Thursday, October 8, 2020

Sistem Gosip Geografis: Pengertian, Sejarah, Dan Manfaat


Sistem informasi geografis (SIG) yakni metode yang didesain untuk menangkap, menyimpan, mengolah, menganalisis, serta mempresentasikan data spasial.





Dengan menghubungkan banyak sekali jenis data yang mulanya dianggap tidak berhubungan, SIG mampu menolong manusia dalam berbagai faktor pekerjaan. Proses menghubungkan ini lazimnya dikerjakan dalam konteks lokasi (spasial) dan waktu (temporal) yang sama.






Pengertian Sistem Informasi Geogafis





Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini ialah beberapa pengertian system info geografi dari para pakar SIG.





SIG Menurut Aronaff (1989)





SIG ialah sistem gosip yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengorganisir, memanipulasi dan menganalisis data serta memberi uraian.





SIG Menurut Burrough (1986)





SIG ialah alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diharapkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari realita dunia.





SIG Menurut Kang-Tsung Chang (2002)





SIG selaku a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data.





SIG Menurut Murai (1999)





SIG sebagai tata cara informasi yang dipakai untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam penyusunan rencana dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, kemudahan kota, dan pelayanan umum lainnya.





SIG Menurut Marble et al (1983)





SIG ialah sistem penanganan data keruangan.





SIG Menurut Bernhardsen (2002)





SIG selaku sistem komputer yang dipakai untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan penyajian data serta analisis data





SIG Menurut Gistut (1994)





SIG adalah tata cara yang mampu mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diharapkan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi





SIG Menurut Berry (1988)





SIG merupakan sistem berita, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.





SIG Menurut Calkin dan Tomlison (1984)





SIG ialah tata cara komputerisasi data yang penting.





SIG Menurut Linden, (1987)





SIG yaitu sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan wajah bumi.





SIG Menurut Alter





SIG ialah metode informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga mampu diakses dengan menunjuk tempat pada suatu peta.





SIG Menurut Prahasta





SIG ialah sejenis software yang dapat digunakan untuk pendapatan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya.





SIG Menurut Petrus Paryono





SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis gosip geografi.





SIG Menurut Nico Nathanael (2019)





SIG yaitu metode info yang mempunyai data berspasial yang diambil menurut letak geografis suatu wilayah untuk proses analisis, penyimpanan dan visualisasi.





 



Dapat ditarik kesimpulan dari pemahaman-pemahaman diatas bahwa bekerjsama, SIG merupakan perpaduan antara insan dan computer untuk mengecek dan memanajemen banyak data secara spasial.





 



Sejarah Sistem Informasi Geografis





Pada awalnya, peta hanya mempunyai satu atau dua informasi saja didalamnya, sehingga bila seorang analis ingin menerima info perhiasan, beliau harus melakukan overlay.





Overlay peta yaitu proses menumpang tindihkan peta pada peta yang lainnya biar mampu dilihat apakah terdapat korelasi antara gosip yang disajikan masing-masing peta.





Peta Kolera John Snow di London
Peta Kolera di London oleh John Snow, 1854




Salah satu proses overlay pertama yang juga dianggap sebagai penggunaan analisis spasial pertama secara sukses yakni oleh John Snow di London pada tahun 1854. Dia melakukan pemetaan terhadap lokasi orang-orang yang mengidap penyakit cholera dan menghubungkannya dengan peta penyediaan air minum London.





Pada awal era ke-20, penggunaan teknik photozincography mulai meluas. Teknik ini memungkinkan peta terdiri dari beberapa layer yang nantinnya mampu diubah secara mampu berdiri diatas kaki sendiri dari layer yang lain. Hal ini berguna untuk melakukan overlay dan analisis peta sesuai dengan layer yang diharapkan.





Pada teknik ini, layer-layer yang ada dibuat dari film plastik atau lapisan kertas kalkir sehingga dapat digabungkan menjadi satu peta besar. Namun, teknik ini belum dapat dianggap selaku SIG sebab tidak terdapat database yang menghubungkan peta-peta tersebut.





Pada tahun 1960, Canada menyebarkan sistem SIG pertamanya yang disebut CGIS atau Canada Geographic Information System. Sistem ini digunakan untuk menyimpan, mengolah, dan menganalisis gosip yang dimiliki oleh tubuh pertanahan Canada.





 



Data Yang Digunakan dalam Sistem Informasi Geografis





Terdapat dua jenis data yang biasanya digunakan dalam SIG, yaitu data spasial dan data aspasial.





Data Spasial





Foto Udara adalah salah satu contoh data spasial yang berbentuk raster
Foto Udara yaitu salah satu acuan data spasial yang berbentuk raster




Data spasial yakni data yang memiliki berita lokasi pada data tersebut. Informasi lokasi ini biasanya berupa metode koordinat baik itu koordinat geografis ataupun koordinat proyeksi.





Data spasial lazimnya digunakan untuk menunjukkan lokasi dari sebuah obyek/kenampakan pada dunia kasatmata.





Terdapat dua jenis data spasial ialah vektor dan raster. Kedua jenis data ini mempunyai perbedaan sifat dan manfaatnya. Oleh sebab itu, penggunaannya sungguh tergantung dengan kondisi dan hasil yang ingin diraih.





Data Vektor





Data vektor adalah data yang direpresentasikan dengan garis, titik, atau polygon. Data vektor dihasilkan dari digitasi data raster ataupun penggambaran eksklusif obyek dunia positif pada peta. Oleh sebab itu, data vektor lebih sukar dibentuk dibandingkan dengan data raster.





Data Raster





Data raster yaitu data yang direpresentasikan dengan piksel dalam suatu grafik. Data raster dihasilkan pribadi oleh foto udara maupun foto satelit. Oleh alasannya itu, secara umum, data raster lebih mudah dibuat ketimbang data vektor.





 



Data Aspasial





Data aspasial ialah data yang tidak memiliki gosip perihal lokasi data tersebut. Data ini lazimnya dipakai untuk membantu menjelaskan isu yang terkandung pada data spasial.





Contoh data aspasial ialah data atribut suatu obyek. Misal pada suatu peta terdapat titik berwarna hitam pada koordinat tertentu, kita tidak akan tahu titik tersebut bermakna apa tanpa adanya penjelas yakni legenda. Legenda ialah salah satu teladan data aspasial.





 



Proses dalam Sistem Informasi Geografis





Pada dasarnya, system informasi geografis mempunyai 5 proses dasar untuk memanajemen dan mengevaluasi data spasial yang dimiliki. Kelima proses tersebut yaitu





Input Data





Proses input data dipakai untuk memasukkan data spasial dan data non-spasial kepada basis data GIS. Data spasial lazimnya berbentukpeta analog. Untuk SIG mesti menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dikerjakan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta analog.





 



Manipulasi Data





Tipe data yang diharapkan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi biar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh alasannya adalah itu SIG mampu melaksanakan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.





 



Manajemen Data





Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang mempunyai ukuran besar.





 



Query dan Analisis





Query yakni proses analisis yang dikerjakan secara tabular. Secara mendasar SIG mampu melakukan dua jenis analisis, yakni analisis proximity dan overlay.





Analisis Proximity





Analisis Proximity ialah analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG memakai proses buffering (membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk memilih dekatnya korelasi antar sifat bab yang ada.





 



Analisis Overlay





Overlay ialah proses penyatuan data dari lapisan layer yang berlainan. Secara sederhana overlay disebut sebagai operasi visual yang membutuhkan lebih dari satu layer untuk digabungkan secara fisik.





Analisis overlay umumnya dipakai saat kita mempunyai data persebaran banyak fenomena di sebuah kawasan. Nanti, dapat diketahui fenomena mana saja yang tumpang tindih atau mengelompok dan fenomena mana yang cenderung bangkit sendiri.





 



Visualisasi Data





Untuk beberapa tipe operasi geografis, hasil simpulan terbaik diwujudkan dalam peta atau grafik. Peta sangatlah efektif untuk menyimpan dan memperlihatkan berita geografis. Oleh alasannya adalah itu, ahli SIG mesti mahir juga dalam memvisualisasikan hasil dia kedalam bentuk grafis.





 



Komponen Sistem Informasi Geografis





Secara biasa , system informasi geografis berisikan 5 unsur Utama adalah





  • Hardware
  • Software
  • Data
  • Manusia (brain-ware)
  • Metode Pengelolaan dan Pengolahan




 



Sumber Data Sistem Informasi Geografis





Sistem informasi geografis modern menggunakan data digital untuk proses analisis dan penafsirannya. Berikut ini yakni beberapa metode pengumpulan data untuk analisis SIG.





Digitasi





Digitasi ialah proses mendigitalkan data yang bersifat fisik. Hal ini perlu dilaksanakan alasannya adalah secara umum dikuasai data perpetaan masih berada dalam bentuk fisik mirip pada lembaran film atau kertas peta.





Proses ini mampu dilaksanakan dengan cara memasukkan data fisik mirip foto dan peta kedalam mesin, atau men-scan data tersebut dan mendigitasinya secara manual dengan aplikasi.





Proses digitasi akan mengubah data raster menjadi data vektor yang mampu dimasak dan dianalisis oleh aplikasi SIG.





 



Survey





Survey juga ialah bagian yang sangat penting dari SIG. Survey mencakup kegiatan pengambilan data pribadi di daerah





Survey menciptakan data yang nantinya mampu eksklusif dimasukkan kedalam basis data SIG dengan memakai coordinate geometry (COGO).





Meskipun telah ada teknologi penginderaan jauh, survey masih sungguh diharapkan dalam proses pemetaan. Hal ini disebabkan oleh keberadaan informasi-isu detail lokasi yang mungkin tidak mampu ditangkap dan digambarkan oleh penginderaan jauh.





 



Penginderaan Jauh





Helikopter sering digunakan untuk melakukan foto udara beresolusi tinggi
Helikopter sering digunakan untuk melaksanakan foto udara beresolusi tinggi




Penginderaan jauh ialah metode pengambilan berita dan pencatatan rupabumi sebuah kawasan dengan menggunakan wahana tertentu.





Sesuai dengan namanya, surveyor yang memakai penginderaan jauh biasanya berlokasi jauh atau tidak langsung berada di kawasan survey. Hal ini dapat terjadi karena pertumbuhan teknologi pada bidang foto udara, sensor, pesawat, serta satelit.





Penginderaan jauh lazimnya dilaksanakan dengan memakai foto udara dari pesawat, foto satelit, atau teknologi drone. Karena diambil dari ketinggian yang tinggi, biasanya penginderaan jauh menghasilkan basis peta dengan skala yang cukup kecil. Namun, ada pula wahana yang cukup rincian dalam mengambil gambar mirip satelit quickbird atau penggunaan drone dan kamera pesawat beresolusi tinggi.





 



GPS





GPS atau Global Positioning System yaitu sistem penentuan lokasi global yang memanfaatkan satelit untuk melakukan triangulasi lokasi perangkat.





Global positioning system berkerja dengan cara mendapatkan sinyal dari satelit yang nantinya akan dipakai untuk melakukan triangulasi lokasi. Oleh sebab itu, GPS hanya mampu berfungsi secara akurat jika terdapat 3 atau lebih satelit yang mengantarkan sinyal.





Selain itu, GPS juga mesti mempunyai koneksi sinyal yang manis dengan satelit tersebut biar dapat memprediksi lokasi secara akurat.





Sekarang, GPS sudah memiliki akurasi dibawah 10m sehingga menghemat galat saat melakukan perhitungan atau navigasi. GPS navigasi tertentu bahkan sudah meraih akurasi dibawah 3-5m, sedangkan GPS untuk survei dan pemetaan sudah mempunyai akurasi dalam rentang milimeter.





Meskipun begitu, perangkat GPS yang mempunyai mutu dan akurasi tinggi sangat sukar ditemukan dan mempunyai harga yang mahal. Oleh sebab itu, tidak semua orang dapat mengakses sebuah GPS.





 



Manfaat Sistem Informasi Geografis





Sistem informasi geografis mempunyai banyak manfaat, utamanya pada bidang-bidang yang membutuhkan analisis spasial dari sebuah fenomena.





Analisis Tutupan Lahan





Sistem Informasi Geografis dapat membantu kita menentukan tutupan lahan suatu wilayah tanpa harus kesana
Sistem Informasi Geografis dapat membantu kita menentukan tutupan lahan sebuah wilayah tanpa harus kesana




SIG mampu dipakai untuk melaksanakan analisis tutupan lahan dengan menginterpretasikan foto udara atau citra satelit.





Dengan adanya informasi perihal tutupan lahan, pihak pemerintah dan perencana daerah dapat dengan lebih mudah memantau tutupan lahan serta kesesuaiannya dengan zonasi yang telah ditetapkan.





Keunggulan dari memakai SIG untuk menganalisis tutupan lahan ialah cakupannya yang sangat luas. Kita tidak mesti berada di lokasi tersebut untuk melaksanakan analisisnya, tinggal mengirimkan satelit atau pesawat saja.





 



Analisis Topografi





Ketinggian dan acuan ketinggian suatu wilayah mampu dikenali dan dianalisis dengan memakai sistem informasi geografis.





Sumber data yang diharapkan untuk analisis ini adalah citra satelit yang memiliki berita ketinggian. Untuk analisis topografi, sungguh sulit menggunakan foto udara konvensional alasannya adalah sukar mengenali ketinggian suatu kawasan dari suatu foto.





Output yang dihasilkan dari analisis topografi yaitu peta DEM (Digital elevation model) serta peta topografi suatu daerah.





Analisis topografi sangat penting dijalankan sebab sering dipakai selaku dasar dari pembuatan peta-peta lainnya.





 



Analisis Hidrologi





Seorang andal SIG mampu melakukan analisis dan modelling pergerakan air atau tata cara hidrologi pada sebuah daerah dengan menggunakan tata cara isu geografis.





Informasi ajaran air, debit air, serta kualitas air dapat dipadukan dengan berita ketinggian, kelerengan, serta morfologi sehingga membuat peta pedoman air yang lebih komprehensif dan akurat. Dengan informasi ini, jago SIG mampu menganalisis siklus air yang terjadi pada sebuah lokasi.





Analisis hidrologi umumnya dikerjakan saat peta DEM (Digital Elevation Model) telah tersedia dari analisis topografis.





 



Pembuatan Peta





Dengan adanya SIG, pembuatan peta tidak lagi memakan waktu yang sangat lama sehingga lebih banyak obyek yang dapat dipetakan
Dengan adanya SIG, pengerjaan peta tidak lagi menyantap waktu yang sungguh usang sehingga lebih banyak obyek yang dapat dipetakan




Pembuatan peta merupakan salah satu tujuan utama dari pengembangan serta penciptaan aplikasi SIG. Dengan digunakannya metode gosip geografis, waktu pembuatan peta dapat dibuat sesingkat mungkin dan akurasi pada peta mampu dibentuk setinggi mungkin.





Hal ini mampu terjadi alasannya SIG memungkinkan kartografer untuk melakukan overlay, edit, serta pengolahan data dengan lebih cepat dan ringkas pribadi dalam aplikasi. Selain itu SIG juga memungkinkan untuk melaksanakan perintah undo dan redo, yang mirip kita pahami, sungguh penting dalam mengolah data.





 



Geostatistika





Geostatistika yakni tata cara statistik yang dipraktekkan secara spasial pada bidang 3D suatu peta. Geostatistika dapat digunakan untuk memilih kekerabatan spasial antar lokasi dengan nilai data yang berbeda-beda.





Oleh sebab itu, geostatistika dapat dipakai untuk menganalisis, mengintrapolasi, serta memprediksi kegiatan yang mau terjadi dalam ruang spasial. Contoh penggunaan geostatistika dalam SIG ialah pengerjaan DEM, analisis fourier, analisis polygon thiessen, serta analisis tren.





Geostatika juga dapat digunakan untuk menyaksikan kecenderungan aglomerasi, autokorelasi, dan dispersi pada suatu wilayah. Sekarang, geostatika kerap dipakai untuk mengetahui kepadaan dan persebaran penduduk yang ada pada sebuah lokasi.





 



Analisis Linkage dan Konektivitas





Linkage yakni perumpamaan yang merujuk pada hubungan dua lokasi, sama mirip konektivitas. SIG dapat dimanfaatkan dalam memilih linkage serta konektivitas suatu daerah dengan tempat yang lain alasannya SIG mencakup data spasial dan data aspasial.





Contoh analisis linkage yakni analisis cost matrix, service area, dan analisis rute terpendek.





Analisis linkage dan konektivitas ini sungguh penting dalam memilih rute transportasi yang bagus. Terutama kalau ingin mencari daerah optimal untuk menempatkan industri, membuat tempat ekonomi khusus, atau bahkan mencari daerah untuk membuka toko.





 



Manajemen Sumber Daya Alam





SIG dapat digunakan untuk memetakan dan mengelola sumber daya alam suatu wilayah
SIG dapat digunakan untuk memetakan dan mengurus sumber daya alam sebuah kawasan




Pengelolaan sumber daya alam sungguh penting untuk kemajuan perekonomian setiap negara. Indonesia selaku salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah pastinya mesti melakukan pengelolaan yang rincian, mulai dari pencatatan sampai eksploitasi.





SIG mampu dipakai untuk melihat lokasi-lokasi deposit sumber daya alam tambang seperti batubara, emas, ataupun minyak bumi. Informasi ini kemudian mampu dioverlay dengan lokasi pengembangan tambang serta tempat ekonomi khusus di tiap kawasan.





SIG juga dapat digunakan untuk memetakan lokasi yang mempunyai banyak sumber daya alam hayati seperti hutan, binatang ternak, ataupun ikan. Informasi ini mampu diselaraskan dengan basis data SIG mengenai administrasi lingkungan.





 



Analisis Kebencanaan





Sistem isu geografi mampu digunakan untuk menginventarisasi risiko kebencanaan suatu daerah secara spasial. Hal ini sungguh penting mengenang planning pembangunan kita seluruhnya berbasiskan lokasi spasial. Berikut ini yaitu beberapa faedah SIG dalam analisis kebencanaan.





  • Memantau luas kawasan yang rawan terkena petaka
  • Pencegahan terjadinya bencana alam pada era yang hendak datang
  • Menyusun planning pembangunan kembali daerah pasca-tragedi
  • Penentuan bahaya pengikisan dan pergerakan tanah
  • Prediksi ketinggian banjir atau genangan air
  • Prediksi kekeringan sebuah wilayah




 



Perencanaan Wilayah dan Kota





Sistem isu geografis mempunyai peran yang sangat penting dalam melaksanakan penyusunan rencana daerah dan kota. Perencanaan membutuhkan data yang sangat banyak untuk dapat menciptakan kebijakan dan planning pengembangan sebuah daerah. Idealnya, SIG menjadi alat untuk mengolah berita ini.





Dalam proses penyusunan rencana, kita mengenal data gathering dan analisis data. SIG memegang peranan penting dalam analisis data dan manajemen data dikala data tersebut telah diambil. Berikut ini yakni beberapa faedah SIG dalam proses perencanaan.





  • Aspek sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi
  • Aspek penyusunan rencana ruang, mirip perencanaan tata ruang kawasan, perencanaan kawasan industri, pasar, daerah permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
  • Aspek manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, mirip administrasi sistem gosip jaringan air higienis, perencanaan dan ekspansi jaringan listrik.
  • Aspek pariwisata, mirip inventarisasi pariwisata dan analisis peluangpariwisata sebuah tempat.
  • Aspek transportasi, mirip inventarisasi jaringan angkutanpublik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis daerah beresiko kemacetan dan kecelakaaan.
  • Aspek sosial dan budaya, seperti untuk mengenali luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-sentra kemajuan dan pembangunan pada suatu tempat, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, daerah industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.




Oleh sebab itu, semua planner mesti ahli dalam memakai metode info geografis.





 



Manajemen Lingkungan





SIG dapat digunakan untuk merespons cepat terhadap kebakaran hutan di daerah terpencil
SIG mampu dipakai untuk merespons cepat terhadap kebakaran hutan di daerah terpencil




Sistem isu geografis mampu dipakai untuk manajemen lingkungan yang terintegrasi pada skala luas.





Indonesia mempunyai daerah yang sungguh luas, membentang dari sabang sampai merauke. Terlebih lagi, Indonesia ialah negara kepulauan dengan ekosistem yang sungguh bermacam-macam dan ekoregion yang sungguh unik. Tentu saja akan sulit bila setiap lokasi harus dijaga dengan memakai tenaga manusia.





Oleh alasannya itu, SIG perlu dimanfaatkan untuk memonitor mutu lingkungan pada tiap-tiap daerah. Jika ada gejala mencemaskan, pemerintah dapat pribadi mengantarkan tim untuk menanggulanginya.





SIG dapat mendeteksi kebakaran hutan secara dini dan mengirimkan tim pemadam kebakaran. SIG dapat dipakai untuk melihat dampak eksternalitas dari polusi pabrik terhadap lingkungan sekitarnya. SIG juga mampu digunakan untuk melaksanakan katalog terhadap tumbuhan dan fauna yang hidup di Indonesia.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)