Minggu, 05 Juli 2020

Stalaktit Dan Stalagmit: Pengertian Dan Perbedaannya


Stalaktit dan stalagmit yaitu salah satu bentang alam yang mampu kalian temukan saat berkunjung ke goa. Tentu saja, kalian telah pernah masuk ke dalam gua bukan?





Jika belum, yuk baca artikel dibawah ini untuk mengenal lebih bersahabat kedua pernak-pernik gua yang sungguh terkenal ini!






Pengertian Stalaktit dan Stalagmit





Gua merupakan daerah wisata yang lain dari pada yang lain. Dengan mengunjungi daerah rekreasi unik tersebut pengunjung dapat melihat aneka macam macam pernak-pernik unik yang memanjakan mata.





Salah satu ornamen gua yang paling terkenal yaitu stalaktit dan juga stalagmit.





Namun, kebanyakan pengunjung yang datang kerap keliru dan belum paham perihal itu. Padahal antara kedua fenomena batuan yang melekat pada sebuah gua terang memiliki perbedaan.





Untuk itu Anda mesti mampu membedakannya agar tidak keliru. Sekarang, kita akan membahas pengertian dari stalaktit dan juga stalagmit.





Pengertian Stalaktit





Stalaktit




Stalaktit adalah batuan runcing yang ada di bagian atas ataupun langit-langit gua dan menghadap kebawah. Stalaktit sendiri berasal dari bahasa yunani Stalasso yang artinya menetes.





Stalaktit biasanya ditemukan pada gua kapur ataupun pada tempat-daerah karst. Hal ini terjadi karena batuan kapur merupakan salah satu batuan yang mudah larut oleh air dan asam karbonat.





Batuan tersebut akan di larutkan sehingga membentuk kalsium karbonat yang terlarut dalam air dan menetes kebawah sehingga membentuk stalaktit.





 



Pengertian Stalagmit





Stalagmit




Stalagmit yakni batuan runcing di gua yang terbentuk dari bawah ke atas secara vertikal. Batuan ini hanya dapat kalian peroleh di bagian bawah atau lantai-lantai gua.





Namanya berasal dari bahasa yunani stalagmias atau stalagmites yang artinya menetes dan jatuh.





Sama seperti stalaktit, stalagmit ini lazimnya didapatkan di kawasan gua kapur ataupun kawasan karst. Hal ini terjadi sebab stalagmit yakni kumpulan zat kapur di bab lantai gua yang ialah hasil dari tetesan air atap gua.





Oleh alasannya adalah itu, stalaktit dan stalagmit umumnya berada pada kawasan yang sama. Stalaktit ada di bab atas dan stalagmit ada di bab bawahnya.





 



Proses Pembentukan





Proses pembentukan stalaktit dan stalagmit




Setelah membicarakan apa itu stalaktit dan stalagmit, kita juga harus memahami bagaimana kedua batuan ini terbentuk. Proses pembentukan kedua batuan ini berlawanan-beda karena lokasinya pun berlawanan.





Proses Pembentukan Stalaktit





Stalaktit terbentuk dikala endapan kalsium karbonat dan mineral yang lain yang terkandung dalam air menguap sebelum menetes ke dasar goa. Secara lazim, berikut ini adalah proses pembentukan stalaktit





  • Kalsium karbonat dan mineral lainnya larut dalam air
  • Air menguap sebelum menetes ke dasar gua
  • Kalsium karbonat dan mineral yang lain terdeposisi di atap gua
  • Berulang selama ribuan tahun




Seperti yang kita ketahui, batuan kapur pada daerah karst mudah terlarutkan oleh air. Larutan ini kemudian akan mengandung kalsium karbonat dan mineral lainnya.





Proses ini mampu dilihat pada reaksi kimia dibawah ini





CaCO(s)3 + H2O(l) + CO(aq)2 → Ca(HCO3)(aq)2





Mineral tersebut lalu akan dibawa oleh cairan sampai akhirnya hendak menetes ke dasar gua.





Saat hendak menetes, air ini akan bereaksi dengan udara sehingga terjadi proses mendeposisikan kalsium karbonat. Hal ini mengakibatkan kalsium karbonat ini melekat di atap gua.





Reaksi ini dapat dilihat pada rumus kimiawi dibawah ini





Ca(HCO3)(aq)2 → CaCO(s)3 + H2O(l) + CO(aq)2





Proses ini diulang selama ribuan hingga jutaan tahun sampai risikonya penumpukan kalsium karbonat di atap gua ini menjadi batuan stalaktit yang kita kenal.





Umumnya, laju perkembangan stalaktit yakni sekitar 0,13 mm per tahun. Laju perkembangan ini dipengaruhi oleh kecepatan air mengalir, kandungan kalsium karbonat, serta karbondioksida di daerah tersebut.





Proses pembentukan yang lambat inilah yang menimbulkan stalaktit butuh ribuan sampai jutaan tahun untuk tumbuh.





 



Proses Pembentukan Stalagmit





Stalagmit sendiri terbentuk akhir tetesan air gua yang mengandung kalsium karbonat jatuh ke lantai-lantai gua.





Proses penetesan ini akan menjadikan kalsium karbonat tersebut menjadi mengendap dan perlahan-lahan menciptakan gundukan kalsium karbonat yang berkembang secara vertikal.





Oleh sebab itu, secara umum proses pembentukan stalaktit dan stalagmit ini relatif mirip. Yang membedakan hanya lokasinya apakah diatas atau dibawah gua.





Stalagmit sendiri memiliki bentuk yang beragam, ada yang lebar, tipis, pendek, dan tinggi. Semuanya tergantung oleh faktor-faktor pembentuk stalagmit.





Faktor pembentuk stalagmit antara lain yakni kecepatan tetesan air, ketinggian langit-langit gua, kondisi atmosfer gua, dan juga kandungan kalsium karbonat dalam air yang menetes.





Sama mirip stalaktit, stalagmit memerlukan waktu ribuan hingga jutaan tahun untuk tumbuh menjadi pilar-pilar besar yang kita identifikasi.





 



Perbedaan Antara Stalaktit dan Stalagmit





Perbedaan stalaktit dan stalagmit




Kekayaan alam Indonesia yang luar biasa memang pantas dipuji. Hal itu juga meliputi dari adanya stalaktit dan stalagmit yang sungguh indah dan dapat menjadi objek rekreasi.





Proses pembentukan kedua pernak-pernik ini yang terjadi secara alami tanpa campur tangan manusia menjadikannya terasa lebih istimewa.





Kedua jenis batuan ini pun menciptakan panorama pada gua menjadi kian eksotis dan menark untuk dikunjungi. Tidak heran, banyak yang menyebabkan gua sebagai tujuan wisata mereka.





Namun, beberapa orang beranggapan bahwa antara stalagmit dan stalaktit ialah satu kesatuan. Padahal keduanya merupakan fenomena yang berlainan.





Dalam proses pembentukan pun terang adanya suatu perbedaan yang nyata.





Agar kalian lebih paham perihal perbedaan kedua batuan ini, dibawah ini akan di munculkan perbedaan antara keduanya





  • Bentuk dan performa
  • Proses terbentuknya
  • Lokasi Terbentuknya




Dibawah ini, kita akan menjajal membicarakan lebih dalam tentang ketiga perbedaan yang sudah disebutkan.





Perbedaan Bentuk dan Tampilan





Perbedaan pertama dan yang cukup mudah untuk dilihat ialah bentuk dan tampilannya. Seperti yang kita pahami, stalaktit mempunyai bentuk yang runcing dan condong berlubang-lubang.





Sedangkan, stalagmit mempunyai bentuk yang tumpul dan berlapis-lapis. Batuan ini tidak memiliki lubang-lubang sebab terbentuk dari proses penumpukan zat kalsium karbonat di dasar gua.





 



Proses Terbentuknya yang Berbeda





Perbedaan lain dari kedua batuan ini yaitu proses terbentuknya yang berebeda. Stalaktit terbentuk karena air yang mengandung kalsium karbonat menguap atau bereaksi dengan kimia yang lain sebelum jatuh ke lantai gua.





Hal ini mengakibatkan terjadinya penumpukan kalsium karbonat pada langit-langit gua, sehingga terbentuk stalaktit.





Sedangkan, stalagmit terbentuk ketika air yang mengandung kalsium karbonat jatuh ke lantai gua. Ketika jatuh, maka air tersebut akan mendeposisi kalsium karbonat ke dasar gua.





Proses ini terjadi berulang-ulang sehingga lama kelamaan akan membentuk gundukan kalsium karbonat yang sekarang kita kenal selaku stalagmit.





 



Lokasi Terbentuknya yang Berbeda





Seperti yang sudah dijelaskan diatas, stalaktit dan stalagmit terbentuk di lokasi yang berbeda. Stalaktit yaitu perumpamaan untuk batuan speleotherm yang terbentuk di langit-langit gua.





Sedangkan, stalagmit yakni ungkapan untuk batuan yang terbentuk di bagian bawah atau lantai-lantai gua.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon