Saturday, September 26, 2020

Nilai Nilai Pancasila


Nilai-nilai Pancasila ialah pegangan dasar bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Segala keputusan, kebijakan, dan aktivitas yang dilaksanakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia harus berpedoman pada Pancasila. Fungsi Pancasila memang sekrusial itu sebab intinya beliau yaitu referensi dari segala aktivitas kita selaku bangsa dan negara.





Oleh karena itu, Pancasila memegang peranan yang penting selaku inti dan jiwa dari bangsa Indonesia. Jika Pancasila tidak ada, maka bangsa Indonesia akan kehilangan ruh dan pedomannnya.





Pancasila juga ialah ideologi yang terbuka, artinya, ia mampu beradaptasi dengan mudah di segala zaman. Adaptasi yang mudah ini disebabkan karena nilai-nilai yang terkandung di Pancasila sangatlah umum dan menggambarkan teladan kehidupan penduduk Indonesia. Oleh sebab itu, semestinya Pancasila tetap relevan sepanjang zaman.





Jika dilihat dari segi nilai dasarnya, Pancasila mengandung dua kalangan besar nilai adalah nilai subjektif dan nilai objektif. Selain itu, terdapat pula nilai-nilai yang terkandung di dalam lima sila Pancasila.






Nilai Objektif Pancasila





Nilai objektif artinya yakni nilai-nilai yang secara universal diterima dan berhubungan dengan keadaan social yang ada saat ini. Nilai-nilai objektif senantiasa mampu diterima di segala kawasan karena berlaku secara universal.





Pancasila mengandung nilai universal yang senantiasa berhubungan di segala tempat, seperti nilai kemanusiaan dan nilai keadilan sosial. Kedua nilai ini selalu revelan dimanapun kita berada. Tidak ada negara atau bangsa yang secara sadar mengakui bahwa beliau tidak menyukai keadilan atau kemanusiaan.





Hal ini terjadi sebab nilai-nilai diatas didasarkan pada hak asasi manusia yang universal. Hak asasi manusia yang universal dianggap sebagai hak melekat tiap manusia atau god given rights yang tidak mampu diusik-gugat.





 



Nilai Subjektif Pancasila





Berbeda dengan nilai objektif, nilai subjektif Pancasila meliputi nilai-nilai yang ada karena pencetusnya menyukai inspirasi tersebut. Nilai subjektif lazimnya tidak berlaku secara universal, tetapi sungguh tergantung wilayah dimana nilai tersebut berlaku. Contohnya yakni nilai kesopanan yang berlainan antara di negara Asia dengan negara Eropa.





Nilai yang ada pada Pancasila berasal dari kristalisasi falsafah kehidupan bangsa Indonesia yang sudah diobservasi dan dimusyawarahkan oleh para pendiri bangsa kita.





Nilai seperti ketuhanan diangkat kedalam Pancasila sebab memang sejak dulu era, penduduk Indonesia sangat religius dan menempatkan agama didalam kehidupannya sehari-hari.





Selain itu, nilai mirip permusyawaratan juga mewakili bangsa Indonesia yang bahagia berdiskusi dan senantiasa ingin menghasilkan keputusan yang menguntungkan semua pihak. Hal ini tidak mampu dijalankan dengan cara voting. Oleh karena itu, keputusan tingkat tinggi yang krusial idealnya dikerjakan dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat.





 



Nilai-Nilai Pancasila





Berikut ini adalah nilai-nilai Pancasila yang melekat pada tiap silanya. Selain berasal dari suara silanya, nilai yang ada juga dapat kita maknai dari simbol kelima sila yang ada di Pancasila.





Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa





Aspek religius merupakan nilai yang melekat dan memegang peranan penting bagi bangsa Indonesia
Aspek religius ialah nilai yang melekat dan memegang peranan penting bagi bangsa Indonesia




Sila pertama mempunyai nilai religius dimana bangsa Indonesia diperlukan percaya kepada rancangan ke-Tuhan-an Yang Maha Esa, dimana disitu terdapat Tuhan yang maha esa. Selain itu, sila pertama ini juga memiliki nilai ketaqwaan dimana bangsa Indonesia sudah selayaknya bertaqwa terhadap dewa serta keyakinan/agama yang dianutnya.





Seseorang dapat dikatakan sudah menjunjung tinggi nilai ketuhanan bila dia bertaqwa terhadap dewa yang maha esa sesuai dengan agama atau iman yang dianutnya. Selain itu, kita juga harus menghormati orang-orang yang memiliki agama dan akidah yang berlainan. Kita dihentikan memaksa mereka untuk mengikuti kepercayaan kita.





Dalam melaksanakan sila yang pertama, kita mesti menyadari bahwa agama dan iktikad yakni suatu hal personal antara insan dengan tuhan-nya. Oleh karena itu, aspek yang paling penting adalah bagaimana kita mampu bertoleransi dalam bertuhan dan beragama.





