Thursday, June 4, 2020

Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum 1908


Sebelum tahun 1908, bangsa Indonesia yang dijajah oleh Belanda belum mempunyai kesadaran untuk bersatu dalam perjuangannya melawan kekejaman penjajah Belanda.





Oleh alasannya itu, sungguh mudah bagi bangsa Belanda untuk menjajah Indonesia dengan memakai teknik devide et impera, atau teknik memecah belah.





Hal ini semakin gampang karena Indonesia ialah kawasan yang dikuasai oleh ratusan kerajaan kecil berbeda.





Kerajaan-kerajaan ini tidak bersatu dan bahkan saling menyerang satu dengan yang yang lain. Belanda pun memanfaatkan hal ini untuk menguasai satu per satu kerajaan tersebut, baik secara militer maupun secara politis.





Perjuangan yang masih bersifat lokal dan kedaerahan ini menjadikan perlawanan-perlawanan yang terbentuk menjadi tidak efektif.





Terlebih lagi, Belanda dan VoC mempunyai kemampuan militer serta ekonomi yang lebih tinggi, sehingga perlahan-lahan, usaha para pahlawan kemerdekaan sukses ditumpas.






Sejarah Penjajahan Belanda di Indonesia





Sejarah penjajahan belanda di Indonesia




Sebelum membahas banyak mengenai penjajahan Belanda di Indonesia dan keadaan bangsa sebelum tahun 1908, kita mesti mengetahui apalagi dahulu mengapa bangsa Eropa, utamanya Belanda ingin menguasai Indonesia.





Seperti yang sudah kita ketahui, pada periode 15 dan 16, bangsa Eropa berlomba lomba untuk memperluas tempat kekuasaannya.





Mereka bergerak dengan motto Gold, Glory, Gospel yakni untuk menerima keuntungan, menerima kejayaan, serta berbagi pedoman agama katolik.





Tetapi, tujuan terutama yaitu gold yakni untuk menerima emas dari jual beli rempah yang sangat mentunguntungkan.





Hal ini terjadi sebab jalur jual beli rempah timur dikuasai oleh kesultanan Ottomans yang sukses menguasai konstantinopel dan pelabuhan-pelabuhan jualan di Alexandria.





Oleh alasannya adalah itu, bangsa barat harus mendapatkan jalur alternatif untuk mendapatkan rempah-rempah.





Akhirnya, mereka hingga di Indonesia, sebuah negara yang mempunyai aneka macam rempah serta posisi yang strategis. Alasan ini pula lah yang nantinya akan menciptakan Indonesia dijajah oleh banyak negara.





Sesaat sehabis sampai di Indonesia, pihak Belanda mendirikan VoC, suatu perusahaan yang bertujuan untuk berdagang di Indonesia.





 



Kondisi Bangsa Indonesia Sebelum Tahun 1908





kondisi bangsa Indonesia sebelum tahun 1908




Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, bangsa Belanda datang ke Indonesia untuk berdagang rempah-rempah yang memiliki harga jual tinggi di benua Eropa.





Namun, seiring dengan berjalannya waktu, jual beli ini berkembang menjadi monopoli dan juga imperialisme.





Perlahan-lahan, VoC menguasai metode politik di Indonesia, menguasai kerajaan-kerajaan yang ada, serta menghalau pedagang-penjuallain yang berusaha berdagang dengan pribumi.





VoC yang mulanya cuma berbentukperusahaan dengan mudah mengalahkan kerajaan-kerajaan di Indonesia dengan menggunakan politik adu domba.





Kerajaan Indonesia yang jumlahnya sungguh banyak dimanipulasi untuk bertempur satu dengan yang yang lain. Setelah itu, VoC dan Belanda akan mensuplai senjata terhadap salah satu segi,





Seiring dengan bertambahnya kekuasaan VoC, mereka Juga kian mengeksploitasi masyarakat Indonesia dengan kebijakan tanam paksa sehingga rakyat pribumi harus menanam tumbuhan ekspor atau cash crops.





Karena lahannya digunakan untuk menanam flora ekspor mirip gula dan kopi, masyarakat pribumi tidak bisa menanam padi dan perlahan-lahan kelaparan.





Pihak Belanda yang memonopoli juga memaksa untuk berbelanja produk-produk tersebut dengan harga yang sungguh murah, sehingga kesejahteraan penduduk tidak meningkat.





Selain itu, pihak Belanda juga membentuk kebijakan pelayaran Hongi di Indonesia Timur untuk mengendalikan harga dan laju produksi rempah rempah.





Disini, lahan-lahan produksi rempah yang tidak menjual kepada Belanda dihancurkan. Kapal-kapal abnormal selain kapal Belanda juga ditangkap.





Hal ini membuat perdagangan rempah di Indonesia dimonopoli oleh pihak Belanda yang membeli dengan harga murah dan memasarkan dengan harga mahal.





Kebijakan ini juga menetralisir kompetisi apapun dari penjualInggris dan Portugis yang menjajal berjualan di Ternate dan Tidore.





Untuk membangun infrastruktur pendukung perdagangan dan pertahanan daerah Hindia Belanda, Belanda juga membangun jalan raya Anyer-Panarukan menggunakan kerja rodi atau kerja paksa.





Masyarakat dipaksa kerja dengan beban yang sangat tinggi tanpa diberi imbalan yang manusiawi. Hal ini menelan berbagai korban, baik yang meninggal sebab kelaparan, terlampau banyak kerja, atau disiksa selaku acuan dan motivasi bagi pekerja lain.





Eksploitasi secara besar-besaran ini membuat penduduk pribumi di Indonesia menjadi sungguh sengsara.





Oleh alasannya adalah itu, mampu ditarik kesimpulan bahwa sebelum tahun 1908, kondisi bangsa Indonesia sungguh menderita dibawah kekejaman penjajahan bangsa Eropa yang mengeruk kekayaan alam Indonesia.





Perjuangan Pejuang Indonesia





Perjuangan pejuang Indonesia sebelum tahun 1908




Melihat kondisi penduduk yang menjadi kian sengsara berkat para penjajah ini, banyak tokoh-tokoh yang menginginkan Indonesia merdeka dari kekuasaan Belanda.





Kebanyakan, perjuangan-usaha ini dipimpin oleh kaum Bangsawan ataupun golongan Ulama.





Berikut ini yakni beberapa pejuang dari kaum Bangsawan dan Ulama yang berjuang melawan penjajahan Belanda





  • Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan
  • Sultan Ageng Tirtayasa di Banten
  • Tuanku Imam Bonjol di Sumatera Barat
  • Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah




Namun, perjuangan-usaha sebelum tahun 1908 tersebut masih bersifat kedaerahan dan juga terdesentralisasi, para satria belum berhasil mengalahkan Belanda.





Hal ini disebabkan oleh belum terbangunnya kesadaran nasional untuk merdeka gotong royong selaku sebuah bangsa.





Pihak Belanda dengan persenjataan terbaru dan juga organisasi militer yang terbaru bisa menumpas satu per satu perjuangan para hero kemerdekaan ini.





Meskipun begitu, para jagoan sukses membuat Belanda kerepotan dengan seni manajemen perang Gerilya nya.





Upaya-upaya untuk menumpas gerilyawan ini menghabiskan aneka macam uang negara Belanda. Terlebih lagi, Belanda baru saja diserang oleh Prancis dalam perang Napoleonik dan nantinya akan menghadapi perang dunia pertama.





Alih-alih melarat, Belanda justru kian membebankan ke pribumi dengan memperluas tanam paksa dan monopoli perdagangannya.





 



Politik Etis





Penerapan politik etis di Indonesia




Seiring dengan berjalannya waktu, banyak politisi di dalam kerajaan Belanda yang merasa bahwa perlakuan Belanda di daerah kekuasaannya tidak adil.





Akhirnya, dibentuklah sebuah paket kebijakan yang berupaya untuk membalas akal para rakyat pribumi yang sudah memperkaya negara Belanda.





Kebijakan ini adalah politik Etis yang diinisiasi oleh beberapa politikus Belanda, baik yang berada di Hindia Belanda maupun di Eropa.





Tujuan utama dari kebijakan politik etis adalah untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia, mengembangkan taraf hidupnya, serta membangun fasilitas dan prasarana dasar yang diperlukan.





Secara lazim, politik etis ini terbagi menjadi 3 acara adalah





  • Edukasi
  • Transmigrasi
  • Irigasi




Jika dilihat secara sekilas, ketiga acara tersebut sangat berguna bagi penduduk Indonesia.





Namun, dalam keberjalanannya, terdapat banyak penyelewengan yang balasannya justru membuat penduduk Indonesia tidak diuntungkan dan malah menguntungkan pihak Belanda.





Contoh dari penyimpangan yang terjadi ialah pembangunan Irigasi cuma untuk perkebunan yang dimiliki oleh Belanda atau usahawan luar negri.





Contoh yang lain yakni pembangunan fasilitas pendidikan cuma untuk menyanggupi keperluan birokrat dan insinyur pemerintah Belanda dan pemerintahan Hindia-Belanda.





Meskipun begitu, kebijakan-kebijakan ini memiliki imbas faktual yang sungguh fundamental, yaitu membentuk suatu penduduk yang lebih terdidik.





Dengan adanya masyarakat terdirik ini, Indonesia perlahan-lahan mampu membentuk usaha secara nasional dan kesadaran nasional untuk menunjang kemerdekaan.





Nantinya, tokoh-tokoh kebangkitan nasional akan timbul dari kalangan terdidik ini.





 



Awal Mula Kebangkitan Nasional





Seperti yang telah diterangkan diatas, seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia, maka muncul golongan-kelompok terdidik.





Golongan-golongan terdidik inilah yang nantinya akan membentuk gerakan-gerakan serta organisasi perjuangan secara nasional.





Salah satu yang cukup terkenal yakni Budi Utomo yang diresmikan pada tahun 1908 selaku salah satu organisasi pergerakan kemerdekaan Indonesia yang tidak kedaerahan.





Selain Budi Utomo, terdapat beberapa organisasi lain seperti Syarikat Islam yang juga memperjuangkan kemerdekaan dan kemakmuran masyarakat.





Seiring dengan berjalannya waktu, organisasi-organisasi ini serta kelompok perjaka Indonesia lah yang kelak akan menolong memerdekakan Indonesia dari imperialisme negara abnormal.



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon