Thursday, October 29, 2020

Teori Struktur Kota


Jika sebelumnya kita sudah membicarakan mengenai struktur kota secara biasa , kali ini kita akan membicarakan mengenai teori yang sudah ada mengenai struktur kota.





Teori-teori ini biasanya didasarkan atas observasi mengenai sebuah lokasi yang dilanjutkan dengan evaluasi. Oleh alasannya itu, akan banyak ditemukan model yang hanya mampu diaplikasikan dalam kondisi-kondisi tertentu.






Teori Kota Konsentrik





Kota Konsentrik
Ilustrasi Kota Konsentrik Burgess




Model kota ini ialah salah satu model teoritis kota paling awal, versi ini diciptakan oleh sosiolog Ernest Burgess pada tahun 1925.





Burgess merujuk terhadap teori ekologi manusia dan studinya di kota Chicago untuk menciptakan versi ini, Burgess ialah andal pertama yang mendeskripsikan distribusi kelas sosial dalam modelnya.





Model konsentrik Burgess mempunyai 5 zona dengan penggunaan lahan yang berlawanan. Pada diagram diatas, zona transisi mempunyai warna yang berlawanan dengan pabrik, namun batas antara keduanya sengaja dibentuk kabur.





Hal ini menunjukkan bahwa pada zona itu, senantiasa ada transisi antara bangunan-bangunan pabrik tua menjadi perumahan baru atau area urban renewal.





Central Business District





Zona ini merupakan zona sentral yang memiliki harga lahan tertinggi. Pada zona ini, acara ekonomi lazimnya berasal dari sektor tersier dan memiliki profit yang tinggi.





Zona ini juga mempunyai aksesibilitas yang sangat tinggi sebab merupakan titik konvergensi dari berbagai jaringan angkutanbaik itu intra-kota maupun antar-kota.





Zona CBD umumnya mempunyai bangunan yang tinggi alasannya bangunan yang luas dirasa tidak menguntungkan mengenang harga tanah yang sangat mahal.





Hampir tidak ada perumahan atau apartemen pada zona ini dikarenakan aktivitas ekonomi yang sangat intens.





Zone of Transition





Zona transisi terdiri dari zona mixed use antara hunian dan komersial, disamping itu dia juga lazimnya dipenuhi oleh pabrik-pabrik bau tanah. Zona ini sungguh akrab dengan CBD dan memiliki karakteristik yang selalu berganti.





Zona ini condong dianggap telah mengalami decay alasannya adalah terdapat sangat banyak bangunan-bangunan renta. P





ada permulaan pembentukan kota, zone of transition lazimnya ialah daerah industri dan perumahan bagi buruh pabriknya.





Zona ini umumnya memiliki penduduk yang relatif miskin dan hidup dengan keadaan yang kurang baik.





Walaupun harga tanah mahal, jarak yang dekat dengan tempat kerja dan kepadatan penduduk yang relative tinggi menciptakan biaya kawasan tinggal dan angkutantidak semahal di wilayah suburban.





Zone of Independent Worker Homes





Zona ini diisi oleh perumahan-perumahan yang mempunyai kualitas lebih tinggi dari zona transisi, umumnya pekerja pabrik yang lebih kaya dan mempunyai pangkat lebih tinggi tinggal di zona ini.





Zona ini mempunyai kombinasi umur dan kualtias bangunan yang cukup tinggi, oleh alasannya adalah itu, dia membutuhkan redevelopment skala kecil yang terfokus untuk memperbaiki beberapa areanya.





Karena zona ini lebih dekat dengan sentra kota serta pabrik-pabrik disekitarnya, biaya transportasinya pun lebih hemat biaya bila dibandingkan daerah outer suburbs.





Oleh alasannya itu, zona ini digunakan lazimnya oleh para pekerja pabrik dan pekerja retail di sentra kota.





Zone of Better Residences





Daerah ini biasanya dihuni oleh pekerja dengan tingkat ekonomi menengah dan keatas, rumah-rumah di zona ini juga relative lebih besar dan bermutu lebih tinggi.





Rumah-rumah disini dibangun dengan sekat antar rumah adalah pekarangan atau pagar, hal ini dijalankan agar privasi dari penghuni rumah tersebut lebih terjaga.





Fasilitas publik yang ada pada zona ini biasanya lebih lengkap dan bermutu lebih baik.





Peningkatan mutu hidup ini diiringi dengan meningkatnya waktu dan biaya yang mesti dikeluarkan untuk transportasi, sehingga memiliki peluang menimbulkan stress perjalanan.





Commuters Zone





Ini ialah zona yang paling jauh dari sentra kota, oleh alasannya itu, zona ini mempunyai ongkos dan waktu angkutanke sentra kota yang paling usang.





Penduduk zona ini umumnya merupakan kelas atas yang mampu berbelanja rumah besar, tanah luas, dan mampu menanggung ongkos transportasi yang relatif tinggi.





Fasilitas yang tersedia pada zona ini antara lain yaitu mall, bioskop, dan taman-taman besar. Umumnya, pembangunan pada daerah ini dicirikan dengan kepadatan bangunan dan masyarakatyang rendah.





 



Kritik Model Konsentrik





Model ini, meskipun merupakan pionir, banyak dikritik oleh andal geografi perkotaan kekinian.





Kritikan yang dilontarkan antara lain yakni argument bahwa versi ini tidak dapat diaplikasikan untuk kota-kota yang berada diluar Amerika Serikat, khususnya kota-kota yang meningkat dalam konteks sejarah yang berlawanan.





Di Amerika Serikat sendiri, karena pertumbuhan pada bidang transportasi, komunikasi, dan ekonomi, mayoritas kota sudah tidak terkekang oleh zona-zona yang terperinci lagi.





Selain itu ada pula beberapa poin kritik yang lebih lazim kepada model kota konsentris ini, yakni:





  1. Mendeskripsikan keadaan umum di perkotaan Amerika Serikat yakni derah inner city yang miskin dan tempat suburbs yang kaya
  2. Model ini mengasumsikan topografi yang isotropic (datar)
  3. Teori ini tidak cocok dengan commuter villages
  4. Tidak memperhitungkan gentrifikasi
  5. Tidak memperhitungkan desentralisasi pasar dan industri
  6. Tidak dapat diaplikasikan kepada kota polycentric (banyak inti)
  7. Tidak memperhitungkan faktor politik dalam pembangunan




Meskipun memiliki banyak kelemahan dan kritik dari para mahir, model kota konsentrik Burgess ialah salah satu model kota yang menjadi pionir bagi model-model perkotaan lainnya.





Teori kota konsentrik yang dikemukakan oleh Burgess ini sungguh bergantung pada faktor harga tanah dan juga prediksi produktivitas dari lokasi tersebut. Fenomena ini dikenal dengan nama teori Bid Rent.





Teori Bid Rent





Menurut teori bid-rent, kian akrab dengan sentra kota maka harga tanah akan semakin mahal, dan kian jauh dari pusat kota harga tanah akan kian murah.





Selain itu kian akrab dengan pusat kota aksesibilitas lahan semakin tinggi, dan semakin jauh dari sentra kota aksesibilitas lahan makin rendah.





Pengguna lahan bersaing untuk menerima lahan yang memiliki aksesibilitas paling tinggi di dalam zona CBD tersebut. Jumlah yang mereka mampu bayarkan disebut bid-rent.





Kompetisi ini menyebabkan terjadinya pola konsentrik penggunaan lahan mirip yang kita perhatikan di versi konsentrik Burgess.





Menurut teori ini, kelompok paling bawah akan berada di paling pinggir kota-kota sebab cuma dapat berbelanja tanah di lokasi itu. Di zaman modern mirip sekarang, asumsi ini menjadi kurang tepat.





Orang kelompok bawah cenderung tinggal di akrab sentra kota alasannya adalah biaya transportasi yang lebih hemat biaya. Sementara orang-orang yang condong lebih kaya berpindah ke pinggir kota dan tempat suburban alasannya adalah mereka ingin mendapatkan kondisi hidup yang lebih hening dan ingin membangun rumah yang lebih luas.





Dalam teori bid rent, terdapat tiga bintang film utama yang berkompetisi dalam mendapatkan harga serta lokasi tanah yang maksimal. Ketiga bintang film tersebut yakni





Commerce (Perdagangan & Jasa)





Sektor perdagangan lazimnya bersedia mengeluarkan uang harga yang mahal untuk menerima lahan di sentra kota.





Sektor perdagangan lazimnya memerlukan jumlah penduduk yang banyak untuk menciptakan untung, oleh karena itu, daerah sentra kota yang memiliki akesibilitas tinggi menjadi pilihan utama.





Manufaktur & Industri





Sektor manufaktur biasanya lebih memilik untuk berada di inti kota bab luar sebab harga tanah yang lebih hemat biaya memungkinkan mereka untuk menciptakan pabrik yang lebih besar.





Inti kota bab luar ini tetap mempunyai keunggulan-keunggulan dari inti kota secara lazim yaitu aksesibilitas dan kedekatan dengan pasar.





Semakin jauh dari daerah inti, sektor manufaktur semakin merugi alasannya walaupun harga tanah menjadi sungguh murah, fasilitas angkutandan kedekatan dengan pasar yang terdapat di zona inti tidak mampu dirasakan.





Residential (Perumahan)





Perumahan senantiasa ada pada perkotaan, baik itu bersahabat dengan pusat kota atau jauh di daerah pinggiran kota, yang membedakan hanya jenis dan kepadatannya saja.





Semakin bersahabat dengan sentra kota, tempat perumahan semakin padat penduduknya, hal ini disebabkan oleh harga tanah yang mahal sehingga pembangunan umumnya terjadi secara vertical.





Contoh perumahan yang ada di dekat sentra kota adalah apartemen, rusun, dan kondominium.





Di tempat pinggiran kota, alasannya harga tanah relative murah, lebih banyak didominasi perumahan mempunyai kepadatan masyarakatyang rendah, teladan perumahan yang ada di pinggir kota adalah landed house (rumah tapak) dan detached house (rumah tunggal yg terpisah dari rumah lainnya).





 



Teori Kota Sektoral





Model Kota Sektoral
Ilustrasi Kota Sektoral Hoyt




Teori sektoral kota dikemukakan oleh land economist (ekonom pertanahan) Homer Hoyt. Model ini ialah pengembangan dari model sektoral Burgess, alasannya zonasi yang bersifat sektoral, model ini memungkinkan pertumbuhan keluar, tidak mirip model Burgess yang dianggap cukup stagnan.





Model ini sesuai dengan struktur kota-kota di Inggris sebab kota-kota zaman dahulu, terutama di Inggris dan Eropa sangat bergantung pada transportasi. Semua zonasi dan perkembangan daerahnya tergantung dari ketersediaan dan kualitas jalur transportasi.





Secara umum, kota-kota kuno biasanya mengikuti model sektoral Hoyt, sedangkan kota-kota gres lazimnya mengikuti model konsentrik Burgess.





Seperti versi konsentrik Burgess, versi sektoral Hoyt juga mempunyai berbagai kelemahan menurut para kritik, kelemahan-kelemahan tersebut antara lain yakni:





Transportasi





Model ini dibuat dengan mengacu pada angkutanrel kereta dan tidak memperhitungkan adanya kendaraan pribadi yang mampu mempermudah angkutandi tempat pinggiran kota.





Faktor Fisik





Faktor fisik mampu menghalangi ataupun menunjang perkembangan sektor-sektor tertentu, sehingga pada keadaan asli, sektor yang ada tidak mirip yang ada pada model ini.





Urban Sprawl





Perkembangan kota yang bercorak leapfrog dapat mengusik acuan persebaran sektor dari model ini. Jika terjadi sprawl bercorak leapfrog, contoh kota yang terbentuk tidak akan sesuai dengan versi sektor ini.





Perkembangan Pemukiman Jenis Baru





Model ini juga tidak memperhitungkan adanya edge cities dan boomburb yang mulai populer pada kurun 1980an. Semenjak adanya boomburb dan edge cities, CBD mulai kehilangan kiprahnya sebagai pusat kegiatan karena bertambah banyak sentra bisnis dan komersial melaksanakan relokasi ke kawasan suburban.





 



Teori Kota Multiple Nuclei





Model Kota Multiple Nuclei
Ilustrasi Model Multiple Nuclei




Model multiple nuclei atau inti banyak diciptakan oleh Chauncy Harris dan Edward Ullman pada tahun 1945 dalam postingan mereka yang berjudul “Nature of Cities”. Model ini mendeskripsikan bentuk kota yang diinspirasi dari kota Chicago.





Menurut mereka, sebuah kota yang pada mulanya hanya memiliki satu CBD kesannya akan mengalami kemajuan CBD kecil yang berlokasi di akrab pinggiran kota pada daerah pemukiman kaya.





CBD gres ini membuat sebuah node baru dalam kota tersebut, oleh alasannya adalah itu model ini disebut multiple nuclei. Tujuan utama mereka dalam membuat model ini yakni untuk :





  1. Merepresentasikan kompleksitas area urban, utamanya yang berukuran besar
  2. Mengembangkan model konsentrik Burgess




Seiring dengan pertumbuhan dari kota, pusat-pusat transportasi seperti bandara, pelabuhan dan halte akan dibangun untuk menghemat biaya transportasi, baik bagi industri maupun untuk komersial.





Pusat-sentra angkutanini akan mempunyai externality negatif mirip polusi udara dan harga tanah yang lebih rendah, sehingga harga tanah di sekeliling sentra angkutantersebut akan condong lebih hemat biaya.





Penginapan mirip hotel dan motel juga akan dibangun dekat dengan sentra transportasi tersebut alasannya lazimnya orang yang berpergian ingin menginap bersahabat dengan pusat angkutanmereka.





Menurut Harris dan Ullman, sebuah kota tidak mungkin cuma mempunyai satu nukleus inti, umumnya kota mempunyai banyak nukleus-nukleus lainnya yang bertindak selaku growth point.





Teori ini didasarkan pada suatu hipotesa bahwa dengan adanya kendaraan eksklusif, mobilitas penduduk makin besar.





Peningkatan mobilitas ini memungkinkan adanya keutamaan antar daerah (acuan. Industri berat, sentra perbelanjaan, sentra rekreasi, pusat bisnis, dll). Oleh alasannya adalah itu, model ini cocok untuk diaplikasikan kepada kota-kota yang besar dan terus berkembang.





Jumlah nukleus yang ada pada kawasan kota beragam tergantung dengan situasi kota tersebut dan faktor historis. Model berinti banyak ini umumnya terbentuk dikala:





  1. Aktivitas industri tertentu memerlukan kemudahan transportasi, seperti pelabuhan dan stasiun kereta api untuk menurunkan biaya transportasi.
  2. Terdapat kegiatan-acara yang condong terpisah, mirip area perumahan dengan bandara, dan wilayah pabrik dengan taman-taman kota.
  3. Terdapat aktivitas-kegiatan yang condong menyatu alasannya saling menguntungkan, mirip universitas dengan toko buku dan café, serta pabrik dengan sentra transportasi mirip pelabuhan dan stasiun kereta api.
  4. Ada kegiatan atau akomodasi tertentu yang mesti berlokasi di area tertentu sebuah kota, mirip CBD yang memerlukan jaringan transportasi ekstensif ke semua bagian kota, dan pabrik yang memerlukan jaringan distribusi, penyimpanan dan angkutanmaterial yang baik.




Untuk memudahkan kalkulasi, penentuan variabel, dan pengujian model, Harris dan Ullman membuat beberapa asumsi pada versi ini yaitu:





  1. Topografi tidak seluruhnya datar.
  2. Terdapat distribusi sumber daya yang rata.
  3. Terdapat distribusi masyarakatyang rata.
  4. Harga transportasi yang serupa rata ke semua tempat relative kepada jarak (jikalau titik A-B berjarak sama dengan C-D, maka ongkos angkutandianggap sama).




 



Model Kota Amerika Latin





Model Kota Amerika Latin
Ilustrasi Kota Amerika Latin




Model kota Amerika Latin ini dikemukakan oleh Ernst Griffin dan Larry Ford pada tahun 1980. Model perkotaan ini dibentuk setelah mereka memperhatikan bahwa dominan kota di Amerika Latin mengikuti pola pertumbuhan tertentu.





Menurut pengamatan mereka, kota-kota di Amerika Latin terbentuk mengelilingi suatu CBD pusat, dari sentra tersebut tumbuh tulang punggung (spine) sektor komersial yang dikelilingi oleh perumahan-perumahan elit.





Zona ini lalu dikelilingi oleh zona perumahan konsentris yang kualitasnya menurun seiring bertambahnya jarak dari CBD. 





Sejarah Model Griffin-Ford





Karena secara umum dikuasai dari kota-kota di Amerika Latin mulanya berkembang pada zaman kolonial, penataan lahan dan organisasi mereka diatur oleh suatu peraturan yang diketahui selaku Law of the Indies.





Peraturan ini ialah rangkaian hukum yang diciptakan oleh para penguasa Spanyol pada zaman itu untuk meregulasi faktor sosial, ekonomi, dan politik dari koloni mereka yang berlokasi diluar benua Eropa.





Peraturan ini mencakup hampir semua aspek, mulai dari perlakuan kepada bangsa Indian hingga lebar jalan (Griffin dan Ford, 1980).





Menurut Law of the Indies, setiap kota wajib mempunyai struktur grid yang dibangun mengelilingi plaza sentral.





Blok yang berlokasi dekat dengan plaza diperuntukan untuk perumahan kaum kaya dan ningrat, sementara blok yang jauh dari plaza diperuntukan untuk perumahan kaum menengah dan bawah.





Seiring berjalannya waktu, Law of the Indies tidak lagi berlaku, contoh grid ini hanya terjadi di daerah yang mempunyai laju perkembangan yang rendah dan mengalami industrialisasi minim.





Pada wilayah yang mempunyai laju perkembangan cepat, area sentral ini menjelma area CBD. Area-area ini merupakan pusat administratif dan hemat dari sebuah kota, namun tidak meningkat banyak sebelum tahun 1930an.





Pada pertengahan abad 20, wilayah CBD mulai berkembang dan organisasi kota-kota kolonial pada wilayah Amerika Latin mulai dihancurkan. Wilayah plaza sentral yang stabil berevolusi menjadi CBD bergaya Anglo-Amerika (Griffin dan Ford, 1980).





Seiring dengan perkembangan kota, beragam kegiatan industrial bertumbuh akrab dengan area CBD sebab kurangnya pembangunan infrastruktur di wilayah yang lain.





Hal ini menimbulkan terbentuknya area mixed use yang dipenuhi oleh bisnis, komersial, industrial, dan perumahan di erat area CBD.





Pada ketika itu, kota-kota Amerika Latin juga sedang mengalami migrasi masuk (in-migration) dari wilayah rural dan kemajuan penduduk yang tinggi alasannya pergerakan dari kalangan bawah menuju pusat kota untuk mencari pekerjaan.





Jumlah masyarakatyang terus meningkat ditambah dengan konstruksi perumahan yang lambat serta kurangnya lapangan pekerjaan menciptakan daerah-daerah slum serta squatter settlements yang berlokasi di pinggir-pinggir kota.





