Monday, October 26, 2020

Hierarki Pemukiman: Penerapan Rank Size Rule


Hierarki pemukiman yaitu desain yang menerangkan bahwa kian banyak populasi pada sebuah pemukiman, maka makin lengkap layanan (service) pada pemukiman tersebut, serta kian luas pula area geografisnya.





Namun, seiring dengan membesarnya sebuah pemukiman, jumlah pemukiman yang setara dengan pemukiman tersebut (number of settlements) menjadi kian sedikit.





Konsep ini yakni desain yang sungguh penting dalam tatanan geografi ekonomi dan geografi perkotaan.






Rank Size Rule





Rank size rule adalah argumen yang menyatakan bahwa semakin besar sebuah kota, semakin sedikit pula kota yang setara dengannya. Rank size rule ini ialah salah satu dasar dari pembahasan hierarki pemukiman. Dalam memilih rank size rule, dipakai rumus dibawah ini.





xR(x) = M





x = Hierarki kota





R(x) = Populasi kota (ukuran kota)





M = Konstan





Kota-kota di negara maju umumnya mempunyai korelasi yang bagus dengan model ini, tidak mirip kota-kota di negara meningkat . Pada negara berkembang, terdapat gap yang besar antara kota utama (primate city) dengan kota-kota yang lain.





 



Contoh Hierarki Pemukiman





Mari kita membayangkan Jakarta dan Pekalongan. Dari sisi populasi, telah terang Jakarta memiliki populasi yang lebih besar dibandingkan Pekalongan, yakni 9 juta jiwa ketimbang 298.595 jiwa.





Jika kita amati, akomodasi dan layanan yang ditawarkan di Jakarta juga lebih bermacam-macam, mirip adanya gelanggang olah raga, museum, mall dalam jumlah besar, serta kereta commuter.





Pekalongan tidak mempunyai kereta commuter, gelanggang olah raga, dan meskipun terdapat mall, jumlahnya masih kalah jauh kalau ketimbang Jakarta.





Untuk barang barang tersier seperti ponsel pintar, mobil, dan alat elektronika, Jakarta juga memiliki opsi yang lebih beragam, brand smartphone luar seperti Apple memiliki lebih banyak Applestore di Jakarta dibandingkan dengan di Pekalongan, produsen kendaraan beroda empat mewah mirip Lamborghini, Aston Martin, dan Bentley juga lebih memilih menempatkan showroomnya di Jakarta.





Mengapa hal ini terjadi? Mengapa barang-barang yang merepotkan dicari dan notabene glamor lebih gampang ditemukan di Jakarta dibandingkan di Pekalongan? Jawabannya yaitu alasannya dua faktor yaitu Threshold dan Range.





 



Range dan Threshold





Threshold yaitu ukuran minimum pasar yang diperlukan untuk memutuskan profitabilitas sebuah produk yang akan dijual.





Umumnya produk sandang pangan dan papan memiliki threshold sangat rendah karena siapa pun membutuhkannya, sedangkan produk tersier mirip tv layar lebar dan kendaraan beroda empat mewah membutuhkan masyarakatyang lebih banyak, biar dari jumlah masyarakatyang banyak tersebut, ada yang cukup kaya untuk membeli produknya.





Range ialah jarak maksimum yang mau ditempuh oleh pembeli untuk berbelanja produk yang dicari.





Pada titik tertentu, perjuangan yang dibutuhkan untuk mencari dan berbelanja produk tersebut menjadi tidak sebanding dengan manfaat yang diberikan kalau pembeli membeli produk tersebut.





Oleh sebab itu, range sangat tergantung kepada kebermanfaatan dan kelangkaan suatu produk.





Umumnya, populasi threshold sebuah produk akan makin besar jikalau produk tersebut ialah produk mewah yang memiliki harga tinggi.





Semakin tinggi harganya, semakin sedikit orang yang bisa membeli produk tersebut. Oleh alasannya itu, dibutuhkan jumlah orang yang banyak untuk memutuskan ada pembeli.





Populasi threshold juga akan kian tinggi ketika produk yang dijual ialah produk niche. Produk niche adalah produk yang kebermanfaatannya terbatas untuk kalangan tertentu saja.





Secara umum range suatu produk akan makin jauh saat produk tersebut memiliki kebermanfaatan yang tinggi dan juga susah untuk dicari. Penyediaan produk ini berkorelasi secara eksklusif dengan rancangan titik sentral christaller dan juga losch.





Range pasar dari suatu produk hanya konstan jikalau kondisi pasar tepat dan ceteris paribus. Namun, kita mengenali bahwa pasar tidak selalu sempurna dan keadaan ekonomi tidak selalu ceteris paribus.





Oleh sebab itu, Hotelling mengeluarkan teori mengenai monopoli spasial. Pada teori ini, perusahaan mampu menguasai pasar yang lebih besar dengan cara melakukan beberapa hal, yang antara lain adalah aglomerasi, dispersi, dan juga perang harga.





 



Hierarki Pemukiman Doxiadis





Hirarki pemukiman menurut Doxiadis




Salah satu pelopor settlement hierarchy yakni Konstantinos Apostolos Doxiadis yang menulis dalam bukunya Ekistics. Menurut Doxiadis, hierarki pemukiman idealnya yaitu mirip ini, diurutkan dari yang mempunyai jumlah populasi dan area paling besar.





Ecumenopolis





Ecumenopolis merupakan konstruk teoritis yang mengasumsikan seluruh kawasan kota di dunia bergabung menjadi satu.





Menurut PBB, pada tahun 2009, 50% populasi dunia telah tinggal di perkotaan, sehingga kalau menjadi ecumenopolis, maka jumlah penduduknya sekitar 3.4 milyar jiwa.





Hingga dikala ini belum ada ecumenopolis sejati, sehingga acuan yang paling dengan kita mungkin yaitu planet Coruscant pada film Star Wars. Disini, kota yang ada meliputi seluruh planet. Artinya, seluruh permukaan planet ialah tempat perkotaan.





 



Megalopolis





Megalopolis merupakan aglomerasi dari banyak konurbasi. Idealnya setiap konurbasi mempunyai penduduk lebih dari 10 juta jiwa.





Contoh terdekat dari Megalopolis adalah ketika seluruh pulau Jawa berubah menjadi kawasan perkotaan, koridor Tokyo-Osaka di kurun depan, atau koridor Boston-Washington di era depan pula.





Mengapa di abad depan? Karena, ketika ini tempat-daerah tersebut belum dapat dianggap sebagai megalopolis murni. Kepadatan orangnya kurang tinggi pada wilayah-kawasan antar konurbasinya.





 



Conurbation





Conurbation dapat diartikan selaku kumpulan beberapa metropolis yang terkoneksi menjadi satu. Umumnya populasi konurbasi berada diantara 3 juta – 10 juta jiwa.





Contoh dari conurbation yaitu daerah Jabodetabek, suatu kawasan fungsional. Disini, terdapat beberapa daerah metropolis yaitu DKI Jakarta, Bogor raya, Depok, Tangerang, serta Bekasi yang masing-masing merupakan kota dengan tempat hinterand nya tersendiri.





 



Metropolis





Pemukiman yang dikategorikan sebagai metropolis ialah adonan dari sebuah kota besar dan kawasan suburban sekitarnya, dia umumnya terdiri dari banyak sekali satuan city dan town.





Contohnya yakni Bandung Raya yang merupakan kawasan Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung dan kawasan-daerah sekitarnya. Ini ialah perwujudan dari kota pusat dan hinterlandnya ialah daerah pedesaan dan suburban.





 



Kota Besar (Large city)





Kota besar merupakan kota yang mempunyai populasi diantara 300.000 – 1 juta jiwa. Selain jumlah penduduk, perbedaan khususnya dengan kota biasa yakni kelengkapan fasilitasnya.





Indonesia sendiri memiliki banyak kota yang dianggap selaku kota besar. Contohnya ialah kota Bandung, Surabaya, Cirebon, dan Medan. Kota-kota tersebut memiliki masyarakatlebih dari 300.000 bahkan lebih dari satu juta.





 



Kota (City)





Kota merupakan pemukiman yang telah memiliki tingkat pelayanan dan fasilitas mumpuni, tetapi belum selengkap kota besar. Umumnya ia mempunyai populasi diantara 100.000 – 300.000.





Disini, situasi perkotaan sudah sangat kental, kawasan terbangun, adanya jalan-jalan besar, serta fasilitas biasa yang telah sangat lengkap.





 



Kota Besar (Large town)





Large town merupakan pemukiman yang mempunyai penduduk 20.000 – 100.000 jiwa. Disini, situasi perkotaan semakin kental, namun fasilitas yang ditawarkan belum selengkap sebuah city.





 



Kota (Town)





Town merupakan pemukiman yang memiliki penduduk 1.000 – 20.000 jiwa. Disini, karakteristik perkotaan dari wilayah tersebut sudah mulai muncul, karakteristik perkotaan ini antara lain yaitu keterbangunan yang lebih tinggi serta kemudahan yang lebih lengkap.





 



Desa





Desa merupakan pemukiman yang lebih besar dari hamlet, namun lebih kecil dari kota (town). Desa sendiri memiliki karakteristik pedesaan yang kental, dan tidak mempunyai akomodasi yang selengkap kota.





Idealnya sebuah desa selain memiliki fasilitas dan pelayanan dasar juga mempunyai toko kecil, kawasan ibadah, dan kantor pos. Dalam tataran geografi kawasan, desa ini akan menjadi hinterland dari kawasan perkotaan.





 



Hamlet





Hamlet ialah kategori pemukiman yang mempunyai populasi dibawah 100 jiwa, dan mempunyai tingkat fasilitas serta pelayanan yang sangat fundamental, seperti air higienis, listrik, transportasi, dan warung.





Umumnya, hamlet adalah desa-desa kecil yang berada di tempat terpencil atau di daerah yang sungguh jarang penduduknya. Contohnya yaitu permukiman petani yang berukuran sungguh kecil terletak jauh dari kota terdekat.





 



Pemukiman terisolasi





Pemukiman mirip ini cuma akan mempunyai 1 atau 2 bangunan dan keluarga. Ia akan mempunyai level pelayanan (service) yang sungguh kurang, atau bahkan tidak ada.





Hal ini mirip sekali dengan penggolongan kota yang sudah pernah kita diskusikan. Pada pembahasan kali ini, dimasukkan dimensi tentang jumlah kota setara yang berkurang kian tinggi rank dari kota tersebut.





 



Referensi





Modern Urban and Regional Economics, McCann, Phillips





Geography an Integrated Approach, Waugh, David



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon