Rasio ketergantungan ialah salah satu indikator demografis yang sangat penting untuk dipelajari para demografer dan geografer sosial. Karena, indikator ini bekerjasama akrab dengan kondisi ekonomi dan peluangpengembangan suatu daerah.
Dalam sebuah kalangan masyarakat, tidak semua masyarakat masuk dalam kategori produktif, ada pula kalangan masyarakat yang dikategorikan tidak produktif.
Untuk mengetahui kualitas produktivitas secara biasa dari suatu masyarakat, diperlukan rasio yang memperhitungkan kedua aspek ini.
Pada artikel kali ini, kita akan mencoba membahas lebih lanjut tentang apa itu rasio ketergantungan, cara menghitungnya, pentingnya angka ketergantungan, serta apa dampak dari rasio ketergantungan.
Selain itu, kita juga akan membicarakan tentang masyarakat produktif dan non produktif serta relasi rasio ini dengan bonus demografi.
Daftar Isi
Masyarakat Produktif dan Non Produktif?

Sebelum kita mampu mengerti apa itu rasio ketergatungan, kita mesti mengetahui apalagi dulu 2 jenis penduduk yang digunakan dalam perhitungannya. Kedua jenis masyarakat ini yaitu masyarakat usia produktif dan usia non produktif.
Produktif dan non produktif pada masalah ini tidak dilihat menurut donasi orang kedalam tata cara ekonomi atau metode sosial yang lain, tetapi menurut kemampuannya untuk berkerja.
Golongan masyarakat produktif ialah penduduk yang berada pada golongan umur 15-64 tahun. Golongan umur ini dianggap mampu berkerja dan berkontribusi secara ekonomi maupun sosial kepada negara.
Golongan masyarakat non-produktif ialah masyarakat yang berada pada kelompok umur 0-14 tahun dan 65 tahun keatas. Golongan umur ini dianggap belum bisa atau sudah tidak bisa untuk berkerja, sehingga dianggap tidak mampu berkontribusi lagi terhadap negara.
Kalau pebisnis berhasil yang udah renta bagaimana, misalnya colonel Sanders yang gres membuat KFC setelah berumur 65 tahun? Ya tetap saja tidak dijumlah. Orang-orang mirip itu yaitu outliers yang sungguh jarang sehingga tidak mampu dijadikan patokan penentuan kriteria
Definisi Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan adalah suatu ukuran yang menjelaskan perihal beban yang harus ditanggung oleh pekerja. Rasio ini mengkalkulasikan jumlah penduduk non produktif dan membaginya dengan jumlah penduduk produktif.
Dari hasil perhitungan ini, ditemukan berapa jumlah penduduk non produktif yang harus ditanggung oleh penduduk produktif.
Indikator yang kerap disebut sebagai Dependency Ratio ini berguna untuk mengidentifikasi apakah sebuah kawasan memiliki ketergantungan ekonomi yang tinggi atau tidak.
Jika suatu daerah mempunyai angka ketergantungan yang tinggi, maka kesempatanpertumbuhan ekonominya tidak akan terlalu tinggi. Sedangkan, kalau dependency ratio suatu kawasan tergolong rendah, maka potensi pertumbuhannya besar sebab banyak terdapat masyarakat usia produktif.
Cara Menghitung Rasio Ketergantungan

Secara lazim, terdapat 3 jenis rasio ketergantungan ialah untuk usia muda, usia bau tanah, dan angka ketergantungan total. Ketiga jenis ini memiliki rumus perhitungan yang berlawanan-beda pula.
Cara Menghitung Dependency Ratio Total
Rasio ketergantungan yang pertama dan paling kerap dipakai yaitu dependency ratio total dari suatu daerah.
Rumus diatas dipakai untuk menghitung rasio ketergantungan total dari suatu populasi. Disini, golongan non produktif muda dan tua digabung dalam satu golongan yakni kalangan masyarakatusia non produktif.
Rumusnya yaitu jumlah masyarakattidak produktif (0-14 tahun dan 65+ tahun) dibagi dengan jumlah masyarakatproduktif (15-64 tahun) lalu dikalikan 100.
Jika memakai rumus ini, akan didapatkan jumlah penduduk tidak produktif yang bergantung pada 100 penduduk penduduk usia produktif.
Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Muda
Selain rasio ketergantungan total, ada pula rasio yang khusus menerangkan mengenai angka ketergantungan golongan non produktif muda terhadap masyarakatusia produktif.
Selain rasio ketergantungan total, terdapat pula rasio ketergantungan anak. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus diatas. Disini, yang dihitung ialah rasio antara jumlah kalangan muda yang tidak produktif dengan total jumlah penduduk produktif.
Rumusnya yakni jumlah penduduk umur 0-14 tahun dibagi dengan jumlah penduduk berumur 15-64 kemudian alhasil dilalikan 100. Hasilnya ialah jumlah belum dewasa yang bergantung pada 100 penduduk usia produktif.
Cara Menghitung Dependency Ratio Usia Tua
Ada pula metode perhitungan angka ketergantungan untuk penduduk berusia bau tanah. Disini, jumlah masyarakatnon produktif usia bau tanah akan dibagi dengan jumlah masyarakatusia produktif.
Seperti yang dapat dilihat diatas, rumusnya ialah jumlah penduduk dengan umur 65 atau lebih dibagi dengan jumlah masyarakatberumur 14-64 dan balasannya dikalikan dengan 100.
Dari perkiraan ini, mampu diketahui berapa masyarakatusia non produktif yang bergantung pada penduduk produktif, per 100 masyarakatusia produktif.
Pentingnya Rasio Ketergantungan
Semakin rendah angka ketergantungan, kian baik pula keadaan ekonomi sebuah negara. Hal ini disebabkan oleh rendahnya masyarakat non produktif yang harus ditanggung secara ekonomi oleh penduduk produktif.
Tanggungan ini berupa jaminan sosial, pertolongan pensiun, serta akomodasi yang lain yang didapatkan oleh masyarakatnon produktif meskipun mereka tidak melakukan pekerjaan .
Oleh sebab itu, sebaiknya negara-negara dunia berusaha biar rasio ketergantungan masyarakatnya tidak terlalu tinggi. Jika rasio ketergantungan terlalu tinggi, maka akan terjadi dilema ekonomi dimana pendapatan negara tidak cukup untuk menyediakan semua kemudahan gratis tersebut.
Ketika negara tidak mampu menyediakan fasilitas umum secara efektif dan efisien alasannya kekurangan dana, masyarakat yang produktif juga akan terkena imbasnya. Hal ini terjadi alasannya adalah pemerintah mempunyai obligasi untuk melayani seluruh rakatnya dengan sebaik mungkin, tidak boleh cuma golongan tertentu yang diuntungkan.
Masalah angka ketergantungan ini jauh lebih mempengaruhi negara berhaluan sosialis dan welfare state. Karena pada negara sosialis dan welfare state, terdapat jaringan pengaman sosial seperti upah minimum, jaminan kesehatan, serta dana pensiun yang bermaksud untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan meredistribusi kekayaan
Dampak Rasio Ketergantungan Pada Kehidupan Sehari-Hari

Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut tata cara welfare state sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia oleh alasannya adalah itu, rasio ketergantungan menjadi penting bagi keberjalanan negara Indonesia.
Namun, Indonesia masih memiliki angka ketergantungan yang cukup rendah dengan jumlah masyarakatusia muda yang tinggi dan jumlah masyarakatusia bau tanah yang tidak terlalu banyak.
Hal ini disebabkan oleh angka keinginan hidup Indonesia yang tidak terlalu tinggi dan pertumbuhan masyarakatyang konstan pada tingkat yang cukup tinggi. Oleh alasannya itu, Indonesia masih mampu berfungsi selaku negara welfare state dengan efektif pada saat ini.
Lain halnya dengan Jepang yang mempunyai jumlah penduduk muda yang makin sedikit kalau dibandingkan dengan penduduk usia tuanya. Karena jumlah masyarakat yang berkerja di Jepang semakin sedikit sedangkan jumlah penduduk yang mesti ditanggung oleh dukungan sosial semakin banyak. Akan datang sebuah saat dimana metode welfare state di Jepang akan gagal dan pemerintah terpaksa melakukan perombakan pada jaminan sosial.
Secara lazim, negara-negara yang berada pada tingkat transisi demografis selesai (4-5) akan mempunyai angka ketergantungan yang lebih tinggi daripada negara-negara yang berada pada tingkat permulaan. Hal ini disebabkan perbedaan angka kelahiran, angka kematian, dan angka cita-cita hidup dari penduduk-masyarakatnegara tersebut.
Hubungan Angka Ketergantungan dengan Bonus Demografi
Bonus demografi yaitu kondisi dimana terdapat keberlimpahan penduduk yang berada pada usia produktif. Tentu saja hal ini berhubungan dengan dekat kepada rasio ketergantungan.
Bonus demografi akan mengakibatkan rasio ketergantungan menurun sehingga negara mempunyai lebih banyak dana dari para pekerja baik secara langsung via pajak atau secara tidak pribadi via perkembangan ekonomi.
Jumlah pekerja yang lebih banyak daripada yang tidak berkerja akan menjadikan surplus dana sehingga negara dapat memakai duit tersebut untuk mengembangkan pembangunan, membuka lapangan kerja baru, berinvestasi di dalam negri, atau bahkan berinvestasi di luar negri.
Referensi
Dependency Ratio – United Nations
Sumber ty.com
EmoticonEmoticon