Karena berada di pinggir kota, daerah-kawasan ini cenderung mempunyai akomodasi yang sungguh buruk.





Seiring dengan waktu dan perluasan daerah kota, secara bertahap dibangunlah akomodasi-fasiltias umum pada pemukiman-pemukiman ini sehingga daerah ini menjadi lebih stabil dan mutu hidup orangnya meningkat.





Untuk menggambarkan kota-kota di Amerika Selatan yang cukup kompleks, Griffin dan Ford membaginya menjadi beberapa bagian yaitu





Central Business District





Pusat dari semua kota Amerika Latin adalah CBD nya. Area ini mempunyai lowongan pekerjaan terbaik dan ialah pusat hiburan serta perdagangan dari kota tersebut.





Wilayah CBD lazimnya mempunyai infrastruktur yang sangat baik dibandingkan kawasan sekitarnya, selain itu, terdapat pula banyak alternatif angkutansehingga masyarakatdi kawasan CBD ini mempunyai mobilitas yang sungguh tinggi.





Spine and Elite Residential Sector





Setelah CBD, zona yang paling mendominasi di kota-kota Amerika Latin yakni zona tulang punggung komersial yang dikelilingi oleh perumahan elit untuk kalangan atas.





Zona tulang punggung ini biasanya dianggap sebagai ekstensi dari CBD dan ialah sentra dari berbagai acara komersial dan industrial.





Zona perumahan elit atas adalah lokasi dimana semua rumah-rumah besar yang dibangun secara profesional ada.





Umumnya, area ini memiliki boulevard yang ditutupi oleh kanopi pepohonan, lapangan golf, museum, restoran, taman, theater, dan kebun hewan. Perencanaan penggunaan lahan dan zonasi pada kawasan ini sangatlah ketat.





Zone of Maturity





Zona ini terletak di sekitar CBD dan mampu dianggap selaku lokasi inner city. Area ini memiliki perumahan dan bangunan yang dibangun dengan baik dan profesional.





Penghuni kawasan ini biasanya ialah masyarakatkelas menengah yang masuk sehabis penduduk kelas atas pindah ke tempat perumahan elit.





Area ini mempunyai fasilitas yang sangat baik jikalau dibandingkan dengan daerah lain, namun masih kalah dengan daerah perumahan elit.





Zone of In-Situ Accretion





Zona in situ accretion merupakan zona transisi yang menjembatani antara zone of maturity dan zona peripheral squatter settlements.





Perumahan pada kawasan ini biasanya memiliki kualitas menengah, mempunyai ukuran dan jenis yang bermacam-macam, serta kualitas material yang tidak terlalu baik.





Rumah-rumah pada area ini biasanya memiliki performa ‘selalu dibangun’ dan banyak rumah yang terlihat sedang direnovasi atau dibangun (Griffin dan Ford, 1980).





Persebaran infrastruktur seperti jalan raya dan jaringan listrik masih tidak merata dan cuma terdapat di beberapa daerah.





Zone of Peripheral Squatter Settlements





Zona ini terletak pada pinggiran kota-kota Amerika Latin dan merupakan kawasan dimana masyarakatyang termasuk kelompok bawah tinggal. Wilayah ini jarang sekali mempunyai infrastruktur dan rumah-rumah disini dibuat sendiri oleh penghuninya dengan peralatan dan materi material seadanya.





Umumnya pemukiman zona peripheral yang lebih renta mempunyai mutu bangunan dan fasilitas yang lebih baik alasannya adalah warga senantiasa memperbaiki bangunan dan membangun kemudahan-akomodasi baru.





Umur ialah penentu penting dalam pertumbuhan kota-kota di Amerika Selatan. Sebuah kota yang mempunyai perkembangan penduduk rendah akan mempunyai zone of maturity yang lebih besar dan memiliki bentuk kota yang lebih terencana.





Ukuran zona pada versi kota Amerika Latin merupakan fungsi dari pertumbuhan penduduk dan umur kota, dibandingkan dengan kapasitas ekonomi kota tersebut untuk menyerap penduduk gres dan membangun akomodasi publik baru.





Revisi Model Ford





Revisi Model Kota Amerika Latin
Revisi Model Kota Amerika Latin




Pada tahun 1996, Larry Ford mengemukakan beberapa revisi untuk versi kota Amerika Latin. Setelah mengamati kemajuan kota yang makin kompleks, Ford merasa bahwa modelnya yang diterbitkan pada tahun 1980 sudah tidak akurat lagi, oleh sebab itu dia melaksanakan beberapa revisi ialah:





  1. Pada tempat sentra kota dipisahkan antara zona CBD dan Pasar. Kota-kota sekarang telah mempunyai perkantoran, mall, dan hotel-hotel di tempat sentra kota selain pada zona CBD yang asli.
  2. Zona tulang punggung (spine) dan perumahan elit sekarang memiliki mall pada ujungnya untuk menawarkan barang dan jasa yang dibutuhkan penduduk kelas atas
  3. Banyak kota-kota di Amerika Latin yang sekarang mempunyai pusat industri yang berlokasi diluar area CBD
  4. Mall, edge cities, dan area industrial umumnya dihubungkan oleh periferico atau jalan raya cincin (ring-road) sehingga pekerja dan penduduk dapat berpergian antara pusat-pusat tersebut dengan mudah.
  5. Banyak kota Amerika Latin yang kini mempunyai perumahan kelas menengah yang berlokasi bersahabat dengan perumahan kelas atas/elit serta fasilitas periferico.
  6. Banyak kota Amerika Latin yang mengalami gentrifikasi untuk melindungi daerah historisnya. Fenomena ini biasanya terjadi di kawasan zone of maturity yang akrab dengan CBD dan sektor perumahan elit.




 



Model Kota Inggris Mann





Model Kota Inggris Mann
Ilustrasi Model Kota Inggris oleh Mann




Model kota Mann didasarkan pada kota Huddersfield, Nottingham, dan Sheffield, kota-kota berskala sedang di daerah Inggris utara.





Garis-garis sektoral dan konsentrik pada model ini mengingatkan kita pada Burgess dan Hoyt, namun Mann menambahkan arah angin selaku faktor penentu dari kemajuan kota.





Inggris mempunyai angin utama (prevailing winds) South-Westerly, sehingga asap dari pabrik akan cenderung bergerak ke arah timur bahari, menjauhi perumahan-perumahan kelas menengah keatas yang terletak di arah barat dan barat-daya, perumahan kelas atas ini biasanya memiliki mutu udara yang paling baik di daerah perkotaan ini.





Perumahan kelas menengah kebawah terletak erat dengan pabrik karena mereka perlu berada dekat dengan daerah kerjanya untuk menekan ongkos transportasi, disamping itu harga tanah yang relatif lebih hemat biaya juga membuat ongkos hidup disana tidak terlampau mahal.





Pada model ini, penduduk kelas menengah kebawah lebih banyak 3:1 daripada penduduk kelas menengah keatas, selain itu kepadatan penduduk pada perumahan zona C dan D juga lebih tinggi daripada area yang lebih kaya.





Kota ini dibagi menjadi sektor-sektor yang dipengaruhi oleh arah angin, polusi industri, dan kesanggupan mobilitas kelas menengah-keatas untuk meraih kawasan kerja walaupun daerah tinggal mereka lebih jauh.





Wilayah konsentrik yang ada pada model ini ialah representasi dari umur. Semakin tua umur bangunan, maka makin bersahabat dengan sentra kota bangunan tersebut.





Model ini berkerja dengan baik dikala diaplikasikan ke kota-kota berukuran sedang yang didominasi oleh mayoritas kaum pekerja (menengah kebawah). Namun sekarang, versi ini telah tidak valid, karena kemajuan pesat dari kaum menengah keatas, utamanya di daerah Inggris Selatan.





 



Model Kota Inggris Lawton





Model Kota Inggris Lawton
Ilustrasi Model Kota Inggris oleh Lawton




Model kota Lawton didasarkan pada kota Liverpool dan perkembangannya pada periode ke 19. Dalam sejarah panjangnya, Liverpool sudah mengalami periode makmur maupun masa krisis.





Pada mulanya Liverpool menjadi sejahtera sebagai kota-pelabuhan yang memasok koloni Inggris di Amerika Utara.





Barang-barang yang dibuat di kota-kota terdekatnya, terutama Manchester diperdagangkan di pelabuhan Liverpool.





Selain itu Liverpool juga mempunyai bisnis pengerjaan kapal, tekstil, persenjataan, serta pemurnian gula yang cukup maju.





Cincin konsentrik yang ada pada model ini merupakan hasil dari fase ekspansi dan stangansi ekonomi yang terjadi secara siklik.





Ketika ekonomi sedang baik, maka kota akan berkembang ke arah luar (ekspansi), dikala ekonomi sedang jelek maka kemajuan kota akan mengalami stagnansi (terhambat).





Siklus ini terjadi berulang-ulang sehingga menjadikan teladan cincin yang cukup terlihat.





Zona V ialah daerah pedesaan ataupun areal suburban yang terletak diluar batas kota, area-area ini biasanya memiliki keterkaitan yang sangat berpengaruh dengan kota yang ada didekatnya.





Ketika zona V sudah sangat dekat dengan kota, kota tersebut akan menyerap masuk daerahnya sehingga membuatnya menjadi suatu distrik dalam kota tersebut, mirip zona B.





 



Model Kota Eropa Hopkinson





Model Struktur Kota Eropa
Ilustrasi Model Kota Eropa




Model kota Hopkinson didasarkan pada kota-kota Inggris dan Eropa Barat. Model ini memadukan zona konsentrik dan sektoral.





Pabrik-pabrik yang paling permulaan diresmikan mengelilingi area kota renta yang sekarang telah menjadi sentra kota (city core), sedangkan industry yang lebih gres dibangun erat dengan jalur kereta api supaya angkutanlebih mudah.





Pengembangan kota pada zaman antar perang dunia/interwar (1920-1930an) dilaksanakan dari area CBD mengikuti jalan-jalan utama.





Perkembangan kota pada zaman sesudah perang/postwar (1946 an hingga sekarang) mengisi kawasan-kawasan kosong diantara zona interwar dan greenbelt.





Area CBD yang berada di sentra kota umumnya ialah daerah bersejarah yang pada zaman dulu terdapat benteng atau sarana pertahanan lainnya.





Pusat kota pada kota-kota Eropa lebih mempertahankan arsitektur bersejarahnya dibandingkan kota-kota di Amerika Utara, oleh alasannya adalah itu, kota-kota Eropa lazimnya dianggap lebih menarik.





Pembangunan ring-road (jalan cincin) yang bermaksud untuk meminimalkan kemacetan di sentra kota pada kota-kota Eropa juga berhasil menjaga pusat kota dari polusi berlebihan.





Namun pembangunan ini mempunyai imbas samping yakni memajukan kemacetan di tempat-kawasan suburban yang menjadi tempat entry dan exit dari ring-roads tersebut.





 



Referensi





Wikipedia. Multiple Nuclei Model.





Cronodon. Structure of British and European Cities.





ThoughtCo. Latin American City Structure.





Wikipedia. Concentric Zone Model.





Wikipedia. Bid Rent Theory.





Wikipedia. Sector Model.





Ford, Larry R. (July 1996). “A New and Improved Model of Latin American City Structure.” Geographical Review. Vol. 86, No.3 Latin American Geography





Griffin, Ernest and Larry Ford. (October 1980). “A Model of Latin American City Structure.” Geographical Review. Vol. 70, No. 4





Waugh, David (2014). Geography an Integrated Approach, Fourth Edition. Oxford University Press



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon