gampang bukan?





 



Mengetahui Jarak Antar Titik dari Kelerengan





Kali ini, kita telah diberikan kelerengan namun diminta mengkalkulasikan jarak antar titik. Coba perhatikan soal dibawah ini.





Mengetahui jarak antar titik dari suatu kelerengan




Diketahui kelerengan antara titik A dengan titik B yaitu 0,25 (25%). Coba perkirakan jarak antara titik A dengan B.





Pertama, kita mesti tahu terlebih dulu ketinggian titik B. Coba lihat diatas untuk menentukan ketinggian titik B yang detail ya!





Ketinggian titik B = 2840 meter





Maka, rumus kelerengan yaitu (tinggi/jarak) sehingga kita dapat menggunakan persamaan ini





Jarak antar titik = selisih tinggi / 0,25





Didapatkan bahwa jarak = 160 meter / 0,25 = 640 meter. Maka, jarak antara titik B dan A adalah 640 meter.





Nah, berlainan kan dengan soal sebelumnya. Pada soal ini, lereng yang ada jauh lebih curam.





 



Mengetahui Ketinggian Suatu Titik di Peta Kontur





Nah, sekarang kita akan coba masuk kedalam soal gabungan ya teman-sahabat. Coba lakukan soal dibawah ini!





Mengetahui ketinggian suatu titik di peta




Coba amati peta kontur diatas dan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut
1. Berapa ketinggian titik A dan E
2. Berapa interval kontur (CI) pada peta ini
3. Berapa skala peta ini?
4. Jika jarak antara A dan E di peta yakni 10 cm, maka berapa jarak bahwasanya antara kedua titik ini?
5. Hitung kelerengan antara titik A dengan E dalam desimal, persen, dan sudut
*1 feet = 0,3 meter





Nah ini soal yang agak sukar sahabat-sahabat, soal ini diambil dari soal Kalkulus Sekolah Menengan Atas kurikulum Amerika Serikat. Kalau kalian bisa menjawabnya, kalian keren banget artinya!





Nah, coba kita jawab tolong-menolong ya!





Kita tahu bahwa titik A berada di garis kontur 1000 ft atau 300 meter. Kita juga tahu bahwa ada selisih 1000 ft (300m) tiap garis kontur. Nah, titik E terdapat di garis ke 6, sehingga harusnya ketinggiannya adalah (6x300m) 1800 meter diatas permukaan laut.





Oleh sebab itu, nomor 1 jawabannya ialah
A = 300 meter
E = 1800 meter





Sekarang kita masuk ke nomor 2, coba kalian hitung interval kontur pada peta ini. Kita tahu bahwa jarak antar garis adalah konstan di 300 meter, maka, interval konturnya yakni 300 meter.





Kita tahu bahwa interval konturnya adalah 300 meter. Maka, skala peta tersebut yakni 300 x 2000 = 600.000, sehingga skala petanya yaitu 1:600.000





Jika jarak di peta antara A dengan E ialah 10 meter, maka berapa jarak sebetulnya?





Nah, kita harus mengkonversi dulu teman-sahabat. Sesuai dengan skala yang ada, 1 cm di peta sama dengan 600.000 cm di dunia aktual. Maka, 10 cm di peta ialah 6.000.000 cm di dunia nyata, atau sekitar 60 kilometer.





Sekarang kita akan menghitung kelerengan antara titik A dengan E. Nah, coba amati, rumus kelerengan adalah (tinggi/jarak). Sekarang kita dapatkan





Selisih tinggi = 1.800 – 300 = 1.400 meter
Selisih jarak = 60 km = 60.000 meter





Maka, kelerengannya ialah 1.400/60.000 = 0,0233.
Kelerengan dalam persennya yakni 0,0233 x 100 = 2,33%
Kelerengan dalam derajatnya adalah arctan (1.400/60.000) = 1.3364681°





Tidak terlalu susah bukan?





 



Menggambar Garis Kontur





Nah, sekarang waktunya kalian untuk menjajal menggambarkan peta kontur dengan informasi titik-titik ketinggian yang sudah dikenali. Coba lakukan soal dibawah ini ya!





Ilustrasi titik-titik ketinggian




 



Referensi





Slope





Contour Line





Waugh, David. Geography: an Integrated Approach. Nelson Thornes, 2009.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon