Sunday, October 25, 2020

Sistem Proyeksi Pada Peta


Proyeksi peta adalah usaha yang dilakukan oleh para mahir untuk menggambarkan permukaan bumi yang berbentuk ellipsoid ke dalam permukaan yang rata. Pada proyeksi peta terdapat distorsi alasannya adalah sejauh ini, belum ada sistem yang mampu dengan sempurna memindahkan bentukan tampang bumi tersebut.





Meskipun selalu ada distorsi, telah ada tata cara-sistem yang memungkinkan pembuat peta untuk menentukan faktor apa yang dipertahankan.






Aspek Pengukuran Peta





Terdapat 6 aspek utama yang diukur ketika menciptakan peta, kelima aspek ini yakni





  • Luas
  • Bentuk
  • Arah
  • Jarak
  • Bearing




Perbedaan antara arah dan bearing terletak pada patokannya, arah bersifat matematis dan berpatok pada sumbu kartesius (x,y,z), sedangkan bearing berpatokan pada utara kompas.





Proyeksi peta dapat dibentuk untuk mempertahankan salah satu faktor ini dari distorsi, meskipun tidak secara sempurna. Setiap proyeksi niscaya menjaga, mengira-ngira, dan juga mendistorsi faktor-faktor pengukuran peta diatas, meskipun dalam cara yang berlawanan-beda.





Proyeksi yang dipakai untuk sebuah peta sangat bergantung pada tujuan dibuatnya peta tersebut, oleh alasannya itu, terdapat berbagai metode proyeksi.





 



Distorsi





Indeks Distorsi Tissot




Dalam menciptakan proyeksi, akan senantiasa ada distorsi. Indikator yang paling sering dipakai untuk memperlihatkan seberapa terdistorsi sebuah peta adalah Tissot’s indicatrix. Indikator ini memberikan seberapa terdistorsi lokasi tersebut dalam suatu proyeksi jika dibandingkan dengan kondisi faktual. Semakin besar bundar merah yang ada, maka makin besar pula distorsi yang terjadi.





Tissot menggunakan faktor skala sepanjang garis kathulistiwa, aspek skala sepanjang garis parallel, dan derajat diantara keduanya untuk memilih distorsi yang terjadi. Peta disamping merupakan ilustrasi Tissot’s indicatrix untuk peta dengan proyeksi Mercator.





Distorsi dalam proyeksi biasanya terjadi saat bidang bumi tidak menjamah bidang proyeksi. Hal ini mengakibatkan gambaran bumi pada bidang proyeksi mengalami pelebaran atau penyusutan.





Untuk menghemat distorsi, sebaiknya bidang bumi selalu menjamah bidang proyeksi. Kondisi ini dapat dicapai kalau peta mempunyai skala yang besar. Oleh sebab itu, peta dengan skala besar memiliki distorsi yang lebih rendah dibandingkan peta dengan skala kecil.





Distorsi sering terjadi dikala sedang mengolah peta digital dalam software metode gosip geografis mirip ArcGIS. Hal ini terjadi karena terdapat overlay yang banyak antar layer dengan proyeksi yang kerap berlawanan-beda. Oleh alasannya adalah itu, ahli GIS/SIG mesti berhati-hati dalam mengolah data peta.





Proses Pembuatan Proyeksi Peta





Dalam menciptakan sistem proyeksi, biasanya terdapat dua tahapan permulaan, adalah





  1. Seleksi model bentuk bumi yang akan digunakan selaku contoh (Bola atau ellipsoid). Karena bentuk bumi tidak beraturan, langkah awal ini menjadi sumber distorsi pertama dalam proyeksi peta. Generalisasi ini menimbulkan hilangnya berita.
  2. Transformasi koordinat geografis (lintang dan bujur) kedalam koordinat kartesian (x,y) atau polar.




Setelah melakukan kedua tahap tersebut, barulah rancangan proyeksi dapat dibentuk.





Memilih Permukaan Proyeksi





Developable surface yakni permukaan yang mampu diubah menjadi datar tanpa pelebaran, pengecilan, atau terjadi robek. Terdapat 3 jenis permukaan proyeksi yang memenuhi developable surface dan dapat digunakan yaitu silinder, konik, dan permukaan datar. Bola dan ellipsoid bukan merupakan developable surface. Oleh alasannya itu, jikalau obyek berupa bola atau ellipsoid diproyeksikan ke bidang datar, akan terjadi distorsi.





Salah satu cara untuk mengakali hal ini yaitu dengan memproyeksikan permukaan bumi kedalam salah satu dari tiga bidang proyeksi yang ada, kemudian didatarkan. Langkah proyeksi pertama akan menjadikan distorsi, namun pendataran yang dikerjakan tidak akan menciptakan distorsi lagi.





 



Aspek Proyeksi





Jika bidang proyeksi telah dipilih, maka langkah selanjutnya yakni memilih aspek proyeksi. Aspek yakni istilah yang menerangkan posisi bidang proyeksi relatif terhadap bumi. Normal mempunyai arti sumbu proyeksi sama dengan sumbu bumi, transversal memiliki arti sumbunya tegak lurus dengan sumbu bumi, selain kedua ini dinamakan oblique.





 



Tangent atau Secant





Pembuat peta dapat memilih untuk memakai garis yang bersifat tangent atau secant kepada permukaan ellipsoid. Tangent memiliki arti bidang proyeksi menyentuh namun tidak memotong permukaan bumi, sedangkan secant memotong permukaan bumi.





 



Skala





Hanya bola dunia yang dapat merepresentasikan bentuk tampang bumi dengan skala konstan pada semua titik. Sebuah peta cuma mampu merepresentasikan skala secara akurat pada satu kawasan/garis tertentu. Oleh karena itu, terdapat beberapa opsi skala bagi peta





  • Skala bergantung pada lokasi, namun tidak pada arah. Metode ini mirip dengan tata cara preservasi sudut pada peta berjenis konformal
  • Skala konstan pada satu parallel. Sifat ini lazimnya berlaku bagi peta yang diproyeksikan dengan silinder atau pseudosilinder.
  • Gabungan antara kedua opsi diatas. Skala bergantung pada latitude, buka longitude dan sudut. Sifat ini berlaku pada peta berjenis proyeksi Mercator.
  • Skala konstan pada garis-garis yang berasal dari satu titik tertentu. Sifat ini biasanya berlaku bagi peta dengan proyeksi equidistant seperti azimuthal equidistant projection.




 



Seleksi Model Bentuk Bumi





Pembuat proyeksi peta juga mesti menentukan antara menggunakan versi bola atau ellipsoid. Model bola memiliki keunggulan pada pengerjaan peta skala kecil mirip peta dunia dan globe.





Pada skala ini, distorsi yang lebih tinggi dari versi bola tidak terlampau besar lengan berkuasa kepada akurasi peta yang memang sudah tidak terlalu akurat. Selain itu, model bola juga lebih mudah diaplikasikan dibandingkan dengan model ellipsoid yang lebih kompleks.





Model ellipsoid memiliki keunggulan pada pembuatan peta skala besar dan menengah atau peta topografi. Peta-peta ini memerlukan akurasi yang tinggi sehingga dilarang menggunakan versi bola. Selain itu, peta topografi juga mempunyai garis kontur yang mesti dimodelkan dengan akurat supaya berfaedah bagi pembaca peta.





Model lain yang dapat dipakai untuk memproyeksikan peta yaitu model geoid. Geoid ialah model kompleks yang berupaya mengikuti kontur permukaan bumi. Umumnya peta tidak memakai geoid alasannya terlalu kompleks dan akurasi tambahan yang diberikan tidak bermakna kecuali untuk peta dengan skala yang sungguh besar.





 



Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Permukaan Proyeksi





Conical





Proyeksi Peta Konikal
Ilustrasi Proyeksi Konikal (USGS)




Sistem proyeksi konikal yakni metode proyeksi yang mana garis meridian dipetakan pada garis-garis yang keluar dari titik sentra proyeksi. 





Sistem proyeksi ini berkerja dengan cara memproyeksikan Bumi kedalam sebuah kerucut. Semakin jauh dari titik tengah proyeksi, distorsi yang ada akan makin tinggi. Sistem proyeksi konikal lazimnya digunakan untuk menggambarkan kawasan lintang tinggi.





 



Azimuthal





Proyeksi Peta Azimuthal
Ilustrasi Proyeksi Azimuthal Gnomonic (USGS)




Sistem proyeksi azimuthal atau planar adalah tata cara proyeksi yang menjaga akurasi arah dari titik tengah, hal ini menimbulkan terjadinya great circles yang direpresentasikan oleh garis-garis lurus.





Sistem proyeksi ini berkerja dengan cara memproyeksikan Bumi kedalam sebuah permukaan datar. Sistem proyeksi azimuthal umumnya dipakai untuk menggambarkan lintang kutub atau daerah yang cakupannya kecil.





 



Cylindrical





Proyeksi Peta Silindris
Ilustrasi Proyeksi Silindris (USGS)




Sistem proyeksi silindris yaitu proyeksi yang mana garis meridian dipetakan pada garis vertikal dan garis latitude dipetakan pada garis horizontal. Sistem proyeksi ini berkerja dengan cara memproyeksikan Bumi kedalam sebuah tabung. Peta Mercator yang sering dilihat merupakan contoh dari proyeksi silindris ini.





Proyeksi silindris seperti yang mampu dilihat pada gambar diatas mempunyai kekurangan, yaitu pelebaran pada bagian utara dan selatan. Semakin jauh dari titik ekuator, semakin besar distorsi peta yang terjadi, hal ini terjadi alasannya adalah bidang bumi tidak menyentuh langsung bidang proyeksi.





 



Jenis Proyeksi Peta Berdasarkan Aspek Pengukuran





Conformal





Proyeksi Azimuthal Stereografik
Ilustrasi Proyeksi Azimuthal Stereografik (USGS)




Proyeksi peta conformal menjaga sudut-sudut peta supaya tetap akurat terhadap keadaan positif. Proyeksi ini memetakan bundar-lingkaran di bumi yang mau tetap menjadi bundar di peta, tidak berkembang menjadi elips. Contoh proyeksi conformal adalah proyeksi stereografik, Lambert conformal conic, dan roussilhe oblique.





 



Equal – Area





Proyeksi Equal Area
Ilustrasi Peta Mollweide Equal Area




Proyeksi equal area menjaga luas wilayah sehingga di peta tidak terjadi distorsi, namun biasanya hal ini menimbulkan distorsi besar di bentuk. Contoh proyeksi equal area yaitu Mollweide, Albers conic, dan Lambert azimuthal equal area.





 



Equidistant





Proyeksi Equidistant
Ilustrasi Peta Equidistant Region Eurasia




Proyeksi equidistant ialah proyeksi yang mempertahankan jarak dari sebuah titik atau garis pola. Contoh proyeksi equidistant yaitu equirectangular, azimuthal equidistant, Werner, dan Soldner.





 



Gnomonic





Proyeksi Azimuthal Gnomonic
Ilustrasi Proyeksi Azimuthal Gnomonic




Proyeksi gnomonic yakni proyeksi peta yang tertua di dunia. Proyeksi ini pertama kali dipakai oleh Thales pada era ke 6 sebelum masehi. Proyeksi gnomonic mengubah garis-garis lengkung great circle menjadi garis lurus.





 



Retroazimuthal





Peta Kiblat Craig
Peta Retroazimuthal Craig yang Berfokus pada Mekah




Retroazimuthal yaitu proyeksi yang menggambarkan arah menuju suatu titik dari titik lain. Contoh dari proyeksi retroazimuthal yaitu  Litrow, Hammer, dan Craig.





Peta yang diciptakan oleh Craig ini memiliki signifikansi khusus alasannya adalah sangat berguna bagi muslim untuk memilih arah shalat. Peta retroazimuthal yang dibuatnya memiliki titik tengah di Mekah, Saudi Arabia, sehingga digunakan selaku teladan kiblat.





 



Hybrid/Kompromi





Proyeksi Robinson
Ilustrasi Proyeksi Robinson




Proyeksi peta ini berusaha berkompromi dengan cara menghemat distorsi semua faktor secara serempak. Tidak ada aspek yang sangat akurat, namun tidak ada aspek yang sungguh terdistorsi pula.





Proyeksi ini berguna untuk menawarkan pengguna citra kasar dari rupa bumi suatu kawasan. Proyeksi peta ini umumnya digunakan untuk peta dunia atau peta dengan skala kecil yang lain. Contoh proyeksi hybrid/kompromi ialah Winkel tripel yang digunakan oleh National Geographic, Robinson, Dymaxion, Wagner VI, dan Miller Cylindrical.





Proyeksi ini memiliki kegunaan untuk memberikan pengguna citra bergairah dari rupa bumi suatu daerah. Proyeksi peta ini lazimnya digunakan untuk peta dunia atau peta dengan skala kecil lainnya. Contoh proyeksi hybrid/kompromi yaitu Winkel tripel yang digunakan oleh National Geographic, Robinson, Dymaxion, Wagner VI, dan Miller Cylindrical.





 



Referensi





Map projection



Sumber ty.com


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)