 



Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab





Setiap manusia memiliki hak asasi yang melekat pada dirinya dan tidak dapat diganggu gugat
Setiap insan memiliki hak asasi yang melekat pada dirinya dan tidak dapat diusik gugat




Sila kedua dengan bahasa kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai kemanusiaan dan keadilan bagi manusia. Pada dasarnya, sila ini membahas perihal hak asasi yang dimiliki oleh setiap insan di dunia, tidak hanya orang Indonesia saja.





Seseorang dapat dikatakan memegang teguh nilai kemanusiaan jika setiap tindakan dan keputusan yang diambil mempertahankan martabat orang lain, tanpa merendahkan ataupun merugikan mereka. Selain itu, perilaku adil juga menjadi salah satu tolok ukur dari penerapan nilai ini dalam kehidupan sehari-hari.





Orang yang berpegang teguh pada nilai kemanusiaan akan senantiasa menghormati orang lain, adil dalam berfikir dan bertindak, menghargai orang lain, serta mempunyai adat yang bagus dalam memandang dan memperlakukan orang lain.





 



Sila Ketiga: Persatuan Indonesia





Jiwa nasionalisme dan bela negara merupakan hal yang penting dalam mewujudkan persatuan Indonesia
Jiwa nasionalisme dan bela negara ialah hal yang penting dalam mewujudkan persatuan Indonesia




Sila ketiga ini mengandung nilai persatuan seluruh bangsa Indonesia. Sila ini mempunyai makna bahwa bangsa Indonesia, dimanapun beliau berada, memiliki keharusan untuk terus menjaga persatuan bangsa Indonesia. Jangan sampai ada langkah-langkah yang bagus sengaja maupun tidak sengaja dilaksanakan untuk memecah belah bangsa.





Secara tidak eksklusif, sila ketiga ini juga mempunyai nilai multikulturalisme dan nilai toleransi. Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan negara dengan aneka macam macam suku dan budaya yang berlainan-beda. Oleh alasannya adalah itu, untuk mencapai persatuan, kita harus mampu menerima perbedaan tersebut dan membuatnya kekuaan. Persis mirip semboyan kita, Bhinneka Tunggal Ika.





Seseorang mampu dibilang sukses dalam mengaplikasikan nilai persatuan Indonesia jikalau ia mau menghormati perbedaa, cinta tanah air, mempunyai jiwa bela negara, rela berkorban demi bangsa, serta mau mengesampingkan impian pribadinya demi kepentingan Bersama.





 



Sila Keempat: kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat akal dalam permusyawaratan perwakilan





Dalam bermusyawarah, kita harus senantiasa mementingkan kepentingan bersama dan hasil yang saling menguntungkan
Dalam bermusyawarah, kita mesti senantiasa mementingkan kepentingan bersama dan hasil yang saling menguntungkan




Sila keempat ini mengandung nilai permusyawaratan dan demokrasi dalam menentukan segala keputusan. Seperti yang telah kita pahami, bangsa Indonesia sangat menggemari berdiskusi kalau terdapat suatu pertengkaran, supaya dapat ditemukan penyelesaian yang menguntungkan bagi semua pihak.





Nilai sila ini menawarkan bahwa negara Indonesia diselenggarakan berdasarkan demokrasi. Semua keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak disetujui lewat musyawarah mufakat yang melibatkan tokoh-tokoh yang telah kita pilih untuk mewakili kita. Dengan adanya system mirip ini, diharapkan segala keputusan yang diambil menguntungkan bagi semua pihak.





Seseorang dapat dikatakan memegang teguh nilai permusyawaratan dikala dia selalu bermusyawarah dengan semua pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan, anti-kekerasan, memprioritaskan kepentingan bersama diatas kepentingan kelompok atau langsung, serta ma menghargai perbedaan usulan.





 



Sila Kelima: keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia





Masih banyak saudara kita yang belum mendapatkan keadilan sosial di negara Indonesia
Masih banyak kerabat kita yang belum menerima keadilan sosial di negara Indonesia




Sila kelima ini mengandung nilai keadilan sosial yang artinya, seluruh rakyat Indonesia berhak menerima keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan sosial ini tidak terbatas pada faktor sosial, tetapi meliputi pula faktor ekonomi, politik, dan faktor budaya.





Seseorang dapat dibilang memegang teguh nilai keadilan jikalau dia mau menuntaskan kewajibannya sebagai warga negara sembari menuntut hak nya serta mau dan mampu untuk bersikap adil terhadap diri sendiri dan orang lain.





Selain itu orang yang menganut nilai keadilan sosial juga mesti mau untuk menghargai kinerja orang lain, rela bekerja keras, mau untuk berhemat dan tidak berfoya-foya, memprioritaskan pemerataan kemakmuran di penduduk , dan tidak melaksanakan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan jurang ketidaksetaraan.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)